Densus 88 Tembak Mati Dokter Sunardi Tersangka Terorisme, Begini Reaksi Warga Sekitar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi tempat pengobatan gratis yang didirikan oleh Dokter Sunardi (54) di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jumat (11/3/2022). (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

TRIBUNBATAM.id - Upaya penangkapan tersangka terorisme oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 9 Maret 2022 masih menjadi cerita warga sekitar.

Khususnya warga Solo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Apalagi setelah mereka tahu tersangka terorisme bernama Sunardi (54) meninggal dunia setelah tindakan tegas dan terukur oleh polisi.

Proses penangkapan tersangka terorisme yang kesehariannya berprofesi sebagai dokter ini terbilang cukup dramatis.

Sunardi sempat melawan secara agresif saat hendak ditangkap.

Tersangka juga disebutkan menabrakkan mobil ke arah petugas Densus 88 serta kendaraan petugas masyarakat yang sedang melintas.

Mobil Mitsubishi Strada warna silver yang diduga dikendarai Sunardi menabrak tembok depan rumah warga milik Dwi Puji (35).

Baca juga: Mabes Polri Tegaskan Dokter Sunardi Sudah Berstatus Tersangka Terorisme Sebelum Ditangkap

Baca juga: KRONOLOGIS Densus 88 Antiteror Mabes Polri Tembak Mati Terduga Teroris di Jateng

Kejadian itu terjadi di Jl. Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo.

Kerusakan menurut Dwi Puji ditanggung oleh Polres Sukoharjo.

Karena berusaha melawan, petugas melumpuhkan Sunardi dengan pertimbangan situasi saat itu sudah membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sekitar.

Bagian punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah Sunardi menurut Ramadhan terkena timah panas polisi hingga ia meninggal dunia.

Dokter Sunardi rupanya membuka pengobatan gratis di wilayah Pasar Kliwon, Kota Solo.

Pantauan Tribun, tempat pengobatan gratis milik Sunardi tampak tertutup rapat.

Nampak dari luar, tempat tersebut bernuansa putih, dengan pintu terbuat dari kayu.

Pada bagian depan klinik terdapat sebuah masjid, yang kini tengah di renovasi.

Warga sekitar, Tarno mengatakan semenjak masjid direnovasi tempat pengobatan gratis tersebut ditutup sementara waktu.

"Karena pembangunan masjid, ditutup sementara sudah kurang lebih 4 bulan tutup," ujarnya Jumat (11/3/2022).

Menurutnya, Sunardi mendirikan tempat pengobatan gratis tersebut sudah cukup lama, Tarno tidak ingat betul tahun berapa mulai didirikan.

Baca juga: Teror China semakin Nyata! Taiwan Gandakan Produksi Rudal, Modernisasi Militer Prioritas Tsai Ing

Baca juga: Bareskrim Mabes Polri Buru Pemilik Binomo, Aplikasi Trading Ilegal Seret Crazy Rich Medan

Setiap harinya, Sunardi melayani warga yang ingin berobat tanpa dipatok biaya pengobatan.

"Iya gratis, kadang bayar Rp 2.000 atau Rp 3.000 saja, kebanyakan gratis enggak bayar," katanya.

Ketika buka, biasanya terdapat 6-8 orang yang datang untuk berobat.

Kebanyakan yang berobat ialah warga sekitar, namun juga terkadang berasal dari luar lingkungan.

Oleh warga sekitar, S dikenal sebagai sosok yang baik dan lemah lembut.

Sehingga ketika kabar S terlibat dalam jaringan teroris, membuat warga sekitar tempat pengobatan terkejut.

"Kaget, karena selama ini dikenal dengan sosok yang baik, begitu mendengar kabar tersebut, sebagian warga langsung melayat ke rumah duka," tuturnya.

"Orangnya baik, kalau dokter zaman sekarang kan mengejar harta, kalau beliau tidak seperti itu," tambahnya.

Sunardi diketahui terakhir kali ke tempat pengobatan tersebut pada dua minggu lalu.

"Terakhir kesini pas hari Jum'atan, dua minggu lalu," sebutnya.

POLISI Ungkap Peran Dokter Sunardi

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan sebelumnya mengungkap peranan Dokter Sunardi dalam jaringan terorisme.

Baca juga: BREAKING NEWS, Tim Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sagulung Batam

Baca juga: Kisruh Susi Air vs Pemkab Malinau, Somasi Tak Digubris, Bakal Datangi Mabes Polri LAGI

Ramadhan menjelaskan, Sunardi merupakan anggota dari jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI).

Kemudian, Sunardi pernah menjabat sebagai pimpinan atau Amir Khidmat serta menjadi Deputi Dakwah dan Informasi JI.

Selain itu, Sunardi juga disebutkan sebagai penasehat Amir organisasi teroris JI dan menjadi penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

“Kelima, penanggung jawab Hilal Ahmar Society,” ujarnya.

Ramadhan juga menjelaskan HASI merupakan yayasan atau organnisasi terlarang yang terafiliasi oleh JI.

Menurutnya, HASI bertugas merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut fts foreign terrorist fighter (FTS) ke Suriah.

“Yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negari Jakarta Pusat pada tahun 2015 adalah organisasi terlarang,” tegasnya.

Mabes Polri juga memberi penegasan akan status hukum penembakan bernama Sunardi (Su) oleh Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 9 Maret 2022.

Baca juga: Pengusaha Batam Yuwangki Diperiksa Tim Mabes Polri Diduga Terkait Kasus Kevin Hong

Baca juga: Apa Itu Lone Wolf Terorisme? Julukan Bagi ZA yang Serang Mabes Polri Sendirian, Ini 4 Tipenya

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai dokter di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sudah berstatus tersangka terorisme.

Ramadhan menegaskan, status hukum ini diberikan sebelum yang bersangkutan ditangkap hingga berusaha melawan polisi.

Densus 88 Polri sebelumnya menangkap dokter Sunardi di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Rabu (9/3/2022) sekira pukul 21.15 WIB.

Ramadhan mengungkapkan jika tersangka kasus terorisme itu tewas dalam proses penangkapan tersebut.

Ia menjelaskan, jika Sunardi sempat melawan secara agresif saat hendak ditangkap.

Tersangka juga disebutkan menabrakkan mobil ke arah petugas Densus 88 serta kendaraan petugas masyarakat yang sedang melintas.

Mobil Mitsubishi Strada warna silver yang diduga dikendarai Sunardi menabrak tembok depan rumah warga milik Dwi Puji (35).

Kejadian itu terjadi di Jl. Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo.

Kerusakan menurut Dwi Puji ditanggung oleh Polres Sukoharjo.

Karena berusaha melawan, petugas melumpuhkan Sunardi dengan pertimbangan situasi saat itu sudah membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sekitar.

Bagian punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah Sunardi menurut Ramadhan terkena timah panas polisi hingga ia meninggal dunia.

“Status tersangka, sebelum dilakukan penangkapan yang bersangkutan sudah berstatus tersangka tindak pidana terorisme, bukan terduga,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/3/2022).

SIKAP Keluarga

Perwakilan keluarga Sunardi (54) yang tewas ditembak Densus 88 Antiteror buka suara.

Perwakilan keluarga yang juga Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, Endro Sudarsono mengatakan, jika S tewas dengan dua luka tembak.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Munarman Terkait Terorisme

Baca juga: Bareskrim Mabes Polri Tahan Ferdinand Hutahean Buntut Cuitan SARA

Namun, pihak keluarga masih tak mempercayai pernyataan kepolisian bahwa S yang merupakan warga Kabupaten Sukoharjo terlibat kasus terorisme.

"Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau pak S itu terlibat kasus terorisme," terang dia di rumah duka, Kamis (10/3/2022).

Selain itu, keluarga turut menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan kepolisian hingga membuat S meregang nyawa.

"Yang jelas kita menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian ada sebuah kekerasan apalagi tembak mati," terang dia.

"Mestinya ada upaya paksa, atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan, bukan mematikan," jelasnya.

Baca juga: Sosok AKP Ganesha Sinambela, Kasat Lantas yang Ditangkap OTT Oleh Paminal Mabes Polri

Baca juga: Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Batam, Ditangkap di Tempat Terpisah

Tindakan kekerasan yang dimaksud Endro adalah dua luka tembak yang dialami S.

Juga fakta bahwa mobil yang dikemudikan S mengalami oleng.

"Kemudian mobil oleng, apakah kemudian olengnya itu kemudian dalam keadaan tidak sadar atau sebuah perlawanan kita tidak tahu," kata dia.

Lebih lanjut Endro menyampaikan pihak keluarga meminta maaf jika selama hidupnya S melakukan kesalahan.

Dia juga meminta jika ada tanggungan sesuatu terkait S untuk segera menghubungi pihak keluarga.

"Proses hukum sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga, tak etis masih berkabung," jelas dia.(TribunBatam.id) (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari) (Kompas.com)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Penangkapan Teroris

Sumber: TribunSolo.com

Berita Terkini