LINGGA TERKINI
Sanggar Seni Asal Daik Ukir Prestasi di Zapin Penyengat Festival, Kadisbud Ucap Syukur
Kepala dinas kebudayaan (Kadisbud) Lingga ucap syukur setelah sanggar seni asal Daik mengukir prestasi di Zapin Penyengat Festival.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Prestasi yang diraih oleh Sanggar Seni Megad Syah Alam asal Kabupaten Lingga, pada ajang Zapin Penyengat Festival menjadi perhatian bagi Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga.
Mendapatkan juara tiga dari 13 Sanggar Seni di Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepri, menjadi prestasi membanggakan untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, Azmy kepada TribunBatam.id mengucap syukur atas pencapaian prestasi pada tingkat provinsi yang raih oleh salah satu sanggar seni asal Daik Lingga.
"Intinya Pemerintah Kabupaten Lingga melalui Dinas Kebudayaan terus memberikan dukungan terhadap sanggar-sanggar dengan upaya kami," tutur Azmy.
Dia mengungkapkan, bahwa telah merencanakan program terhadap event kreasi kesenian Melayu di Lingga, namun dihalangi dengan anggaran yang terbatas.
Baca juga: KABAR GEMBIRA! Warga Pulau Batang Lingga Kini Bisa Nikmati Air Bersih SPAM
Baca juga: Bawa Kehidupan Suku Laut, Sanggar Seni Asal Daik Ukir Prestasi di Zapin Penyengat Festival
"Untuk tahun 2022 ini kita belum dapat berkreasi karena dana yang terbatas. Tidak ada event kreasi yang akan kita buat di tahun ini, cuma kita memantau atau memonev sejauh mana yang dibuat oleh sanggar-sanggar," jelasnya.
Pria yang juga merupakan Ketua Lembaga Adat Melayu Lingga ini juga mengungkapkan, bahwa khusus kesenian tari zapin di Kabupaten Lingga hampir dilestarikan di seluruh wilayah.
Salah satunya Zapin Kote, yang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda tahun 2021.
"Dari tiga wilayah besar di Lingga, yakni Pulau Singkep, Daik, dan Senayang itu masih ditemukan dan dilestarikan zapin ini.
TERINSPIRASI Kehidupan Suku Laut
Sanggar Seni Megad Syah Alam sebelumnya membuat prestasi saat Zapin Penyengat Festival yang digelar Lantamal IV Tanjungpinang.
Lewat tarian dengan nama Segara Zapin, sanggar seni asal Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri ini meraih juara tiga, serta membawa piala mengalahkan 12 pesaingnya yang berlangsung di Balai Adat Indra Perkasa Pulau Penyengat pada 4 dan 5 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Sanggar Seni Diram Perkase Lingga Tetap Aktif Meski Corona, Gelar Teater Bangsawan Melayu
Baca juga: Kenalkan Wisata Batam, Sanggar Seni Wansendari Juara 1 Fesyar Regional Sumatera BI
Ketua Sanggar Seni Megad Syah Alam, Rudi Sembada menyebutkan bahwa konsep tarian 'Segara Zapin' yang berati zapin laut diambil dari sisi sejarah peradaban kelautan di Kepri.
Serta tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat suku laut.
Penampilan gerak zapin itu pun dipadu dengan menggambarkan keseharian orang laut.
"Mereka berperan penting menjaga selat-selat, mengusir bajak laut hingga memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan di Riau-Lingga, kehidupan merekalah yang kami jadikan konsep tarian zapin," kata Rudi kepada TribunBatam.id, Senin (7/2/2022).
Dia melanjutkan, bahwa keseharian orang suku laut yang sederhana dan selalu memanfaatkan hasil laut secara bijak juga tidak terlepas dari karya mereka.
Dalam menyelaraskan musik dan penari, latihan yang mereka dalami memakan waktu lebih kurang dua minggu.
Setidaknya kontingen mereka terdiri dari 14 anggota, yakni 8 penari dan 6 pemain musik.
Baca juga: RAMADHAN 2021 di Lingga, Sanggar Seni Diram Perkase Berbagi Takjil ke Warga
Baca juga: Wakil Wali Kota Batam Pulang Kampung ke Lingga, Kagumi Sanggar Seni di Sungai Buluh
"Ditambah kawan-kawan kita dari pinang juga beberapa orang yang bantu di sana," ujarnya.
Melalui prestasi ini, Rudi mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Lingga, melalui Bupati Lingga yang telah memberikan dukungan langsung.
"Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan secara moril maupun materil," tambahnya.
Rudi pun berharap, Pemerintah Kabupaten Lingga lebih sering menggelar event kesenian, seperti tari.
Hal itu menurutnya bisa menggali potensi-potensi dari bibit baru, untuk mengembangkan bakatnya dalam kesenian Budaya Lingga.
"Event kesenian seperti ini memang sudah jarang digelar di daerah kita," sambungnya.
Sebelumnya Bupati Lingga, Muhammad Nizar juga mendukung partisipasi mereka di Zapin Penyengat Festival itu
Keikutsertaan salah satu sanggar di daerahnya ini, menjadi kebanggaan buat Pemerintah Kabupaten Lingga.
Baca juga: Festival Zapin Penyengat, Wali Kota Rahma Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Melayu
Baca juga: Undangan Terbuka bagi Musisi Batam, Disbudpar Gelar Lomba Cipta Lagu Melayu Berhadiah Uang
Sebagai Bunda Tanah Melayu, Nizar menyebutkan Kabupaten Lingga sudah terbilang kaya seni budaya, yang kental dengan nilai-nilai keagamaan.
Berbasis kepulauan, kearifan lokal kehidupan suku laut, dapat menjadi sebuah karya seni.
"Terima kasih atas semangat dari anak-anak muda Sanggar Seni Megad Syah Alam ingin berpartisipasi mengangkat seni dan budaya Kabupaten Lingga," ucapnya.
Sebagai bentuk apresiasi ini, Nizar menambahkan pemerintah daerah memberikan laluan untuk bisa mereka berkreasi.
"Terus berinovasi mengharumkan, mengangkat nama Kabupaten Lingga," ujarnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Lingga
