BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dewan Pimpinan Daerah Komite Eksekutif Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Kepri menggelar bakti sosial di pesisir Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Batam, Kepri, Sabtu (28/11/2020).
Bakti sosial itu berupa bersih-bersih sampah di laut.
Bakti sosial dimulai pukul 09.00 WIB, dihadiri Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum, Polisi Sektor (Polsek) Lubuk Baja dan beberapa tamu undangan lainnya.
Ketua BPAN Kepri Awaluddin mengatakan, pihaknya hadir bersama masyarakat Tanjung Uma. Itu berangkat dari kepedulian BPAN soal kebersihan pantai.
"Saya meminta kesadaran masyarakat Tanjung Uma terkhususnya yang tinggal di pesisir pantai agar membantu program yang kami lakukan ini," ujarnya.
Baca juga: Wanita Miskin Syok Lihat Bayi di Tempat Sampah, Dirawat hingga 25 Tahun Kemudian Bawa Rezeki Nomplok
Baca juga: Asal-usul Nama Kampung Tua Tanjung Uma Batam, Ternyata Berasal dari Bahasa Ini
Ia berharap masyarakat sadar, laut bukan tempat pembuangan sampah, tetapi laut merupakan sebuah ekosistem yang harus diperhatikan dan harus dijaga kelestariannya.
"Sejauh ini saya melihat masyarakat Tanjung Uma tidak begitu peduli dalam hal pembuangan sampah," ujarnya.
Makanya, ia berharap kepada semua elemen, agar ikut peduli dengan kebersihan pantai.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Maria Imaculata mengatakan, bersih-bersih pantai ini akan rutin dilaksanakan. Pihaknya ingin Tanjung Uma tetap bersih.
"Karena green ini bukan di suatu lokasi saja, namun green ini kita mau di seluruh Kepri," katanya.
"Sehingga wisatawan yang hendak ke Batam mengakui kota kita ini sebuah kota yang pintar, bersih dan indah, secara tidak langsung kita akan mengajarkan anak cucu kita akan kebersihan laut," sambungnya.
Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Tanjung Uma, Raja Idris mengatakan, bakti sosial ini sangat bagus. Soal sampah yang dikeluhkan, ia menyebut asal pastinya belum ditemukan dari mana.
"Satu-satunya jalan, kami meminta dari Pemerintah Kota Batam untuk memasang jaring di sekitar pemukiman Tanjung Uma," katanya.
Tujuannya agar di daerah pesisir pantai tidak masuk sampah lagi.
"Selain itu juga jadi satu cara kita untuk melacak, siapa yang membuang sampah itu, atau psampah itu berasal dari mana," katanya.
Ia meyakini sampah tersebut bukan berasal dari warga Tanjung Uma, akan tetapi merupakan sampah kiriman.
Lebih lanjut, Raja meminta Pemko Batam tegas menjalankan Perda terkait sampah. Sehingga ada efek jera bagi orang yang membuang sampah ke laut.
Respon Pjs Wali Kota Batam
Sementara itu, Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum mengatakan, bakti sosial ini merupakan satu bagian dari visi dan misi Wali Kota Batam, dulu, sekarang mau pun yang akan datang.
"Pemilihan tempat Tanjung Uma ini sangat tepat sekali karena merupakan kawasan pertemuan antara perkampungan tradisional dengan pemukiman modern," katanya.
Ia melanjutkan, Tanjung Uma merupakan kota lama dan masyarakatnya sangat kompak.
"Saya tahu masyarakat Tanjung Uma tidak membuang sampah di sini. Namun terkadang sampah dari luar sana bisa saja datang ke sini," Ujar Syamsul.
"Tanjung Uma inikan merupakan kampung pelangi, masyarakatnya sangat solid. Berhubung ini merupakan kampung yang padat, maka kebersihan harus dijaga, sistem kebersihannya harus berjalan di kampung ini," kata Syamsul.
(TRIBUN BATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Simak berita Tribun Batam lainnya di Google News