Santi Menangis di Fraksi PDIP, Gadaikan HP dan KTP untuk Makan 2 Anak, Hidup Sulit di Masa Pandemi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Santi Marisa bersama anaknya menangis di Fraksi PDIP DPRD mengadukan kondisinya yang menggadaikan apa saja untuk makan

TRIBUNBATAM.id - Santi Menangis di Fraksi PDIP, Gadaikan HP dan KTP untuk Makan 2 Anak, Hidup Sulit di Masa Pandemi.

Kurang lebih setahun pandemi virus corona atau Covid-19 menyerang Indonesia.

Sejak masuk awal tahun 2020, efek yang ditimbulkan corona beragam.

Masyarakat yang sedang susah makin sulit mencari nafkah.

Baca juga: Dampak Covid-19, Rutan di Karimun Masih Tutup Kunjungan Keluarga Warga Binaan Saat Idul Adha

Baca juga: Korpri Peduli, Sahtiar Serahkan Bantuan ke Keluarga Terdampak Covid-19 di Anambas

Baca juga: Dampak Corona, Arus Lalu Lintas Angkutan Udara di Bandara Hang Nadim Menurun Selama 2020

Baca juga: Dampak Corona Ekonomi RI Masih Minus, Inilah Sektor yang Jatuh Paling Dalam

Ny Santi Marisa, warga Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, bersama anaknya menangis di Fraksi PDIP DPRD mengadukan kondisinya yang menggadaikan apa saja, termasuk KTP demi bisa makan, Senin (15/2/2021). (surya.co.id/nuraini faiq)

Pekerjaan juga makin sulit didapat dan membuat banyak mulut makin tersiksa.

Di Surabaya, kisah seorang keluarga yang menggadaikan seluruh hartanya untuk bertahan hidup adalah contohnya.

Mirisnya lagi, selama satu bulan ini sang anak tidak membuat tugas sehingga gurunya bertanya-tanya.

Dengan keadaan sedih dan malu, ia mengatakan kalau semua harta yang dia gadai untuk kelangsungan hidupnya selama ini.

Baca juga: Pemuda Katolik Kepri Bekerja Sama dengan Kemensos Salurkan Paket Sembako ke Warga Terdampak Corona

Baca juga: Siapkan 2.000 Nasi Bungkus Sehari, Dapur Umum di Tanjungpinang Ini Bantu Masyarakat Terdampak Corona

Dengan berurai air mata, dia harus menggadaikan KTP dan HP miliknya untuk menyambung hidup.

Tangis Ny Santi Marisa (33) pecah ruangan Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya, Senin (15/2/2021).

Ibu dua anak warga Donorejo, Kecamatan Simokerto, ini tak bisa menahan sedih atas kondisi yang menimpa dirinya bersama keluarga.

Dampak pandemi corona benar-benar menghimpit keluarga pekerja serabutan ini pada situasi sangat sulit.

Yuli menangis tersedu-sedu saat membagikan cerita keluarganya yang kelaparan karena terdampak pandemi Virus Corona (YouTube KompasTV)

Betapa tidak , untuk sekadar makan, keluarga Santi harus menggadaikan apa saja yang dia miliki.

"HP saya gadikan Rp 350.000. KK dan KTP juga," ucap Santi menahan tangis.

Santi harus melakukannya lantaran tidak ada lagi yang bisa buat makan sehari-hari.

Suaminya, Toha Mustofa, biasa bekerja serabutan jadi kuli proyek.

Baca juga: Meski Sepi Aktivitas, Angkasa Pura Beri 750 Paket Sembako untuk Warga Tanjungpinang Terdampak Corona

Selama pandemi tidak adalagi pekerjaan.

Kehadiran Santi di ruang fraksi itu mengejutkan Achmad Hidayat, tenaga ahli Fraksi PDIP.

Pembagian sembako dari Yayasan Moggallana Indonesia dan Beverly hotel Inn ke warga di Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Selasa (21/4/2020). Ilustrasi (TribunBatam.id/Ian Pertanian)

Achmad yang juga Wakil Sekertaris DPC PDIP Surabaya ini bisa merasakan kesedihan warga yang tiap hari tinggal di Jalan Gresikan, Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari ini.

Sambil menyertakan dua anaknya yang masih usia SD dan TK, Santi tidak henti-hentinya sesenggukan.

Dia mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi.

HP satu-satunya yang juga untuk media daring sekolah anaknya terpaksa digadaikan untuk makan.

Sudah ada beberapa bulan suami Santi tidak lagi bisa menafkahi dirinya bersama dua anaknya.

Baca juga: VIDEO - Dampak Corona, Pria Ini Banting Setir Jual Bumbu Dapur Pakai Kostum Superhero

Baca juga: Bersama PSMTI, Kapolres dan Danlanal Gunakan Motor Bagi Sembako ke Warga Lingga Terdampak Corona

"Gurunya menanyakan kenapa Cantika (anak pertama) tidak mengerjakan tugas hingga sebulan lebih.

Saya sedih dan malu.

Soalnya HP saya gadaikan dan belum bisa kami tebus," ucap Santi lirih.

Sejumlah warga mendatangi Yayasan Darul Mukmin untuk mengambil bantuan paket bahan pokok, Jumat (8/5/2020). Ilustrasi (TribunBatam.id/Elhadif Putra)

Anak pertamanya itu sekolah di SDN Kapasan V. Santi berniat meminjam HP tetangga tapi harus masuk grup sekolah.

Saat ini, Santi makin bingung karena untuk makan saja susah. Tak ada lagi jasa kuli bangunan untuk suaminya.

Hampir semua barang-barang di rumahnya habis digadaikan.

Tidak hanya HP, sejumlah pakaian sampai Kartu Keluarga (KK) pun sudah masuk Pegadaian.

Anaknya yang masih duduk di kelas II SD pun ikut bingung.

Baca juga: Peduli Warga Terdampak Corona, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Batam Beri Bantuan Sembako

Baca juga: Peduli Warga Terdampak Corona, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Batam Beri Bantuan Sembako

Sebab, sebentar lagi akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas.

"Kalau sampai tidak naik kelas bagaimana.

Saya tidak tega, kasihan," lanjut Santi.

Penyerahan bantuan sembako dari Bhayangkari Polres Karimun kepada warga terdampak Covid-19, Senin (20/4/2020) (TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA)

Sementara adiknya Nesya Anindita, anak keduanya hendak masuk TK.

Santi mengaku sedih melihat teman-teman Nesya, adik Cantika, yang sudah persiapan masuk TK.

Anak keduanya itu kadang bengong.

Keluarga Santi saat ini memang sudah tercatat sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Artinya berhak atas bantuan sosial tunai (BST).

Baca juga: Terdampak Covid-19, Kunjungan ke Pulau Penyengat Tanjungpinang Menurun

Baca juga: Dampak Covid-19, Pemko Batam Hapus Denda dan Bunga Pajak Daerah, Berikut Syaratnya

Namun, bantuan langsung Rp 300 ribu per bulan yang sudah diterima selama ini habis hanya untuk makan.

Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris salurkan 500 sembako dari donatur kepada masyarakat terdampak Covid-19. (TRIBUNBATAM/TIKA)

Karena tidak tahu harus mengadu ke siapa, Santi memutuskan untuk menghubungi Baktiono, anggota Fraksi PDI Perjuangan yang juga Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya.

Baktiono adalah anggota dewan dari Dapil Tambaksari.

Baktiono yang masih reses mengarahkan Santi ke Fraksi PDIP di gedung dewan.

Achmad mengatakan akan ditampung dan ditindaklanjuti.

Pihaknya juga akan membantu mengomunikasikan masalah tersebut ke pemerintah kota agar mendapat intervensi kebijakan.

Baca juga: 1.900 Pelaku UMKM Batam Terdampak Covid-19, Petugas Masih Turun ke Lapangan, Sekarang Didata Dulu

Baca juga: Dampak Covid-19, Karyawan Lion Air di Batam Terancam PHK, Pegawai Kontrak Mulai Ketakutan

Untuk sementara, fraksi baru bisa membantu menebus HP yang telah digadaikan.

Juru parkir di Kota Batam yang akrab disapa Bang Udin, Senin (15/6/2020). Pandemi Covid-19 berdampak besar pada pendapatannya. (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Sebab, itu penting untuk sarana anaknya sekolah virtual di masa pandemi Covid-19 ini.

"Ada baiknya perangkat kelurahan, Kasi Kesra atau Pak RT setempat lebih tanggap dan paham pemetaan warganya yang rentan permasalahan sosial," kata Achmad.

Baktiono juga mendesak agar sekolah juga lebih proaktif dan selalu mengecek kondisi siswa bersama keluarganya.

"Harus dimasukkan mitra warga atau intervensi bantuan sekolah kepada keluarga Santi ini," kata Baktiono.

Baca juga: Catat! Ini Jadwal Pembagian Bansos Pemprov Kepri, Khusus untuk Warga Terdampak Covid-19

Baca juga: Ringankan Beban Warga Tedampak Covid-19, Bank Mandiri Salurkan Paket Sembako

Baca juga: Penuhi Janji, Isdianto Beri 15 Ribu Paket Sembako untuk Warga Tanjungpinang Terdampak Covid-19

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainya di Google

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Pilu Warga Surabaya terdampak Pandemi, Ny Santi Terpaksa Gadaikan HP hingga KTP demi Makan

(*)

Berita Terkini