PARIWISATA KEPRI AMAN
Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Pulau Penyengat Minta Daerah Genjot Promosi Wisata
Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Pulau Penyengat menyerukan daerah gencar mempromosikan wisata demi mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Setelah memberikan koreksi untuk perbaikan di Balai Adat, gubernur kemudian melanjutkan perjalanan dengan berkeliling menyusuri jalan.
Dalam perjalanan, setiap warga yang lewat tak luput dari sapaan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad.

Gubernur pun menuju ke Pelabuhan Pulau Penyengat untuk melanjutkan agenda kerja
selanjutnya.
Revitalisasi yang dilakukan Gubernur Ansar Ahmad terhadap Pulau Penyengat dirasakan langsung warga sekitar.
Tokoh Masyarakat Pulau Penyengat, Raja Al Hafiz, angkat bicara soal perubahan yang dilakukan Gubernur Ansar.
“Pertama masjid sudah bagus warna catnya, lebih terang sekarang,” kata Raja Al Hafiz.
Ia menyebut di dalam masjid untuk karpetnya sudah lebih empuk, sebab didatangkan langsung dari Turki.
“Bahkan baru datang saja kita ke penyengat sudah nampak perubahan pada pontonnya. Lebih menarik dengan ornamen Melayunya,” papar Raja.
Pengemudi Becak motor (Bentor), Bambang Sumardi, juga turut merasakan perubahan yang dilakukan Ansar Ahmad.
Baca juga: Mengenal Gelis, Moda Transportasi di Pulau Penyengat Tanjungpinang

Sebab, Bentor yang sebelumnya berbahan bakar minyak itu telah beralih dengan tenaga listrik.
Bcak motor bertenaga listrik itu diberikan secara cuma-cuma alias gratis.
Bentuk bentor listrik tersebut juga jauh berbeda.
“Tidak pilih kasih, Pak Gubernur berikan seluruh pengendara bentor di sini. Walapun tahap pertama baru 11 unit, menyusul lagi sisanya,” ujarnya dengan nada senang.
Selain kendaraan yang diberikan, akses jalan pun sudah dibenahi dengan diganti beton kongkrit.
“Jalannya sekarang halus. Berbeda dengan paping blok sebelumnya,” tegasnya.
Putih Telor Hingga Mas Kawin
SATU destinasi wisata yang menjadi lokasi Goro Gubernur Ansar Ahmad dan masyarakat Pulau Penyangat adalah Masjid Sultan Riau.
Masjid ini selain memiliki arsitektur yang unik, daya tarik lainnya adalah penggunaan putih telur sebagai bahan campuran pembangunan masjid.
Imam Masjid, Raja Al Hafiz, mengatakan Masjid Sultan Riau dibangun pada 1832 sehingga belum ada semen.
Oleh karenanya, campuran perekat pembangunan masjid menggunakan pasir, tanah liat, kapur, dan putih telur.
Mengapa menggunakan putih telur, Sultan Mahmud dulu meminta bantuan kepada seluruh masyarakat dari pulau untuk dapat membantu apa saja yang bisa diberikan bantuan, baik itu tenaga, makanan, ikan dan sebagainya.
Namun, kata Hafiz, saat itu bantuan yang banyak diantar masyarakat adalah telur untuk dimakan pekerja.
"Karena telur itu terlalu banyak dan tidak habis dimakan, pekerjanya hanya memakan kuning telurnya saja. Jadi putih telurnya dibuang," ungkapnya, Minggu (14/1).
Kemudian, seorang arsitek yang melihat putih telur dibuang begitu saja, lalu memberikan ide untuk menggunakan putih telur sebagai campuran perekat pengganti semen.
Arsitek itu mempraktikkan idenya dengan mencampur pasir, tanah liat, kapur, dan putih telur.
Tak disangka, campuran putih telur dengan sejumlah bahan itu menghasilkan perekat kuat bagi bangunan masjid.
Hafiz menjelaskan, Pulau Penyengat adalah pulau yang dijadikan pusat pemerintahan oleh Kerajaan Riau, Lingga Johor, dan Pahang.
Pulau ini awalnya pulau kosong, sehingga dijadikan tempat persinggahan bagi para pedagang-pedagang untuk mengambil air tawar.
Kemudian, Pulau Penyengat menjadi tapak sejarah ketika Sultan Mahmud menikahi Raja Hamidah.
Sebab, pulau ini dijadikan sebagai hadiah kepada Raja Hamidah.
“Dulu itu ada yang mengatakan pulau ini dijadikan mas kawin pernikahan antara Sultan Mahmud dengan Raja Hamidah," sebutnya.
Sebagai pusat pemerintahan, Pulau Penyengat memiliki tempat-tempat bersejarah yang dijadikan destinasi wisata.

Masjid Raya Sultan Riau menjadi salah satu daya tarik utamanya.
Raja Al Hafiz pun berterima kasih kepada Pemprov Kepri yang telah peduli terhadap Pulau Penyengat.
Sebab, Pulau Penyengat telah menjadi salah satu pusat destinasi wisata unggulan di Kepri.
Ia merasa bersyukur karena Pemprov Kepri kini tengah melakukan pembangunan jalan dan renovasi masjid.
Maka dari itu, kami selaku tokoh adat di sini sangat berterima kasih atas kepedulian pemerintah dalam memajukan Pulau Penyengat dan menjadikan destinasi wisata
unggulan di Kepri," ucapnya.
Pulau Penyengat dan Cagar Budaya di Kepri
PULAU Penyengat telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 112/M/2018. Dengan demikian, Pulau Penyengat adalah salah satu objek wisata sekaligus cagar budaya yang ada di wilayah Kepulauan Riau.
Sebelum menjadi tempat kedudukan Sultan Kesultanan Riau Lingga, Pulau Penyengat juga sudah berkembang maju.
Seperti dicatat Virginia Matheson Hooker dalam kata pengantarnya untuk buku alih aksara Tuhfat Al Nafis yang diterbitkan bersama Dewan Bahasa dan Pustaka dan Yayasan
Karyawan, Kuala Lumpur, Malaysia (1998), akhir abad 19 adalah masa emas dan kejayaan bagi Pulau Penyengat.
Berikut kutipannya.
Pada abad kesembilan belas kerajaan Riau tenteram dan damai, ini memungkinkan lahirnya semacam zaman keemasan untuk agama Islam dan kebudayaan, tulis Hooker.
Baca juga: Jadi Kunjungan Destinasi Wisatawan, Pulau Penyengat Makin Bersih
Pada bagian lain, dia juga mencatat, Penyengat meskipun kecil dan kelihatan terpencil, sama ada dari Singapura maupun Betawi.
Pada hakekatnya mempunyai hubungan langsung dengan kedua wilayah tersebut.
Khususnya pada pertengahan kedua abad kesembilan belas, pembesar Kerajaan Riau Lingga di Penyengat sering melawat Timur Tengah dan juga menjaga hubungan erat dengan kaum kerabat mereka di Singapura, Johor, Pahang, dan Terengganu.
Pulau Penyengat menyisakan warisan tamaddun Melayu baik yang tangible, maupun intangible masih sangat terawat dan terpelihara. Diantaranya warisan kuliner, pengobatan, seni, pakaian, bahasa dan warisan tradisi atau budaya.
Dalam bidang sastra, Pulau Penyengat menghasilkan karya-karya bertemakan, politik, hukum, pemerintahan, astronomi, kedokteran, sejarah, filsafat, dan jurnalistik. Karya-karya awal itu amat penting artinya bagi kita saat ini untuk melihat kesinambungannya dengan perkembangan masa kini, di samping nilai historisnya.
Selain itu, kepedulian masyarakat terhadap pelestarian seni budaya masih tinggi dan ada beberapa warisan seni dan budaya yang masih dapat dinikmati keberadaannya.
Di antaranya, Zapin Penyengat, Gazal dan Boria.
Baca juga: Gubernur Kepri Bonceng Sekretaris PUPR Cek Proyek di Senggarang dan Penyengat
Warisan budaya Melayu baik yang tangible, maupun intangible masih sangat terawat dan terpelihara.
Bahkan, dalam mempersiapkan dan mendukung usulan sebagai warisan dunia (Swastiwi, 2022), Pemerintah Kota Tanjung-pinang pada tahun 2014 telah menyusun Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang.
