IDI Datangi Kantor Polisi Imbas Dokter Sunardi Tersangka Kasus Terorisme
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendatangi kantor polisi setelah dokter Sunardi berstatus tersangka kasus terorisme.
Menurutnya, HASI bertugas merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut fts foreign terrorist fighter (FTS) ke Suriah.
Yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negari Jakarta Pusat pada tahun 2015 adalah organisasi terlarang.
Yang terbaru, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo bertemu langsung dengan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugraha Setyawan dan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqusudy.
Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria mengungkap, kedatangan IDI untuk meminta penjelasan kasus terorisme, yang melibatkan tersangka seorang dokter warga Sukoharjo.
Pasalnya, perwakilan IDI Sukoharjo sempat mendatangi rumah duka, dan bertemu langsung dengan pihak keluarga Sunardi.
"IDI hanya fokus pada profesi, kasusnya kami serahkan kepada pihak berwenang," katanya kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris di Palangkaraya Kalimantan Tengah
Baca juga: Polisi Ungkap Peran Empat Terduga Teroris di Batam, Galang Dana untuk Kegiatan JI
"Kami lebih membahas kesisi humanisme dan kemanusian, seperti keluarga yang bersangkutan," imbuhnya.
Kedatangan IDI ke rumah duka sendiri sebagai aksi kemanusiaan.
Sebab, rekan sejawat meraka ada yang telah meninggal dunia, tanpa ada embel-embel kasus terorisme yang menjerat S.
Dia mengatakan, jaringan terorisme ini tidak ada sangkutpautnya dengan profesi.
Sebab, apapun profesinya, tak menutup kemungkinan terdoktrin oleh paham radikalisme.
"Dari pihak kepolisian menegaskan bukan karena profesi dokter," ucapnya.
"Ditegaskan tidak ada kaitannya dengan profesi. sebab, profesi lain bisa tersandung masalah yang sama," tambahnya.
Untuk mengawasi tidak adanya dokter lain di Sukoharjo yang terpapar paham radikal cukup sulit terpantau oleh IDI.
Karena setiap anggota memiliki aktivitas diluar profesi mereka.