PDIP di Pilkada Kepri 2024, Sahat Sianturi: Kami Tak Ketinggalan Kereta

“Kalau kita lihat, posisinya terakhir itu cukup solid. Kemudian, akhirnya timbul kesadaran bahwa kontestasi politik ini kalkulasinya antara negatif dan positifnya menjadi pertimbangan,” sebutnya.

Bila dilihat, kontestasi politik ini dapat mengancam sebuah persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca juga: Pengurus Partai Golkar Ungkap Tugas Ansar Ahmad di Pilkada Kepri 2024

“Padahal kalau dilihat juga, para petinggi partai di pusat itu baik-baik saja. Bahkan ada kesadaran, untuk membangun sebuah Negara harus dilakukan bersama-sama. Saya melihat, misal provinsi DKI bagian siapa. Akhirnya seperti bagi-bagi kue saja. Itu dilihat positifnya,” ujarnya.

Terhadap dampak negatih, daerah menjadi tidak dapat membawa aspirasinya. Terutama bagaimana memunculkan pemimpin-pemimpin lokal yang memang diinginkan masyarakat atau pemilih di tingkat lokal.

“Memang, kalau kita lihat mekanisme aturan itu. Keputusan ada di pusatkan. Harus jadi satu pintukan. Dulu bisa ditentukan partai di daerah,” ujarnya.

Terhadap keadaan di Batam saat ini, Menurut Endri menganggap bahwa demokrasi mejadi mati bagi sebagian orang.

“Kalau saya menganggap bahwa, sampai hari ini walaupun nantinya melawan kolom atau kotak kosong bahasa versi KPU. Itu kan juga proses demokrasi berlangsung. Masyarakat kan tetap memilih. Memilih terhadap satu calon itu atau kolom kosong,” katanya. (TribunBatam.id/Endra Kaputra)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News