Kota Penuh Kekerasan, Nyali Polisi Ciut Diculik dan Dibunuh, Penjahat Berkeliaran

Kartel narkoba Meksiko menyiksa polisi untuk mendapatkan nama dan alamat sesama perwira lalu memburu dan membunuh mereka di kediaman saat hari libur

AFP
Militer Meksiko dikerahkan mengamankan wilayah di Meksiko setelah penemuan 19 mayat akibat perang antarkartel narkoba 

Jumlah ini lebih besar dari jumlah korban tewas rata-rata tiap tahun akibat penembakan atau serangan lain di seluruh Amerika Serikat (AS) yang memiliki jumlah populasi 50 kali lebih banyak ketimbang Guanajuato.

Baca juga: Terinspirasi Film Mad Max, Kartel Narkoba Rakit Kendaraan Gagah Lapis Baja

Saking buruknya masalah di Guanajuato, pada 17 Mei lalu, pemerintah setempat menerbitkan dekrit khusus tentang penyediaan sejumlah dana untuk mekanisme perlindungan bagi polisi dan para petugas penjara.

"Sayangnya kelompok-kelompok kejahatan terorganisir mendatangi kediaman para personel polisi.

Ini merupakan ancaman dan mereka, anggota keluarga mereka berisiko kehilangan nyawa," demikian bunyi dekrit tersebut.

"Mereka terpaksa segera meninggalkan rumah mereka dan pindah, agar kelompok-kelompok kejahatan tak bisa menemukan mereka."

Para pejabat negara menolak untuk menggambarkan langkah-langkah perlindungan tersebut.

Pun, memberi komentar tentang apakah para personel polisi mendapat pembiayaan untuk membayar sewa rumah baru atau jika pemerintah berencana membangun kompleks perumahan yang dibangun khusus dan aman bagi para personel polisi dan keluarga mereka.

Emma Coronel (26), istri dari raja kartel Meksiko, Joaquim
Emma Coronel (26), istri dari raja kartel Meksiko, Joaquim "El Capo" Guzman. (CEN/Daily Mirror)

"Ini perang terbuka melawan pasukan keamanan pemerintah negara bagian (Guanajuato)," kata Saucedo.

Lopez Obrador mengampanyekan upaya mengurangi ketegangan konflik perang narkoba di Meksiko, dan menggambarkan kebijakan "pelukan, bukan peluru" merupakan pendekatan untuk menangani akar masalah kejahatan.

Sejak menjabat pada akhir 2018, Lopez Obrador menghindari konfrontasi terang-terangan dengan kartel-kartel.

Lopez Obrador bahkan membebaskan seorang capo, pimpinan mafia tertinggi Meksiko, untuk menghindari pertumpahan darah.

Lopez Obrador berkilah, ia lebih menyukai kebijakan jangka panjang untuk menangani masalah-masalah sosial seperti pengangguran kaum muda yang menjadi penyebab kaum muda menjadi anggota geng.

Namun pada April, mantan Duta Besar AS untuk Meksiko Christopher Landau mengatakan, Lopez Obrador memandang pertikaian antarsesama kartel narkoba "sebagai pengalih perhatian".

"Jadi, dia pada dasarnya mengadopsi sikap pembiaran terhadap mereka, yang jelas cukup mengganggu pemerintahan kami," kata Landau.

Baca juga: Terjerat Kasus Narkoba, Anak Anggota DPRD Kepri Akan Jalani Rehabilitasi di BNN

Baca juga: Pangeran Harry Mabuk Berat & Nyaris Pakai Narkoba Gegara Ini, Cerita Soal Kematian Putri Diana

Baca juga: Gadis Paskibraka Pembawa Bendera Pusaka 2008 Bongkar Narkoba 310 Kg Senilai 400 Miliar

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

(*/ TRIBUNBATAM.id)

SUMBER: KOMPAS TV

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved