Kapolda Kepri Dihadapkan Pertanyaan Kritis Mahasiswa Batam Soal Keterbukaan Informasi
Mahasiswa Batam Rizkiani soroti soal keterbukaan informasi publik dan keberanian masyarakat berpendapat di ruang digital di depan Kapolda Kepri
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Suasana aula Kampus Universitas Internasional Batam (UIB), Kamis (9/10/2025), mendadak hening sejenak ketika seorang mahasiswi Fakultas Hukum, Rizkiani mengangkat tangan dan melontarkan pertanyaan tajam kepada Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin.
Dalam kegiatan "Bincang Kapolda Bersama Mahasiswa se-Kota Batam” yang mengangkat tema Menjaga Kamtibmas dan Stabilitas Kota Batam, dialog yang semula santai berubah menjadi ruang penuh dialektika dan kejujuran.
Rizkiani menyoroti soal keterbukaan informasi publik dan keberanian masyarakat berpendapat di ruang digital.
"Bagaimana kepolisian membangun keterbukaan informasi publik? Dalam paparan Bapak tadi disebutkan demokrasi bisa lewat TikTok. Tapi, banyak orang justru takut berbicara, takut salah ngomong dan dituding sebagai pemicu provokasi. Bagaimana dengan itu, Pak?,” tanya Rizkiani, disambut tepuk tangan peserta.
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin dengan tenang. Ia mengapresiasi keberanian mahasiswa mengungkapkan pandangan kritisnya.
"Itu pertanyaan bagus. Justru itulah yang sedang kita bangun pemahaman bersama agar komunikasi tidak tersumbat,” ujar Asep.
"Kita ingin semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, bisa saling terbuka. Kalau komunikasi lancar, tidak perlu semuanya disampaikan lewat demonstrasi,” ujarnya.
Kapolda menjelaskan bahwa Polri memiliki berbagai mekanisme untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas publik termasuk trust building atau pembangunan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
"Kami punya kegiatan yang disebut trust building. Tujuannya agar masyarakat percaya, dan kepercayaan itu dibangun lewat keterbukaan,” ujarnya.
Kalau ada penyimpangan anggota, lanjutnya, dia menegaskan akan diproses.
Asep juga mengungkap kinerja Polda Kepri dan satuan di bawahnya diaudit secara rutin, itu dilakukan Inspektorat Polri dan BPK hingga Ombudsman RI.
"Setiap triwulan kami diaudit — mulai dari operasional sampai anggaran. Bahkan 12 kali berturut-turut Polri mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Artinya, tidak ada masalah dalam pengelolaan keuangan,” katanya.
Selain pengawasan internal, Ombudsman juga secara rutin memantau pelayanan publik di Polda Kepri.
"Ombudsman datang hampir tiap bulan, mengecek aduan masyarakat, bahkan memanggil penyidik untuk klarifikasi langsung. Kami terbuka terhadap kritik,” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, Asep juga menyinggung peristiwa Rempang yang sempat menimbulkan tudingan pelanggaran HAM oleh aparat.
"Ketika itu Komnas HAM datang langsung, memeriksa lapangan, dan berdialog dengan kami. Ada tuduhan gas air mata ditembakkan ke sekolah. Tapi hasil pengecekan menunjukkan selongsongnya justru dilempar ke atas, bukan hasil tembakan langsung,” ujar Asep menjelaskan kronologi tersebut.
Ia menegaskan Polri terbuka terhadap pemeriksaan dan tidak menutup diri dari penilaian publik.
"Kami tidak anti kritik. Kalau ada kesalahan, kami evaluasi. Tapi jangan sampai persepsi yang salah membentuk opini publik tanpa fakta,” ujarnya.
Diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Batam itu berlangsung hampir dua jam. Pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir dari mahasiswa berbagai kampus yang hadir untuk menyampaikan unek-unek mereka.
Dari sejumlah pertanyaan mahasiswa mengarah pada sulitnya membangun komunikasi dengan pejabat pemerintah di Kota Batam.
"Kami mohon kepada Pak Kapolda, kendala kami mahasiswa selama ini sulitnya untuk duduk bersama dengan pejabat pemerintah di Batam ini. Tak ada cara kami untuk berduskusi selain lewat jalan aksi, itulah surat sakti kami," ujar seorang mahasiswa, Anam.
Namun disayangkan, aksi demonstrasi yang sering diarahkan ke Wali Kota, DPRD namun massa selalu terbentur dengan aparat kepolisian di lapangan.
"Kami harap Bapak Kapolda dapat menyampaikan persoalan dan keluhan kami mahasiswa ini," tutur Anam.
Meski pertanyaan-pertanyaan yang muncul cukup menohok, suasana tetap kondusif dan penuh tawa. Kapolda Kepri berulang kali menegaskan Polri terbuka untuk berdialog.
"Silakan sampaikan pendapat, tapi lewat cara yang konstruktif. Kami terbuka, asal tetap dalam koridor hukum,” pesan Asep sebelum menutup acara. (TribunBatam.id/bereslumbantobing)
Kapolda Kepri
Batam
Irjen Pol Asep Safrudin
Universitas Internasional Batam
keterbukaan informasi publik
BP Batam Beri Waktu Pemilik Pindahkan Kontainer, Amsakar: Kalau Tak Pindah, Kita Pindahkan |
![]() |
---|
Tersangka Penikaman di Batam Hingga Korban Tewas Terancam Hukuman Mati, Dion Dijerat Pasal Berlapis |
![]() |
---|
Dari Desa Sungai Buluh Lingga, Hasil Tambak Udang Vaname Tembus Pasar Batam |
![]() |
---|
Tangis Nenek Bhayangkara Pecah saat Kebumikan Sang Cucu di TPU Sei Temiang Batam |
![]() |
---|
Bea Cukai Kepri Gagalkan Penyelundupan 25,9 Ton Pasir Timah, 2 Warga Karimun Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.