BATAM TERKINI

Isi Hati Kapten Kapal MT Arman, Ingin Kembali ke Kapal dan Bekerja dengan Tenang

Kapten Kapal MT Arman 114, Rabia Alhesni berharap kasus yang menimpa kapal mereka cepat selesai. Ia ingin kembali bekerja di laut dengan tenang

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Aminuddin
Potret The BCC Hotel & Residence Batam, tempat kapten kapal MT Arman 114 dan kru lainnya sementara tinggal selama berada di Batam, Kepri 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Rabia Alhesni (40), kapten kapal MT Arman 114 duduk termenung di lantai dasar The BCC Hotel & Residence Batam, Sabtu (24/5/2024).

Sesekali ia berdiri keluar, menarik napas berat lalu duduk lagi. Wajahnya menyiratkan kelelahan.

Di hadapannya teronggok kotak rokok cerutu racikan Indonesia. Entah sudah berapa batang cerutu itu dihisapnya. Di depannya ada asbak rokok yang berisi sisa cerutu yang terbakar.

Dengan suara yang tertahan, Rabia bercerita otaknya sudah letih. Ia pun tertekan dengan masalah yang dihadapi kru kapal MT Arman 114 di Indonesia.

Baca juga: 21 Kru MT Arman Ditolak Agen PT Victory International Service Naik ke Kapal, Ini Sebabnya

"Sangat-sangat tertekan dan stres," katanya memulai obrolan dengan wartawan Tribunbatam.id.

Ia bingung dengan apa yang terjadi. Rabia merasa tak punya masalah, namun seperti dipaksa masuk dalam masalah yang tak ada ujung pangkalnya.

"Kenapa harus dibeginikan," katanya.

Pria asal Timur Tengah tersebut mengaku ingin segera kembali ke kapal. Berada di daratan dan harus menginap berhari-hari di hotel membuat energi dan pikirannya terkuras, ia letih.

Kapal Super Tanker MT Arman digiring menuju perairan Batam
Kapal Super Tanker MT Arman digiring menuju perairan Batam (ISTIMEWA)


Namun, petaka yang melanda kapal MT Arman memaksa Rabia dan kru kapal lainnya tinggal di hotel tanpa kepastian waktu.

Seperti diketahui, 21 kru kapal MT Arman 114 masih berada di safe zona yang ditetapkan, yakni BCC Hotel & Residence Batam. Mereka belum diperbolehkan kembali naik ke kapal selama waktu yang belum ditentukan.

"Sangat-sangat tertekan dan stres," katanya dengan nada lirih.

Senada, teman sekapalnya, Ras, merasakan antara pikiran dan tubuhnya seperti tidak menyatu.

"Tidak tahu apa yang terjadi," gumamnya.

Pikiran Rabia tak tenang. Meski tubuhnya di Indonesia, pikirannya melayang jauh ke Timur Tengah. Sebab istri dan anak Rabia megetahui bahwa dirinya sedang berada di Indonesia, sedang bekerja.

Namun mereka tidak tahu sang kepala keluarga sedang menghadapi problem yang memaksanya harus berada di safe zona.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved