WAKIL KETUA DPRD BATAM MENINGGAL
Tangis Keluarga Iringi Pelepasan Jenazah Ruslan Ali Wasyim, Dimakamkan di TPU Sambau
Isak tangis keluarga mengiringi pelepasan jenazah Ruslan Ali Wasyim menuju peristirahatan terakhirnya. Ruslan meninggal setelah sempat dirawat di RSBP
Berpostur tinggi besar, Ruslan selalu dipercaya untuk mengawal barisan pertahanan oleh pelatihnya dulu. Sebab, keberadaannya membuat penjaga gawang merasa nyaman.
Tidak hanya dari segi fisik saja, kemampuan Ruslan untuk mengambil tendangan bebas (freekick) pun menjadi nilai tambah baginya untuk terus bermain sebagai pemain reguler di tim.
Untuk mempertahankan staminanya, Ruslan muda tak segan-segan untuk melakukan latihan fisik secara mandiri. Seperti berlari dengan mengikatkan ban di kakinya hingga berbagai latihan keras lainnya.
Menurutnya, model latihan itu hanya mengandalkan ‘bakat alam’.
“Postur saya besar, jadi pelatih minta saya jadi stopper. Kalau duel sama lawan, saya menang terus. Apalagi kalau duel udara,” paparnya sembari tertawa mengingat masa mudanya dulu.
Pemain Timnas Indonesia seperti Marzuki Nyak Mad, Heri Kiswanto, dan Aji Santoso adalah sosok yang menginspirasinya untuk terus bermain sepak bola. Selain ketiga pemain Timnas itu, Ruslan juga mengidolakan pemain-pemain di Benua Eropa seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Juergen Kohler, Lothar Matthaus, dan Marco Van Basten.
Selama bermain sebagai pemain tarkam, kedua orang tuanya menjadi sosok yang paling mendukung. Ayahnya, Ali Wasyim, sampai pernah menghadiahi sepatu merek Adidas Lapalata.
Padahal, harga sepatu tersebut cukup mahal di masa itu.
Sedangkan almarhumah ibunya, walau kerap marah akibat Ruslan tak pernah kenal waktu saat main sepak bola, namun dia menjadi pendukung paling keras untuk memberinya semangat selama bermain di stadion.
“Saya ingat betul, almarhumah ibu itu pernah menyembunyikan sepatu saya kalau lagi musim kompetisi. Ibu itu penonton paling setia. Kalau saya main, dia yang berteriak paling keras,” ujar Ruslan lirih.
Ia ingat betul kenangan tentang sosok ibunya itu walau telah lama pergi menghadap Yang Maha Kuasa.
Karier sepak bolanya sebagai pemain tarkam pun terhenti sejak keikutsertaannya di dunia perpolitikan Batam. Di situ, Ruslan mampu menjadi perwakilan masyarakat Nongsa yang notabene tanah kelahirannya sendiri.
Kini, pemain tarkam bernama Ruslan itu dapat membuktikan jika hasil tak akan mengkhianati kerja kerasnya di masa muda.
Selain Wakil Ketua II DPRD Batam, ia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua KONI Batam dan berkesempatan untuk memimpin organisasi olahraga yang paling dicintainya sebagai Ketua PSSI Batam.
“Anak muda tak boleh berhenti berusaha. Yakin jika semuanya akan ada hasilnya selama tak kenal kata menyerah,” tutupnya.
(*/tribunbatam.id/Hening Sekar Utami/Ichwan Nurfadillah)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google