Kisah Bripka Zulhamsyah, Dibesarkan di Kaki Lima, Kini Tebar Kebaikan Lewat Razia Perut Lapar
Kisah inspiratif Bripka Zulhamsyah Putra, menebar semangat berbagi dengan nilai-nilai yang diwariskan sosok yang sangat ia cintai, ibunya
Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Mairi Nandarson
Gerakan ini berkembang pesat. Bantuan makan yang ia bagikan tidak hanya meringankan beban orang-orang yang membutuhkan, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk ikut serta dalam aksi kemanusiaan.
Mahasiswa, pengusaha, bahkan rekan-rekan di Polresta Tanjungpinang turut bergabung, membentuk kekuatan kolektif yang lebih besar.
Namun perjuangan Zulhamsyah tidak berhenti hanya pada dunia sosial. Sebagai seorang polisi, ia tetap memegang teguh nilai pendidikan.
Pada 2021, di usia yang tidak muda lagi, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), mengambil program studi Ilmu Hukum.
“Tidak ada kata terlambat untuk belajar,” ujarnya tegas.
Meski sibuk, ia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara dinas, kuliah malam, dan kegiatan sosial.
"Saya merasa bersyukur bisa melanjutkan pendidikan dan mendapat hasil terbaik. Semua ini berkat doa, usaha, dan tentunya dukungan keluarga dan pimpinan," katanya.
Selain itu, Zulhamsyah kini tengah menantikan kelahiran anak kedua, setelah sembilan tahun menunggu.
Kebahagiaan itu terpancar jelas dari wajahnya.
"Ini adalah kebahagiaan yang luar biasa. Saya sangat bersyukur," ujarnya dengan senyuman bahagia.
Lebih dari segalanya, Zulhamsyah selalu memegang teguh prinsip yang diajarkan ibunya: berbagi tanpa pamrih.
"Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita, meskipun dalam bentuk yang tak terduga," ujarnya penuh keyakinan.
Prinsip ini yang mendorongnya untuk terus mengembangkan "Razia Perut Lapar".
Ia berharap semakin banyak orang yang tergerak untuk berbagi.
"Kebaikan itu menular. Ketika kita menolong orang lain, hidup kita akan dipermudah."
"Saya percaya, semakin banyak orang yang tergerak, semakin banyak pula kebaikan yang tercipta," tuturnya.
Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Zulhamsyah telah melalui banyak tantangan dalam hidup."
"Kakaknya yang pertama tinggal di Jakarta dan berjualan sarapan pagi, sementara kakaknya yang kedua telah meninggal dunia karena sakit."
"Kakaknya yang ketiga tinggal di Bintan dan berjualan pecel lele."
Dalam keluarga yang penuh perjuangan ini, Zulhamsyah tumbuh menjadi pribadi yang peduli dan peka terhadap kesulitan orang lain, dan terus mengajarkan kepada dunia bahwa kebaikan, meskipun kecil, tetap akan memberi dampak besar.
( tribunbatam.id/yukivegoeista )
Ayah Mahasiswa yang Tewas Tak Wajar di Tanjungpinang Ternyata Bukan Orang Sembarangan |
![]() |
---|
Pria di Tanjungpinang Tewas di Rumah Kontrakan, Polisi Ungkap Hasil Penyelidikan Sementara |
![]() |
---|
Polisi Selidiki Dugaan Perundungan di Balik Kematian Siswi SMA di Tanjungpinang |
![]() |
---|
Polisi Evakuasi Jenazah Mahasiswa di Tanjungpinang Tewas Tak Wajar ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
Breaking News, Ketua RT di Tanjungpinang Kaget Lihat Mahasiswa Tewas Tak Wajar di Dapur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.