Tahun 2014-2034, Pulau Penyengat telah ditetapkan dalam berbagai status penataan.
Yaitu, Pulau Penyengat sebagai pusat budaya, Pulau Penyengat sebagai pusat belanja budaya, Pulau Penyengat sebagai pelabuhan pengumpan, Pulau Penyengat dalam jaringan sumber daya air, Pulau Penyengat sebagai kawasan lindung budaya.
Pulau Penyengat sebagai kawasan pariwisata, Pulau Penyengat sebagai kawasan strategis Kota Tanjungpinang.
Dengan potensi warisan budaya baik tangible maupun intangible yang ditunjang oleh regulasi di atas, Pulau Penyengat berpotensi untuk dapat mengembangkan wisata daerahnya.
Menurut Barreto dan Giantari (2015:34) pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar, objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Baca juga: Pulau Penyengat Tanjungpinang Juara I ADWI 2023 Kategori Wisata Rintisan
Alasan utama dalam pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal maupun regional atau ruang lingkup nasional sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut.
Pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata akan selalu diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat banyak.
Dengan demikian, strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan wisata di Pulau Penyengat adalah:
- Pertama,pemetaan yang menyeluruh terhadap cagar budaya nasional yang terdapat di Pulau Penyengat sehingga dalam melakukan revitalisasi pengembangan dan pembangunan kawasan tersebut tetap terjaga dengan mendapatkan advokasi dan pendampingan dari intansi terkait.
- Kedua,daya tarik Pulau Penyengat akan bertumpu pada warisan budaya tangible dan intangible.
Sehingga diperlukan sebuah strategi branding dan marketing yang inovatif sehingga branding dan tagline yang diciptakan dan dibangun menjadi tools marketing atau alat pemasaran yang diharapkan dapat menghasilkan output atau luaran yang optimal.
- Ketiga, kebaruan dan kemutakhiran inovasi melalui paket-paket wisata dari Pulau Penyengat ini dengan persyaratan mendasar yaitu peningkatan fasilitas dan sarana-prasarana pendukung destinasi sehingga akan terjadi peningkatan minat untuk berkunjung yang pada akhirnya akan meningkatkan visit to destination.
- Keempat, peningkatan peningkatan percepatan perencanaan dan pengembangan Pulau Penyengat melalui sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan di bidang Pariwisata dengan pendekatan partisipatif, dan kolaboratif.
- Kelima, peningkatan peran UMKM di Pulau Penyengat. Melalui beberapa program antara lain pemetaan lokasi UMKM sebagai fasilitas masyarakat untuk mempromosikan produk lokal, dan program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan potensi UMKM berbahan lokal di Pulau Penyengat.
Kemudian, program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pemasaran UMKM dari Pulau Penyengat secara internasional, program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran pariwisata berskala internasional di Pulau Penyengat.
Selanjutnya program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran sejarah dan budaya melayu serumpun.(TribunBatam.id/Endra Kaputra)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
pariwisata Kepri
Dinas Pariwisata Kepri
Dispar Kepri
Pariwisata Batam
Pariwisata Tanjungpinang
Pariwisata Bintan
Pariwisata Lingga
Pariwisata Natuna
Pariwisata Anambas
Gubernur Kepri
Wakil Gubernur Kepri
Sekdaprov Kepri
Ansar Ahmad
Marlin Agustina
Adi Prihantara
Batam
Tanjungpinang
Guntur Sakti
Fotografer Luar Negeri Ikut Explore Kepri 2025, Tampilkan Pariwisata Kepri Dari Sisi Lain |
![]() |
---|
Dispar Kepri Kejar Relaksasi Visa, Magnet Buat Dongkrak Kunjungan Wisman, Bangkitkan Pariwisata |
![]() |
---|
Guntur Sakti Beri 3 Pesan di Pelantikan HPI Kepri, Pramuwisata Punya Skill, Pengetahuan dan Attitude |
![]() |
---|
Wisata Kepri di Safari Lagoi Bintan, Pengunjung Bisa Lihat Satwa Liar Dari Dekat |
![]() |
---|
Menilik Asal Usul Nama Wisata Pantai Batu Kasah, Warisan Sejarah di Masyarakat Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.