TRAGIS. Diduga Tak Sempat Lari, Satu Keluarga Terpanggang saat Rumahnya Terbakar

Seorang warga bernama Topan (50) yang menempati kontrakan di samping rumah Nedy menggambarkan bagaimana kalutnya suasana saat kebakaran terjadi.

Muhamad Syahri Romdhon/kompas TV
Ilustrasi kebakaran 

Siang harinya sekitar pukul 12.00, empat jenasah dishalatkan di masjid perkampungan.

Ratusan orang memadati areal masjid, termasuk rekan-rekan Nadia Anisa dari SMA 50 Jakarta. Tangisan pecah dari para kerabat usai jenazah dishalatkan.

Tangisan sejumlah rekan Nadia bahkan meraung, ketika peti jenazah yang mengangkut jenasah Nadia mulai diangkat.

Siang itu empat jenazah memang akan langsung dimakamkan. Jasad Muhammad Nedi, Siti Maryam dan Nadia Anisa di makamkan di TPU Prumpung.

Sedangkan Muhammad Azis dibawa dengan mobil ambulance untuk disemayakan di wilayah Depok, Jawa Barat.

Perjalanan menuju ke TPU Prumpung juga diwarnai koor tangis. Ratusan orang berjalan di belakang tiga peti. Orang-orang berkumandang tahmid.

Sebagian lagi masih menangisi kepergian korban dengan cara tragis itu. Pada proses pemakaman juga berlangsung mengharukan.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo mengatakan, dari hasil pemeriksaan, dugaan sementara kebakaran disebabkan akibat korsleting listrik di lantai dua kediaman Muchammad Nedy.

Baca: Produk UMKM Bisa Dipasarkan di Mal. Ini Syarat yang Harus Dipenuhi

Baca: Ahok: Balon Boleh Untuk Selfie Tapi Jangan Diletuskan

Baca: NGERI. Ternyata Petir di Depok Terganas di Dunia dan Sudah Tercatat Guinness Book of World Record

Ia pun menduga ketika peristiwa tersebut terjadi, seluruh korban panik dan tidak bisa keluar karena terjebak api.

Ketika melihat lokasi kebakaran dirinya menilai peletakan bangunan tersebut dalam kondisi mengkhawatirkan.

Sebab hanya ada satu akses jalan keluar. Seharusnya setiap pemukiman harus adanya dua jalan keluar. Sehingga jika terjadi kebakaran ataupun peristiwa tersebut tidak ada yang terjebak.

"Kondisi rumah sangat kacau sekali. Sangat padat. Tidak terdapat jalan penghubung ke jalan lain. Kemudian tidak ada pintu keluar lain selain di depan," ucap dia.

Bantuan

Usai semua jenasah dimakamkan, Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana, memberikan sejumlah bantuan untuk korban kebakaran.

Pemberian bantuan dilakukan di Sekretariat RW 12 CBU. Bantuan ini bersumber dari Bazis dan Sudin Sosial Jakarta Timur.

Bambang mengatakan, bantuan yang diberikannya itu antara lain berupa uang duka Rp 10 juta. Kemudian sejumlah tikar, selimut dan sembako.

Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban yang diderita korban kebakaran.

"Kami turut berbelasungkawa atas kejadian kebakaran ini dan berharap ke depan tidak ada lagi. Bantuan ini untuk meringankan beban bagi keluarga korban ybag ditinggalkannya," kata Bambang.

Selain memberikan bantuan iu, Pemprov DKI melalui Sudin Kesehatan Jakarta Timur juga mengganti biaya otopsi di RSCM.

Bahkan biaya pemakaman di TPU Prumpung itu digratiskan dari segala pungutan atau retribusi.

Termasuk jika banyak surat-surat penting yang terbakar, seperti ijazah, akta lahir, kartu keluarga, surat tanah dan sebagainya, akan dibantu proses pembutannya. Pihaknya meminta lurah setempat untuk membantu korban kebakaran itu.

Jumadi (40), salah satu anak almarhum Nedy, mengaku berterimakasih pada Pemkot Jakarta Timur yang telah memberikan bantuan.

Walau rumahnya sudah rata dengan tanah dan empat keluarga meninggal dunia namun ia mengaku pasrah. Ia menyebut kejadian ini sudah menjadi takdir Allah swt.

"Kami beriterimakasig pada pemerintsh yang telah memberikan bantuan. Mudah-mudahan ini bermanfaat untuk keluarga kami. Untuk surat-surat yang terbakar kami juga minta bantuannya untuk dibuatkan kembali " kata Jumadi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved