TERKUAK, Mandor Kapal Bendera China Lempar ABK Pakai Besi, Angkat Jempol saat Tahu Kru Tewas

Tak jarang di dan rekan-rekannya ditendang serta dilempar pakai besi seberat dua kilogram. Kekerasan ini kerap mereka terima dari mandor kapal.

TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
EVAKUASI - Anggota TNI AL dan Polisi menurunkan jenazah Warga Negara Indonesia (WNI), Hasan Afriadi yang menjadi ABK Luang Huang Yuan Yu 118 di Dermaga Lanal Batam, Rabu (08/07/2020). Tim gabungan yang terdiri dari TNI AL, Polisi, Bakamla, KPLP dan Bea Cukai ini mengamankan dua kapal ikan berbendera China dengan nama lambung Luang Huang Yuan Yu 117 dan Luang Huang Yuan Yu 118 terkait tindak penganiyaan yang mengakibatkan satu ABK asal Indonesia meninggal dunia 

"Pernah dia (Hasan) kondisi sakit dipaksa bekerja, kami pernah sama-sama tidak istirahat tiga hari," ujarnya.

Hasan sendiri meninggal tanggal 20 Juni 2020 menjelang magrib.

"Saat dia (Hasan) sakit, tidak pernah dikasi makanan tambahan seperti susu atau lainnya.

Berhasil diselamatkan aparat dari atas kapal Lu Huang Yuan Yu 117, 22 WNI yang selama ini menjadi ABK kapal berbendera China itu mengungkapkan kisah pilu mereka selama berada di kapal tersebut.
Berhasil diselamatkan aparat dari atas kapal Lu Huang Yuan Yu 117, 22 WNI yang selama ini menjadi ABK kapal berbendera China itu mengungkapkan kisah pilu mereka selama berada di kapal tersebut. (TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING)

Hanya dibiarkan terbaring di kamar dengan makanan seadanya, seperti yang kami konsumsi.

Hanya sekali dikasih minum susu, itupun kondisinya sudah semakin terlihat lemah," ujarnya.

Polisi Tetapkan 1 Tersangka, Terkait Kasus ABK WNI Meninggal, Jasad Disimpan di Freezer

"Pas almarhum meninggal kapten kapal datang melihat.

Bukannya memasang muka sedih, sambil senyum menunjukkan kedua jempol dan bilang Hasan akan mendapat uang banyak dari asuransi," ujarnya sambil menirukan kapten kapal tersebut.

Ia menceritakan, setelah meninggal jasad Hasan disimpan di dalam freezer sotong kapal tersebut.

Rencananya mayat almarhum diturunkan di Singapura dan mereka melanjutkan perjalanan ke Jepang.

Ia bersama puluhan rekan ABK kapal Lu Huang Yuan Yu 118 dan 117 merasa bersyukur, karena diselamatkan petugas gabungan TNI-Polri.

Mengadu Nasib 

Yonatan Witanto mengaku bekerja di atas kapal karena ingin mengubah nasib.

Dengan janji upah 350 dolar Amerika, ia membulatkan tekad berangkat dari kampung halamannya di Jawa Tengah.

ABK - Anak Buah Kapal (ABK) kapal berbendera China
ABK - Anak Buah Kapal (ABK) kapal berbendera China (TRIBUN BATAM/ARGIANTO)

Namun apa yang diharapkannya tak sesuai dengan kenyataan.

HASIL Autopsi Jenazah ABK yang Disimpan dalam Freezer Sotong, Ditemukan Tanda Kekerasan

Ia malah mendapat tindak kekerasan. Gaji yang didapatpun tak seberapa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved