DEMO DI BATAM

Breaking News, Massa Buruh Demo di PT ASL Shipyard Batam, Singgung K3 Hingga Tolak Outsourcing

Massa buruh di Batam mendatangi PT ASL Shipyard Indonesia di Tanjunguncang, Rabu (22/10/2025) dengan membawa sejumlah tuntutan. Apa saja?

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Ucik Suwaibah
DEMO DI BATAM - Tangkap layar live Facebook wartawan TribunBatam.id, Ucik Suwaibah saat massa buruh saat demo di PT ASL Shipyard Indonesia, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (22/10/2025). Sejumlah tuntutan mereka bawa dalam unjuk rasa yang mendapat pengawalan aparat kepolisian. Aksi ini masih berkaitan dengan insiden kapal Federal II di PT ASL Shipyard hingga 13 pekerja meninggal dunia. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sejumlah spanduk putih bertuliskan tuntutan dibawa massa aksi unjuk rasa di PT ASL Shipyard Indonesia, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (22/10/2025).

Selain menuntut agar menegakkan aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan galangan kapal di Batam itu, tuntutan agar menolak outsourcing dan mendesak seluruh pekerja subkon PT ASL beralih menjadi pekerja tetap juga mereka suarakan.

"Silahkan Bapak-bapak baca tuntutan yang kami bawa ini. Kami butuh keputusan. Sebab nyawa belasan orang meninggal begitu saja. Ini nyawa manusia" ucap seorang orator.

Ratusan buruh yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Batam akan menggelar aksi damai di sejumlah titik di Kota Batam pada Rabu (22/10/2025) besok.

Ketua PC SPL FSPMI Kota Batam, Suprapto sebelumnya mengatakan jika aksi ini merupakan bentuk keprihatinan atas peristiwa ledakan kapal Federal II milik PT ASL Shipyard yang menewaskan 13 pekerja pada Rabu (15/10) sekira pukul 04.00 WIB.

Ia menegaskan, aksi yang digelar bukan semata bentuk solidaritas, tapi juga desakan agar pemerintah dan aparat benar-benar menindak tegas perusahaan yang lalai terhadap keselamatan kerja.

Dalam aksi besok, para buruh akan berunjuk rasa di beberapa lokasi.

Di antaranya PT ASL Shipyard, PT Caterpillar, pada hari berikutnya ke Kantor UPT Pengawasan Disnaker Provinsi Kepri, dan Kantor Wali kota Batam.

"Titik kumpulnya di Panbil. Estimasi massa antara 300 sampai 500 orang," sebut Suprapto.

Salah satu tuntutan utama massa ialah penghapusan sistem outsourcing dan penerapan sistem keselamatan kerja yang lebih ketat di sektor industri berisiko tinggi.

"Ini bukan soal santunan setelah kejadian. Ini soal nyawa manusia yang tidak bisa diganti dengan uang. Dalam aksi ini kami ingin kejadian ini jadi bahan evaluasi agar ada pencegahan nyata ke depan," ucapnya.

Dalam aksi itu, Suprapto juga meminta agar aktivitas di PT ASL dihentikan sementara selama proses investigasi berjalan.

"Kalau perlu, stop dulu semua aktivitas untuk investigasi menyeluruh. Jangan sampai kecelakaan seperti ini terus berulang," katanya.

Sementara, Ketua Konsulat FSPMI Cabang Batam, Yapet Ramon mengatakan setelah adanya insiden ini pihaknya berharap agar membentuk tim investigasi yang melibatkan serikat buruh.

"Ini kan kejadian tidak hanya sekali, sudah berulang bahkan. Setelah adanya penyelidikan kami harap pemerintah membentuk tim investigasi dengan tujuan agar kejadian tak terulang," kata Yapet Ramon. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved