BATAM TERKINI
KERAP Jadi Korban Pembalakan Liar, Hutan Mangrove Pulau Kepala Jeri Batam Kian Mengenaskan
Pembalakan liar mangrove di Pulau Kepala Jeri, Belakang Padang tiap bulan kian marak. Kini area hutan kian menipis akibat ilegal logging.
Penulis: Beres Lumbantobing |
“Banyak program pemerintah hanya seremonil, tiap tahun mereka menganggarkan pembibitan dan penanaman pohon mangrove namun tidak tepat sasaran. Mangrove itu punya habitat, tidak di semua tempat. Makanya sering mati dan program penanaman tak membuahkan hasil,” terdengar pembahasan mereka.
Menurut mereka pohon mangrove tumbuh didaerah tertentu yang kondisi perairan tanahnya berlumpur.
Hingga waktu memasuki maghrib, para warga dan nelayan ini pun akhirnya akan kembali pulang meninggalkan dermaga kapal.
“Saya resah dengan mereka itu pak, semogalah didengarkan pemerintah. Kasihan hutan mangrove kita tiap tahun kian tergerus dan habis oleh perbuatan orang tidak bertanggungjawab,” kesalnya.
Menurut Dola, imbas dari pembalakan hutan mangrove sangat dirasakan masyarakat pulau. Termasuk berpengaruh pada hasil tangkapan ikan.
“Kalau ombak kuat, itu hempasan gelombang sampai kebantaran pelantar rumah. Terus mangrove itu juga tempat ikan, mangrove dirusak imbasnya hasil tangkapan kami semakin sedikit,” ujarnya.
Memang, Dola bukan lah aktivis lingkungan. Namun sebagai warga yang hidup San besar bergantung dari hasil laut serta lingkungan laut ia berharap agar pemerintah dapat mendengar dan memperhatikan betul kondisi hutan di yang ada di pulau saat ini.
“Ini demi kelangsungan hidup kami warga masyarakat pulau. Bukan untuk kekayaan melainkan untuk kelestarian dan generasi anak cucu kami nantinya,” pungkasnya.
Jumlah dapur arang yang masih beroperasi di Kota Batam saat ini ada di Pulau Bucil, Pulau Jalo, Pulau Tumbuh dan Dapur 12 Sagulung. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google