HUMAN INTEREST

Lihat Muhammad Pazi Jadi Anggota Paskibraka di Istana Negara, Keluarga di Karimun Menangis Depan TV

Lihat Muhammad Pazi jadi anggota Paskibraka di Istana Negara, keluarga yang membesarkannya menangis haru di depan televisi.

Editor: Thom Limahekin
zoom-inlihat foto Lihat Muhammad Pazi Jadi Anggota Paskibraka di Istana Negara, Keluarga di Karimun Menangis Depan TV
TRIBUNBATAM.id/Elhadif Putra
Muhammad Pazi, anggota Paskibraka asal Tanjung Batu, Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau foto bersama keluarga yang membesarkannya sebelum berangkat ke Jakarta.
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Kisah Muhammad Pazi, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kundur, Kabupaten Karimun yang menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara ini selalu memunculkan rasa haru.
Kebanggaan dan kebahagian yang dirasakan anggota Paskibraka Nasional 2019 Muhammad Pazi juga dirasakan oleh keluarganya di Karimun.
Sejak kecil, remaja yang akrab disapa Pazi itu telah tinggal bersama keluarga dari pihak ayahnya di Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepualau Riau (Kepri).
Sejak kedua orangtuanya berpisah, saat dia berusia enam tahun, Pazi dibesarkan oleh sang kakek, nenek dan tantenya.
Tante Pazi, Dewi Sumarni mengatakan keluarga di Tanjung Batu, Kundur selalu memantau kegiatannya melalui televisi.
"Saya menangis haru dan bangga melihat Pazi.
Oma dan keluarga di Tanjung Batu standby terus di depan televisi," kata Dewi kepada TRIBUNBATAM.id, Minggu (18/8/2019) malam.
Wanita yang berprofesi sebagai guru itu juga mengungkapkan kalau Pazi telah membanggakan keluarga.
Dewi mengetahui keponakannya itu merupakan anak yang kuat, tabah dan tegar.
"Keluarga besar almarhum Opa Sabung sangat bangga dengan Pazi.
Kalau orangtua saya masih hidup pasti beliau sangat bangga dengan cucu kesayangannya.
Mungkin bapak saya mungkin yang akan (hadir) ke istana," ungkap Dewi.
Muhammad Pazi foto bersama keluarganya di Tanjung Batu, Kundur, Kabupater Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Muhammad Pazi foto bersama keluarganya di Tanjung Batu, Kundur, Kabupater Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. (TRIBUNBATAM.id/Elhadif Putra)
 
Sebelumnya diberitakan, pelukan Citayami kepada putranya Muhammad Pazi di Istana Negara seakan tak bisa dilepaskan, Sabtu (17/8/2019).

Tetapi wajar saja. Sebab, sudah 10 tahun, Citayami tidak pernah bertemu dengan putra ke duanya itu.

Dari rekaman video yang diterima oleh anggota keluarga Muhammad Pazi di Kundur, Kabupaten Karimun, Citayami tidak banyak bicara.

Namun, raut wajah wanita asal Subang, Provinsi Jawa Barat tersebut tidak dapat membohongi kebahagian yang tengah dia rasakan.

 Mengharukan, Anggota Paskibraka Asal Kepri Ini Jumpa Ibunya di Istana Negara Setelah 10 Tahun Pisah

 Masuk Paskibraka, Muhammad Pazi Banggakan SMAN 1 Kundur, Begini Pengakuan Para Gurunya

 Ingin ke Istana Negara Jadi Paskibraka, Muhammad Pazi Sering Gantung di Kusen Rumah Sampai Tak Makan

 Kisah Muhammad Pazi, Paskibraka 2019 asal Kepri, Jumpa Ibu di Istana Negara setelah 10 Tahun Pisah

"Mmm... Anak mama.

Mmm... Sayang mama, Nak," kata Citayami sambil terus memeluk dan sesekali mencium Pazi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Pazi sendiri.

Tidak hanya kebanggaan karena terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional saja.

Muhammad Pazi bersama anggota Paskibraka foto bersama di Istana Meredeka di Jakarta
Muhammad Pazi bersama anggota Paskibraka foto bersama di Istana Meredeka di Jakarta (TRIBUNBATAM.id/ELHADIF PUTRA)

Akan tetapi, penantiannya untuk bertemu sang ibu selama satu dekade berakhir.

Sama seperti Citayami, Pazi juga tidak mau melepaskan pelukannya.

Kebahagiaan siswa SMA Negeri 1 Kundur Kabupaten Karimun itu juga diungkapkan kepada keluarga di Tanjungbatu.

Melalui sambungan telepon serta video call aplikasi WhatsApp, Pazi juga menangis bahagia menceritakan pengalamannya dengan sang ibu.

Mjuhammad Pazi anggota Paskibraka Asal Tanjungbatu Kundur Kabupaten Karimun saat mencium ibunya di Istana Merdeka, setelah 10 tahun tidak bertemu.
Mjuhammad Pazi anggota Paskibraka Asal Tanjungbatu Kundur Kabupaten Karimun saat mencium ibunya di Istana Merdeka, setelah 10 tahun tidak bertemu. (TRIBUNBATAM.id/ELHADIF PUTRA)

"Tadi malam sama jam sembilan juga, Pazi video call sama saya dan omanya.

Dia menangis sama saya dan mengucapkan terima kasih tante.

Kenapa tante tidak jadi datang?

Saya bilang minta maaf adek sakit dan oma juga tidak sehat.

Abang senang ketemu sama mama," papar Dewi Sumarni, tante sekaligus orang yang telah membesarkan Muhamad Pazi.

Muhammad Pazi saat bersama Ibunya di Istana Merdeka di Jakarta
Muhammad Pazi saat bersama Ibunya di Istana Merdeka di Jakarta (TRIBUNBATAM.id/ELHADIF PUTRA)

"Dia nangis bahagia.

Saya bisa lihat dari raut wajahnya.

Dia bilang Pazi pulang tanggal 23, tante jemput ya.

Saya bilang insyaallah tenate jemput di Tanjungpinang.

Saya juga bilang nanti bapak abang juga jemput abang di Tanjungpinang," ujar Dewi menerangkan percakapannya dengan sang keponakan. 

 Kisah Bayi Kembar 7 Pertama di Dunia, Patahkan Prediksi Dokter, Lihat Kondisi Mereka Kini

 LAGI Baku Tembak Anggota TNI dengan KKB Papua, 2 Orang Alami Luka Tembak, Begini Kronologinya

 Sempat Koma di Pesawat, 1 Jemaah Haji Langsung Dilarikan ke Rumah Saat Sampai Batam

 Bom Bunuh Diri di Tengah Pesta Pernikahan di Kabul, 63 Tewas, Ratusan Luka-luka

Sebelumnya diberitakan, keinginan Muhammad Pazi untuk bertemu ibunya akan segera terwujud.
Siapa Muhammad Pazi?
Dia adalah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pada tanggal 17 Agustus 2019 dia akan menjadi Komandan Peleton (Danton) Regu 17 pada upacara Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 74, di Istana Negara Kepresidenan, Jakarta.
Remaja laki-laki kelahiran Tanjung Batu Kundur, 07 Mei 2003 lalu itu sehari-hari akrab disapa Pazi.
Keaktifan Pazi yang bersekolah di SMA Negeri I Kundur di ekstra kurikuler Paskibraka mengantarkannya ke tingkat nasional.
Namun di balik prestasi yang gemilang, remaja berpostur tubuh tegap ini ternyata memiliki cerita sedih dalam kehidupannya.
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 1
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 1 (tribunbatam.id/Elhadif Putra)
Pazi merupakan putra ke dua pasangan Agus Sumarto dan Citayami.
Sebelum menempuh usia sekolah, Pazi kecil hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
Namun ketika hendak masuk Sekolah Dasar (SD) kebersamaan dengan ayah dan ibunya mulai goyah karena kondisi ekonomi.
Agus sang ayah sempat membawa keluarganya pindah dari Tanjung Batu Kundur ke Tanjungpinang untuk mengadu nasib.
Sayangnya Agus dan Citayami tak dapat mempertahankan lagi pernikahan mereka.
Akhirnya mereka pun berpisah.
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 2
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 2 (TRIBUNBATAM.id/Elhadif Putra)
Sejak saat itu, Pazi yang ikut dengan keluarga Agus tidak lagi bertemu dengan sang ibu hingga saat ini.
Mulai masuk sekolah, Pazi dan abangnya tinggal bersama nenek, kakek dan tantenya di Tanjung Batu Kundur, Kabupaten Karimun.
"Pas umur enam tahun orangtuanya pisah.
Sejak itu Pazi sama kami.
Sejak itu juga Pazi tak lagi jumpa sama mamanya.
Seperti apa mamanya dia tidak thau," kata tante Pazi, Dewi Sumarni dijumpai TRIBUNBATAM.id, di rumahnya, Jalan Hang Jebat, Rukun Tetangga (RT) 001, Rukun Warga (RW) 013, Kelurahan Tanjungbatu Kota, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Setelah berpisah selama 10 tahun, Pazi akhirnya memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya, Citayami.
Sebab, sang ibu akan ikut ke Istana Negara menyaksikan upacara Kemerdekaan RI.
Awalnya hanya dua orang keluarga yang dapat mendampingi anggota Paskibra Nasional.
Berdasarkan keputusan keluarga, akhirnya sang ayah Agus dan ibu tiri Pazi berangkat ke Jakarta.
Namun, sebuah kabar baik diterima Dewi yang juga sekaligus menjadi walinya itu.
Dewi mendapatkan kabar kalau ada tambahan dua orang lagi yang dapat datang ke Istana Negara.
"Yang berangkat awal ke Jakarta itu bang Agus sama ibu tiri Pazi.
Namun saya baru dapat kabar jika ada dua orang lagi yang bisa.
Orang yang memberi kabar itu minta saya dan ibu kandung Pazi yang ikut," terang Dewi.
Dewi yang tidak tahu keberadaan Citayami berusaha mencari informasi.
Setelah bersusah payah, Dewi akhirnya mendapatkan nomor kontak Citayami dari seorang kerabat.
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 3
Muhammad Pazi, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2019 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto 3 (TRIBUNBATAM.id/Elhadif Putra)
"Ibunya itu awalnya tidak mau.
Saya bilang demi Pazi anak kakak, kesampingkan dulu yang lain.
Saya pun tidak marah sama kakak.
Sekarang sepertinya ibu kandung Pazi sudah ada di Jakarta.
Kalau saya Insyaallah berangkat besok," papar Dewi.
Dewi mengenang, doa sang keponakan yang dia besarkan sejak kecil itu akhirnya terkabul.
Dia menyebutkan Pazi pernah menyampaikan keinginannya untuk bertemu Citayami di Jakarta.
"Dia pernah bilang doakan saya tante dengan ke Jakarta bisa jumpa sama mama," kenang Dewi.  
"Pazi itu orangnya tegar. Dari wajahnya tak nampak. Tapi hatinya kita tidak tahu," ujar Dewi. (TRIBUNBATAM.id/Elhadif Putra)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved