HUMAN INTEREST

Sering Kena Razia, Inilah Perjuangan Pengamen & Tukang Asongan Mencari Rezeki di Lampu Merah Batam

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengamen dan pedagang asongan di lampu merah perempatan Jalan Bunga Raya, Kecamatan Lubuk Baja, Batam.

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pengamen dan anak jalanan semakin menjamur di beberapa titik lampu merah di Kota Batam. Salah satunya adalah lokasi perempatan Jalan Bunga Raya, Kecamatan Lubuk Baja, Batam.

Beberapa pengamen, tukang asongan dan badut jalanan berusaha mencari rupiah di lokasi di mana banyak kendaraan melintas.

Menjadi pengamen dan asongan di lampu merah tentunya bukan pekerjaan mudah. Ada banyak kekhawatiran yang dirasakan oleh mereka.

Selain sulitnya mencari rupiah, para pengamen dan asongan yang sehari-hari bekerja di sekitar ruas jalan raya tersebut harus setiap waktu waspada akan lajunya kendaraan yang melintas di lampu merah.

Risiko tertabrak motor atau mobil sempat pernah dirasakan oleh sebagian dari mereka. Bahkan seorang gadis usia belasan tahun, bernama Annisa, sempat diserempet mobil kala tengah mengamen sebagai badut jalanan.

• BREAKING NEWS - Lagi! 3 Warga Bengkong Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ketiganya Tetangga Pasien 35

Ditemui Minggu (10/5/2020), Annisa memperlihatkan bekas luka membujur pada betis kirinya akibat tertabrak mobil.

"Kalau kerja di jalan itu harus ekstra hati-hati. Dikit-dikit bisa keserempet," ujar salah satu rekan pengamen.

Selain risiko itu, para pengamen dan asongan lampu merah juga harus bersiap dengan kemungkinan razia Satpol PP yang bisa muncul sewaktu-waktu.

Beberapa di antara pengamen dan asongan di perempatan Jalan Bunga Raya itu rata-rata pernah merasakan diciduk oleh petugas Satpol PP.

Nasar, seorang pembersih kaca mobil di lampu merah misalnya. Ia menceritakan pengalamannya ditahan oleh Dinas Sosial selama beberapa hari akibat mengamen di pinggir lampu merah.

"Kalau diciduk katanya bakal dikarantina sampai 2 minggu, kemarin juga pernah dikasih tahu, bisa sampai 3 bulan ditahan," ujar Nasar.

Meski demikian, para pengamen dan asongan pinggir jalan rela melewati pekerjaan penuh risiko itu demi sepeser uang dan sesuap nasi. Bahkan di antara para pengamen tersebut ada yang sudah menetap di lampu merah itu sejak tahun 1991.

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Berita Terkini