BATAM TERKINI

Kapolda Kepri Instruksikan Personelnya Bergerak, Bantu Fadjiri Warga Kaveling Sambau yang Lumpuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beri Bantuan - Kapolsek Nongsa AKP R Moch Dwi Ramadhanto bersama jajaran, menyembangi rumah warga yang lumpuh di Nongsa, Selasa (28/4/2020). TRIBUN BATAM/ LEO HALAWA

Ia mengaku, di tempat ia tinggal tidak mendapatkan bantuan sama sekali. Padahal katanya, sudah pernah mendaftarkan dirinya namun apa daya tak mendapatkan.

"Iya saya berharap bisa lah saya dibantu siapa saja. Saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Orang-orang yang biasa bantu saya juga kesusahan atas kondisi sekarang ini," ujar Fadjiri.

Merantau Sejak Umur 9 Tahun

Nasib manusia siapa yang tahu. Bagi sebagian orang, meninggal kampung halaman untuk tujuan merubah nasib.

Namun, ada nasib baik dan mungkin sebaliknya. Hal ini yang dialami oleh Fadjiri. Pria kelahiran Sumbawa 31 Desember 1981 ini, meninggalkan kampung halamannya di Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak umur 9 tahun.

Fadjiri yang masih lajang ini, awalnya berniat pergi merantau untuk mengubah hidup.

Maklum, di kampung halamannya, kondisi ekonomi orang tuanya terbilang orang tidak mampu.

"Saya lalu ke Batam untuk ingin mengubah nasib," katanya saat dijumpai di RT 002 RW 001, Kaveling Sambau, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepri, Selasa (20/4/2020).

Sesampainya di Batam ia tinggal bersama orang satu kampungnya. Ia masih bermain seperti anak-anak sebayanya kala itu.

Saat menginjak remaja, ia mulai diajak oleh temannya bekerja di Negeri Jiran, Malaysia. Kerja di kebun hingga bangunan ia lakoni untuk bisa bertahan hidup.

"Serabutan lah bang. Yang penting punya uang," ujarnya. Selang beberapa lama banting tulang di negeri orang, nasib mujur belum juga berpihak kepada Fadjiri.

Ia mengakui, setelah puluhan tahun di perantauan, ia belum pernah kembali pulang ke kampung halamannya di NTB.

Bahkan kata dia, sampai saat ini ia sudah tidak mengenal lagi saudaranya. "Orang tua saya juga lama tidak kontak. Ya begitu lah keadaannya. Tak dapat dapat rejeki banyak," ucapnya.

Sejak tahun 1900-an hingga 2004 Fadjiri masih bolak balik Malaysia. Ia terkadang merasakan kemalangan di sana.

Ia pernah ditipu orang, dan tak mendapatkan kesenangan seperti yang ia cita-citakan sewaktu beranjak dari Sumbawa.

Halaman
123

Berita Terkini