TANJUNGPINANG TERKINI

KISAH Kakek Berusia 70 Tahun di Tanjungpinang, Sekolahkan Anak dengan Jualan Putu Bambu

Darmin, seorang kakek berusia 70 tahun di Tanjungpinang tetap semangat mengais rezeki dengan berjualan putu bambu meskipun sudah berusia senja.

Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUNBATAM.id/ALFANDI SIMAMORA
Damin pedagang putu bambu di di Jalan Raja Haji Fisabililah Batu 5 Atas Kota Tanjungpinang depan Klinik Bintan Filia. 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Jajanan kue putu bambu mungkin mulai sulit ditemukan di sejumlah daerah.

Kue tradisional ini biasanya dijual secara berkeliling dengan pikulan atau sepeda. 

Namun, untuk di Kota Tanjungpinang dari pantauan TRIBUNBATAM.id pedagang jajanan putu bambu masih ada yang berjualan.

Salah satunya yang terlihat di Jalan Raja Haji Fisabililah Batu 5 Atas Kota Tanjungpinang depan Klinik Bintan Filia.

Pedagang itu adalah Pak Damin, pria berusia 70 tahun asal Jawa Tengah yang kini sudah menetap di Kota Tanjungpinang.

Meski sudah lanjut usia, Damin tampak  ku

Baca juga: DATANG ke Batam Ngemis Berkedok Galang Dana Fiktif, 4 Warga Riau Nangis Minta Pulang

at mendayung sepeda miliknya untuk berjualan putu bambu, dan mangkal di depan Jalan Raja Haji Fisabililah Batu 5 Atas Kota Tanjungpinang.

Saat berjualan, kakek yang sudah memiliki enam orang cucu ini juga tampak lihai menyediakan pesanan pelanggannya.

"Pesan berapa mas," ucapnya bertanya kepada pelanggan, sembari meracik adonan ke dalam cetakan bambu miliknya.

Saat berbicang-bincang, Damin bercerita bahwa sudah puluhan tahun berjualan putu bambu.

Dari berjualan putuh bambu, dirinya mampu membiayai dan menyekolahkan anaknya hingga sukses.

"Sekarang ke enam anak saya sudah bekerja, dan sudah menikah semua. Saat ini saya tinggal sama istri saya, tidak jauh darisini," ucapnya sembari tersenyum.

Dengan suara khas seperti suara seruling  dari kukusan, seolah menjadi magnet untuk memanggil pembeli. Pembeli pun silih berganti datang menghampirinya.

Diselah-selah kesibukannya melayani pembeli, Damin bercerita bahwa dulunya dirinya berjualan pikulan berkeliling di Kota Tanjungpinang.

Setelah itu, mulai beralih menggunakan sepeda hingga saat ini.

"Dulunya saya berkeliling jualan sambil memikul. Tapi sekarang sudah menggunakan sepeda. Dengan usia yang tidak muda ini juga, saya memutuskan untuk mangkal di sini," ucapnya.

Damin juga menjelaskan, bahwa saat ini dirinya berjualan dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB malam.

"Kalau untuk rezeki, alhamdulillah ada saja, mangkal di sini. Meski tidak setiap hari laku, tapi lumayanlah untuk memenuhi kebutuhan saya dan istri sehari-hari," jelasnya.

Bagi yang belum pernah mencobanya, kue putu bambu ini merupakan jajanan jadul yang ternyata sampai saat ini pun masih eksis. 

Kue ini terbuat dari adonan tepung beras, dengan warna hijau yang khas dan dicampur air garam.

Di dalamnya ada isian berupa gula merah.

Sedangkan cara penyajiannya, diberi taburan parutan kelapa di atasnya yang sudah dikukus.

Makanan kukusan ini dinamakan putu bambu, karena cetakannya yang menggunakan bambu.

Adonan yang sudah dimasukkan bambu lalu dikukus dengan posisi berdiri. 

Tempat pengukusan juga cukup unik, yang terbuat dari alumunium berlubang yang diletakkan di atas dandang atau tempat merebus air. Uap air mendidih akan keluar melalui lubang.

Adonan pada bambu biasanya akan diletakkan dengan posisi berdiri tepat di atas lubang, sehingga bisa matang sempurna.

Soal rasa, putu bambu memiliki rasa yang lezat.

Gurihnya adonan tepung beras berpadu sempurna dengan manisnya gula merah sebagai isiannya.

Kue putu bambu ini amat nikmat disantap selagi hangat. Putu bambu ini merupakan makanan khas dari daerah Jawa. (TRIBUNBATAM.id/Alfandi Simamora)

 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved