TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Hendra dan saudara kembarannya, Hendri merasa prihatin adanya keterbelangan minat baca di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Sudah hampir empat tahun ini, Hendra dan Hendri mengelola taman bacaan di bawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), di arung hijau, Kecamatan Siantan Selatan, Kepulauan Anambas.
Taman bacaan masyarakat ini tempatnya sangat dekat sekali dengan laut.
Sehingga punya rasa nyaman tersendiri ketika kita berada di taman bacaan masyarakat yang letaknya berhadapan dengan laut.
Bak kata pepatah, sambil menyelam minum air. Selain dapat ilmu kita juga dapat pemandangan yang indah dari hijau birunya laut yang terhampar di depan lokasi taman bacaan ini.
Kakak beradik ini sudah sejak lama mendirikan taman bacaan bagi anak-anak di sekitar Kecamatan Siantan Selatan.
• Tidak Hanya Warga, Naiknya Tagihan Listrik Juga Dikeluhkan Pejabat Hingga Wakil Rakyat di Anambas
Dimulai sejak tahun 2016 hingga kini taman bacaan hadir untuk anak-anak tak terkecuali masyarakat sekitar yang ingin menimba ilmu pendidikan.
Ternyata dua kakak beradik ini selain mendirikan taman bacaan, juga mengelola sekolah paket C bagi masyarakat yang sempat putus sekolah.
Tak hanya itu mereka juga sedang membangun sekolah PAUD dan TK.
Keberhasilan mereka tidak terlepas dari dorongan orang tua. Semua fasilitas mulai dari buku, rak, tempat belajar, mereka peroleh dari berbagai donatur.
"Bantuan kita banyak dari donatur CSR, seperti Premier Oil, Medco Energy, PT. Pelni, bangunan kita yang sebelah ini dapat bantuy dari BNI. Sedangkan untuk buku-buku yang ada di sini kita dapat bantuan dari Bumi Putera, kita juga ada bantuan dari Kemenkominfo barupa WiFi agar anak- anak dan masyarakat bisa memanfaatkan sebagai penunjang belajar" ujar Hendra dan Hendri, Minggu (7/6/2020).
Saat dua kakak beradik ini menceritakan perjalanan mereka dari yang awalnya melihat keterbatasan masyarakat yang cenderung malas membaca, kemudian muncullah ide untuk membuka taman bacaan agar anak-anak daerah tersebut tidak buta huruf .
"Alhamdulillah antusias anak-anak disimi cukup besar, mereka sampai malam kadang datang ke sini untuk belajar, kita lihat kan dari buku tamu, yang datang setiap hari ramai, cuma karna lagi pandemi Covid-19 ini yang datang paling hanya beberapa," ucapnya.
Diceritakan oleh Hendra, pada awal 2012 PKBM yang mereka kelola ini hanya fokus pada pendidikan TK dan PAUD saja.