Charlie Hebdo Tak Jera Dikecam Berkali-kali, Karikatur Nabi Muhammad SAW Picu Prancis Membara
Charlie Hebdo untuk kesekian kalinya mendapat kecaman dari dunia Islam, atas ulahya yang dianggap mengolok-olok Muslim
Media Charlie Hebdo menimbulkan amarah umat Islam setelah mencetak ulang karikatur nabi besar umat Islam, Nabi Muhammad SAW yang awalnya diterbitkan majalah Denmark tahun 2005.
Kartun itu dipandang sebagai bentuk penghinaan terhadap Islam dan banyak Muslim di seluruh dunia merasa benar-benar terluka namun mengutuk keras kekerasan yang datang sebagai respons atas penerbitan kartun itu.
Baca juga: Emmanuel Macron, Presiden Prancis Penghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Nikahi Nenek Sepuh 67 Tahun
Baca juga: Prancis Mencekam, Setelah Guru Giliran 1 Wanita Tewas Saat Terjadi Serangan Pisau di Gereja Nice
Pada tahun 2011 kantor Charlie Hebdo dibom setelah menerbitkan edisi 'lelucon' yang 'mengundang' sang nabi untuk menjadi editor tamu dengan karikatur di sampul majalah itu.

Setahun kemudian, media itu menerbitkan lebih banyak lagi gambar sang Nabi di tengah keributan atas film anti-Muslim.
Kartun-kartun tersebut menggambarkan sang Nabi dalam keadaan telanjang dan dalam pose-pose yang merendahkan.
Baca juga: Gelombang Protes Negara Islam ke Prancis dan Kartun Nabi Muhammad SAW, PBB Desak Hal Ini
Pemerintah Perancis sendiri masih membela kebebasan berbicara bahkan saat menegur Charlie Hebdo yang mengipasi ketegangan.
Pada Januari 2015, dua ekstremis Al Qaeda kelahiran Perancis yang marah karena karikatur itu menyerbu ruang redaksi dan menewaskan 12 orang, termasuk pemimpin redaksi dan beberapa kartunis lainnya.
Charlie Hebdo belum mundur.
Baca juga: Dikecam karena Hina Islam, Ini Profil Lengkap Emmanuel Macron, Presiden Prancis Termuda
Baca juga: Fakta-fakta Tentang Emmanuel Macron, Presiden Prancis yang Dikecam Karena Hina Islam
Pada hari persidangan serangan 2015 dibuka, media satir itu kembali mencetak ulang karikatur nabi yang asli.
Beberapa pekan kemudian, seorang pemuda Pakistan menikam dua orang di luar kantor Charlie Hebdo, atas kartun yang diterbitkan ulang.

Pada 16 Oktober 2020, seorang migran asal Chechnya memenggal kepala seorang guru di luar kota Paris yang telah menunjukkan karikatur sang Nabi dalam kelasnya, dalam kelas debat tentang kebebasan berekspresi.
Baca juga: Presiden Prancis dan Charlie Hebdo Hina Islam, Erdogan Geram Ejek Berengsek Digambarkan Cabul
Baca juga: Erdogan Naik Pitam Presiden Perancis Sebut Islam Dalam Krisis, Olok Emmanuel Marcon Periksa Mental
Sebagai tanggapan, Presiden Perancis Emmanuel Macron dengan tegas membela kebebasan Charlie Hebdo untuk mencetak karikatur dan berbicara menentang Islamisme, menarik protes dan seruan boikot di seluruh dunia Muslim, serta seruan untuk kekerasan terhadap Perancis dari beberapa suara ekstremis.
.
.
.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Meski Kerap Diserang, Charlie Hebdo Tidak Jera