Pilu Ayah Intan ART di Batam Kena Siksa Majikan Hingga Babak Belur: Bila Tak Suka, Suruh Pulang Saja

TRIBUNBATAM.id, NTT - "Bila tidak suka, suruh pulang saja. Jangan buat dia seperti binatang," demikian ucap Ngila Leba, ayah Intan Tuwa Negu (23), asisten rumah tangga atau ART di Batam yang menjadi korban penganiayaan oleh majikannya.

Ngila Leba dan istri, Suli Ledi hanya bisa mengetahui kabar Intan, korban majikan siksa pembantu di Batam dari jauh. 

Mereka tak berdaya saat mengetahui kondisi anak mereka yang hendak memperbaiki nasib keluarga, malah babak belur dengan kondisi memprihatinkan.

"Kami tak berdaya. Hanya air mata yang terus mengalir menyaksikan penderitaan anak kami itu," ujar Ngila Leba kepada wartawan PosKupang.com (Tribun Network), Selasa (24/6/2025).

Ngila Leba dan Suli Ledi tinggal di Kampung Bodo Maroto, Desa Kelembu Kuni, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Intan, menurut Sang Ayah berangkat merantau ke Batam sejak 20 Juni 2024 atas kemauan sendiri.

Baca juga: Sosok Roslina Tersangka Kasus Majikan Siksa Pembantu di Batam, Pernah Kerja di Bank Kini Punya Kafe

Satu tahun sudah ia bekerja sebagai ART di Batam itu.

Uang hasil bekerja di Batam rencananya Intan gunakan untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.

Intan menurut ayahnya sangat ingin kuliah. 

Namun kondisi ekonomi keluarga yang sederhana, membuat niat Intan untuk kuliah terpaksa ia tunda.

Selama satu tahun itu juga, Ngila Leba mengaku hanya menerima dua kali telepon dari Intan.

Intan Tuwa Negu menurutnya hanya sekali mengirimkan uang sebesar Rp 1 juta ke kampung.

Baca juga: Suami Tersangka Majikan Siksa Pembantu di Batam Kabur ke Korsel, Polisi: Kami Masih Dalami

"Selanjutnya tidak bisa ditelepon lagi karena majikan katanya menyita ponselnya. Bahkan gajinya katanya tidak dibayar," bebernya.

Kini, Ngila Leba hanya ingin anaknya itu kembali dalam keadaan sehat dan selamat.

Keluarga juga memohon agar polisi mengusut tuntas kasus majikan siksa pembantu di Batam itu.