DEMAM BERDARAH DI BATAM

Tekan Kasus Demam Berdarah di Batam, Dinkes Rancang Program Nyamuk Wolbachia Tekan DBD

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Batam yang masih saja ada mendorong Dinkes merancang program penyebaran nyamuk Wolbachia.

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id
DEMAM BERDARAH DI BATAM - Kadinkes Batam, Didi Kusmarjadi merancang program nyamuk Wolbachia untuk menekan penyebaran kasus DBD di Batam. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Batam yang masih saja ada mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk merancang program guna menekan angka tersebut.

Salah satunya cara menekan kasus demam berdarah di Batam dengan penyebaran nyamuk Wolbachia. 

Program ini bertujuan menekan populasi nyamuk Aedes aegypti guna mengurangi penyebaran demam berdarah di Batam.

Kepala Dinas Kesehatan atau Kadinkes Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan bahwa anggaran untuk program tersebut telah disiapkan tahun ini.

Sementara penyebaran nyamuk Wolbachia ditargetkan mulai 2026.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Batam Awal Tahun Meningkat, Kecamatan Sekupang Tertinggi DBD

"Tahun ini kita anggarkan program nyamuk Wolbachia seperti di Singapura, dan mungkin tahun depan kita mulai penyebarannya. Tujuannya agar nyamuk betina yang ada menjadi mandul dan tidak bertelur," ujar Didi pada Selasa (4/2/2025) sore.

Menurutnya, nyamuk Wolbachia tidak berbahaya bagi manusia. 

Program ini diharapkan menjadi langkah efektif dalam menekan angka kasus DBD di Batam.

Sebab pada 2024, kasus DBD di Batam telah menyebabkan 14 kematian di Batam.

Didi juga mengungkapkan bahwa Konsulat Jenderal (Konjen) Singapura sebenarnya telah menawarkan kesempatan bagi pihaknya untuk belajar langsung tentang program nyamuk Wolbachia di negara tersebut. 

Baca juga: Dinkes Karimun Catat 28 Kasus Demam Berdarah Awal Tahun 2025, Minta Warga Waspada DBD

Namun, kendala anggaran membuat kunjungan tersebut belum dapat direalisasikan.

"Sebenarnya dari Konjen Singapura sudah ada tawaran sejak tahun lalu agar kita ke sana untuk belajar soal nyamuk Wolbachia. Tapi mereka hanya memfasilitasi kunjungan, tidak membantu anggaran," kata dia.

Selain persiapan program nyamuk Wolbachia, Dinkes Batam tetap menjalankan program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) sebagai upaya utama dalam menekan penyebaran DBD.

"Jumantik tetap menjadi fokus utama kita karena kunci pengendalian DBD adalah pembasmian sarang nyamuk. Kita harus cegah agar nyamuk tidak berkembang," ujar Didi.

Dinkes Batam juga memastikan masyarakat dapat memperoleh obat pembunuh jentik nyamuk (abate) secara gratis di puskesmas terdekat.

Baca juga: Demam Berdarah di Batam Serang Anggota Polsek Sekupang, Kapolsek Fogging Kantor

"Kami bagikan abate secara gratis. Tidak ada yang menjual atau memungut biaya. Kalau ada yang menjual, itu oknum, bukan bagian dari Dinkes," tutupnya. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved