TADARUS RAMADAN
Perkara-perkara yang Membatalkan Puasa Ramadhan
Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Batam, Ust. Ahmad Mujib Zain mengatakan di hari pertama Allah memberikan kelancaran.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Agus Tri Harsanto
Puasa Ramadhan itu pada dasarnya rukunnya cuma dua, yang pertama adalah di malam hari dia niat puasa Ramadhan, kemudian dia mulai terbit fajar sampai Magrib itu, dia menahan dari hal-hal yang membatalkan puasanya.
Sebagai contoh, hal yang membatalkan puasa itu sebenar cukup banyak, tapi bisa dikategorikan dengan masuknya sesuatu ke lubang yang ada di dalam tubuh.
Ketika ada orang ingin memasukan makanan ke dalam tenggorokan. Apabila masih di mulut itu belum di hitung.
Umpamanya, saat bulan Ramadhan seseorang itu melakukan sikat gigi itu belum dikategorikan batal puasa.
Tidak hanya ke mulut, memasukan sesuatu ke lubang yang ada dalam tubuh seperti secara sengaja memasukan sesuatu ke telinga juga bisa batal puasa.
Perkara-perkara yang membatalkan puasa itu, ada banyak macamnya, terutama muslimah, ketika dia kedatangan haid, maka otomatis puasanya batal.
Termasuk orang yang makan atau minum dengan sengaja itu juga langsung batal.
"Pemahaman makan dan minum itu, kita makan satu porsi, tidak seperti itu. Yang penting adalah sesuatu yang masuk ke dalam tenggoran itu baru dinamakan batal," jelasnya.
Apabila seorang ibu rumah tangga saat sedang masak dan mencicipi makanan itu belum di nyatakan batal, kecuali sudah masuk ke dalam tenggorokan.
Hal yang paling dihindari dalam puasa Ramadhan adalah, sengaja muntah dan mengeluarkan spermanya. Sama saja, jika ini terjadi maka puasanya batal.
Namun seseorang jika makan, dan benar-benar lupa, maka rasullulah menyebutkan itu merupakan rejeki dari Allah.
Oleh karena itu, puasa Ramadhan berbeda dengan ibadah yang lain. Karena semua ibadah itu ada standarnya masing-masing. Puasa merupakan hubungan intim antara pribadi dengan Allah.
"Salah satu hikmah puasa adalah kejujuran kita dalam menjalankan puasa tersebut," katanya.
Itu sebabnya, di Alquran ketika menetapkan bulan puasa, Alllah memakai istilah wahai orang-orang yang beriman. Apalagi ini berkaitan dengan iman seseorang. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.