VIRUS CORONA DI AUSTRALIA

Cerita Guru Asal Indonesia di Australia yang Khawatir Saat Sekolah Kembali Dibuka Mulai 11 Mei

"Guru-guru di sekolah kami harus mengajar dari sekolah lagi. Kecuali mereka yang rentan mendapatkan dampak buruk Covid-19," katanya

Editor: Mairi Nandarson
ABC AUSTRALIA VIA KOMPAS.COM
Rina Prestiana sekarang mengajar di Marist College di Bendigo, Victoria, Australia 

"Kami sejauh ini mengikuti keputusan sekolah saja. Setelah kerja dari rumah, datang ke sekolah sehari menyenangkan juga karena ada perubahan suasana."

"Saya bisa berinteraksi langsung dengan siswa," kata Rina dalam percakapan dengan wartawan ABC Indonesia.

Sebenarnya Rina lebih suka mengajar dengan tatap muka, namun dalam keadaan sekarang dia mendukung kebijakan di Victoria untuk tetap membuat murid-murid belajar dari rumah.

"Saya lebih kawatir kalau sekolah dimulai kembali sebelum situasi ini pulih sempurna."

"Saya ingin sekolah mulai saat semua aman di semua daerah," kata Rina.

"Saat ini interaksi saya hanya dengan sejumlah siswa yang terpaksa harus berada di sekolah, interaksi saat berada di sekolah tetap mengedepankan social distancing … kami harus cuci tangan setiap masuk dan keluar ruang …di kantor staff juga begitu," katanya lagi.

Menurut Rina, memberi pelajaran via daring bagi murid-murid juga sebenarnya tidak ideal.

"Kurang ada kepuasan dalam mengajar. Saya belum bisa menerangkan secara maksimal, tidak ada waktu untuk menilai hari kerja murid dan kemudian memberikan masukan kepada mereka," kata Rina.

Walau sekarang proses belajar mengajar lewat daring sudah membaik, Rina mengalami banyak masalah di pekan-pekan awal.

"Kendalanya di awal awal minggu banyak yang bingung, waktu tersita untuk menjelaskan… sekarang sudah lumayan … karena kebanyakan murid sudah terbiasa dengan prosesnya," tambah Rina.

Sekarang menurut guru lulusan Universitas Negeri Yogyakarta itu, keadaan sudah lebih baik dalam hal pengajaran.

"Dua minggu pertama sulit sekali. Kadang merasa kita hari ini tidak mencapai apa apa. Hanya kirim email seharian, mulai sebelum jam 8… selesai kadang malam".

Rina juga menceritakan kalau sekarang sudah dapat membagi waktu. Dia sudah punya sistem yang lebih baik karena belajar dari kesalahan-kesalahan di minggu awal.

Susah menerapkan social distancing di sekolah Selain Rina, juga ada Christin Anggrahini yang menjadi guru bahasa Indonesia di NSW School of Languages, Sydney, sekolah jarak jauh bagi murid yang ingin belajar bahasa.

"Sebelumnya, kami mengajar bahasa asing lewat internet dan telepon dari sekolah kami."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved