Pandemi COVID19, 12 Negara Terjun ke Jurang Resesi, Indonesia Diuntungkan Tak Lakukan Lockdown?
Pandemi corona berkepanjangan membuat ekonomi sejumlah negara runtuh dan membuat 12 negara secara resmi jatuh ke jurang resesi
Pandemi COVID19, 12 Negara Terjun ke Jurang Resesi, Indonesia Diuntungkan Tak Lakukan Lockdown?
TRIBUNBATAM.id - Pandemi corona atau Covid-19 berkepanjangan membuat ekonomi sejumlah negara runtuh.
Tecatat saat ini sudah ada 6 negara besar dunia terperosok ke jurang resesi.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab awal kemerosotan perekonomian negara-negara di dunia.
Jika ekonomi mengalami penurunan secara drastis hal ini bisa menuju kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
• Jurang Resesi Menganga Periode Ini, Setelah 2 Dekade Ekonomi Indonesia Terancam seperti Krismon 1998
• BERCERMIN KE CHINA, RI Dalam Bayang-bayang Resesi Ekonomi? Kuartal III Pertumbuhan Diprediksi Minus
Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Dampak resesi antara lain bisa mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.
Belum jelasnya dan terujinya vaksin Covid-19 berakibat daftar negara yang jatuh ke jurang resesi semakin panjang.

Berikut adalah daftar 12 negara yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi
1. Korea Selatan
Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni.
Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.
Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3 persen yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni.
Sebagai perbandingan pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3 persen.
• MESKI Singapura Resesi, BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kepri Kuartal 3 dan 4 Membaik, Ini Alasannya
Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3 persen yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.