ANAMBAS TERKINI

Kisah Marsita Juru Masak MBG di Anambas, Bangun Subuh Demi Asupan Gizi Siswa

2309_Anambas_Human Interest_Kisah Marsita Juru Masak MBG di Anambas, Bangun Subuh Demi Asupan Gizi Siswa

Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak
Marsita (44) pekerja pengolah menu makanan bergizi gratis (MBG) SPPG Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Selasa (23/9/2025). 

Seolah keberuntungan memihak, tak tinggal diam, Marsita pun ikut mendaftar seleksi PPPK tahap kedua dan dinyatakan lulus.

Ia kini tengah menunggu pelantikan dan akan ditempatkan di Puskesmas Siantan Timur (Desa Nyamuk).

Sembari menunggu pelantikan, Marsita memilih bekerja sebagai pengolah menu MBG di SPPG Air Asuk.

Pekerjaan ini ia jalani untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kegiatan di dapur SPPG dimulai sejak sore. Marsita dan rekan-rekannya mulai mempersiapkan bahan masakan dari pukul 15.30 WIB hingga sekitar pukul 20.00 WIB.

"Waktu itu kami gunakan untuk motong sayur, bawang, cabai, ayam, tergantung menu harian yang ditetapkan," sebut Marsita.

Selanjutnya, proses memasak dimulai pukul 03.00 WIB subuh. Semua masakan harus selesai paling lambat pukul 06.00 WIB karena makanan akan langsung dikemas.

"Pukul 07.00 WIB, makanan siap didistribusikan ke sekolah-sekolah. Biasanya dimulai dari TK/ PAUD, kemudian dilanjutkan sampai ke SMA/SMK," terangnya.

Meski harus bangun dini hari dan bekerja dengan jadwal yang cukup padat, Marsita mengaku tidak terlalu merasa kelelahan.

Ia menganggap dirinya sudah terbiasa dengan pola kerja seperti ini.

"Kadang ngantuk, tapi tidak terlalu capek karena masih bisa istirahat di sela-sela waktu," tuturnya.

Marsita menerima upah harian sebesar Rp100 ribu per hari kerja. Ia bekerja dari Senin hingga Jumat, dan tidak menerima bayaran apabila tidak masuk kerja.

"Sebagaimana kesepakatan kerja memang begitu. Kalau ditanya BPJS Ketenagakerjaan ya tidak ada, karena kerja harian," ucapnya.

Karena rumahnya berada cukup jauh di Desa Liuk, Marsita memilih untuk tinggal sementara di kawasan SPPG. Ia hanya pulang ke rumah saat akhir pekan, dijemput oleh suaminya.

"Kebetulan di sini ada kamar, saya diberi buat menginap. Kalau hari libur baru saya pulang ke desa. Suami saya yang jemput," katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved