KAVELING BODONG DI BATAM

Duduk Perkara Ratusan Warga Batam Tertipu Kaveling Bodong, Staf Marketing Ikut Jadi Korban

Dua marketing PT Erracipta Karya Sejati ungkap cerita awal mereka bekerja di PT, hingga munculnya kasus kaveling bodong di Batam

|
Editor: Dewi Haryati
tangkap layar FB Tribun Batam/Ucik Suwaibah
KAVELING BODONG - Dua marketing PT Erracipta Karya Sejati beri penjelasan ke warga korban kaveling bodong di Batam, bertempat di Kantor Lurah Sei Binti, Sagulung, Minggu (6/7/2025) 

Daud bercerita, awalnya ia mencari kerja ke perusahaan itu. Pimpinan perusahaan yang diketahui bernama Restu Joko Widodo pun menerimanya bekerja.

Sebelum bekerja di sana, Daud memang punya pengalaman kerja jadi marketing properti.

"Awalnya saya tanya kerja ke PT, ternyata Pak Joko terima pekerja. Saya tanya, lahan itu jelas? Jelaslah pak," kata Daud mengulang perkataan pimpinan PT Erracipta Karya Sejati waktu itu.

Daud mengaku, ia tak mau menjual lahan kalau tidak jelas legalitasnya. Di sini, ia diyakinkan Joko, kalau lahan tersebut jelas.

"Jangan bapak takut. (Kalau) Bapak jual, (nanti) dapat juga (komisi)," ujar Daud mengingat percakapannya kala itu.

Setelah berjalan beberapa lama, Daud pun mendapat calon konsumen yang disebutnya dengan istilah 'nasabah'.

Jika ada orang yang berminat membeli lahan kaveling yang perusahaan tawarkan, Daud akan membawa orang tersebut ke kantor.

"Saya hanya mencari orang. Ini lokasinya. Kalau minat, bawa ke kantor," kata pria berkacamata itu.

Karena percaya lahan yang dijualnya jelas, ia pun mempromosikan lahan kaveling itu ke anggota keluarganya.

"Saya ajak keluarga, anak saya, beli lahan di Sei Binti," kata Daud.

Baca juga: Rencana Bangun Tempat Usaha Kandas, Korban Kaveling Bodong di Batam Ini Rugi Ratusan Juta

Sementara Lidia mengaku membeli tapak ruko di daerah SP.

"Saking percayanya (lahan jelas), saya juga beli tapak ruko di SP," ujar Lidia.

Ia mengaku, awal jadi staf marketing PT Erracipta Karya Sejati dari informasi kenalannya. 

Lidia sebelumnya juga punya pengalaman jadi marketing properti, sama seperti Daud.

"Saya ditawarkan ada lahan yang mau dijual. Saya bisa percaya, karena pemilik lahannya ada, Pak Ahmad. Saat pemotongan pita itulah kenal pertama," katanya.

Selanjutnya, ia ditawarkan bekerja sebagai marketing. Di pekerjaan ini, dia tak punya gaji bulanan.

"Kami merasa bersalah sebagai marketing, tapi tidak ada niat untuk menipu. Hanya kerja, cari nafkah untuk anak-anak," ujar Lidia lagi. (Tribunbatam.id)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved