BERITA CHINA
Petenis China Bikin Pengakuan Mengejutkan, Sebelumnya Seret eks Wakil Pemimpin PKC
Petenis China Peng Shuai kembali membuat pengakuan mengejutkan. Ketua Asosiasi Tenis Perempuan (WTA) meragukan pernyataan yang dibuatnya itu.
Meski demikian, Simon mengaku sulit percaya bahwa Peng Shuai yang telah menulis surat elektronik itu atau pun isinya.
Baca juga: China Peringatkan AS Soal Boikot Olimpiade Beijing 2022, Siap Ambil Tindakan Tegas
Baca juga: China Bikin Geger, Jembatan Penghubung Tol Ambruk, Berikut Hasil Penyelidikan Awal
Peng Shuai bersikukuh bahwa postingannya di media sosial lokal China pada November lalu telah disalahartikan.
“Pertama, saya ingin menekankan satu poin yang sangat penting. Saya tak pernah mengatakan atau menulis bahwa seseorang telah menyerang saya secara seksual. Saya harus menegaskan pada titik ini,” ujarnya pada video yang diposting media Singapura, Lianhe Zaobao, Minggu (19/12/2021), dikutip dari Sky News.
Komentar itu merupakan yang pertama kali dimana Peng Shuai membahas dugaan insiden tersebut di depan kamera.
Ia menambahkan bahwa komentarnya yang dipermasalahkan adalah masalah pribadi dan banyak kesalahpahaman tentang hal itu.
Peng yang telah kembali muncul sempat dikabarkan menghilang, menambahkan bahwa ia tinggal di rumahnya di Beijing tanpa pengawasan apa pun.
JADI Sorotan
Nama petenis asal China, Peng Shuai sebelumnya menjadi sorotan dunia.
Ia bahkan sempat dikabarkan hilang selama beberapa pekan, meski akhirnya kembali muncul di publik.
Peng Shuai membuat gempar setelah mengungkap jika dirinya diduga mengalami pelecehan seksual.
Tak tanggung-tanggung. Sosok yang disebutnya merupakan petinggi Partai Komunis China.
Baca juga: Sosok Emma Raducanu, Petenis 18 Tahun Berdarah Inggris-Tionghoa yang Kejutkan Dunia
Baca juga: Hasil AS Terbuka, Kalahkan Petenis No 2 Dunia, Remaja 19 Tahun Leyla Fernadez ke Finals US Open 2021
Sekaligus mantan Ketua Partai Komunis China, Zhang Gaoli.
Peng Shuai mengungkapkan pelecehan seksual itu lewat media sosial, Weibo.
Meski akhirnya dihapus oleh otoritas negeri tirai bambu itu.
Langkah negeri yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping tak sampai di situ.