KISRUH REMPANG

Kepala BP Batam Sempat Negosiasi dengan Massa Sebelum Demo Soal Rempang Ricuh

Kepala BP Batam Muhammad Rudi sempat negosiasi dengan pendemo, sebelum demo soal Rempang berujung ricuh, Senin (11/9)

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi
Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi menemui massa yang melakukan aksi demo soal Rempang di Kantor BP Batam, Senin (11/9/2023) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi sempat menemui massa sebelum demo soal Rempang di Kantor BP Batam berujung ricuh, Senin (11/9/2023).

Mengenakan seragam putih, Rudi melakukan negoisasi setelah perwakilan warga memberikan surat yang berisikan aspirasi mereka.

Di antaranya, mengajak perwakilan warga Rempang menemui Pemerintah Pusat untuk menyampaikan aspirasi mereka.

"Apa yang telah bapak/ibu sampaikan melalui selebaran kertas kepada perwakilan yang masuk ke dalam, ini adalah yang kedua kalinya. Bapak/ibu hadir memperjuangkan apa yang bapak ibu mau," ujar Rudi kepada massa diiringi teriakan massa.

Antara lain, lanjutnya, adalah 16 kampung yang ada di Rempang agar tidak jadi direlokasi.

Baca juga: Kapolresta Barelang Sebut Tak Ada Intimidasi terhadap Warga di Pos Jaga Rempang

Rudi mengaku tidak bisa mengambil wewenang penuh terkait permintaan ini.

"Waktu demo yang pertama saya sudah menyampaikan bahwa saya adalah perpanjangan tangan dari pemerintah pusat," kata Rudi.

Ia menyebut sudah menawarkan agar perwakilan massa ikut ke Jakarta beberapa waktu lalu, untuk bertemu dengan mereka yang mengambil keputusan.

"Wewenang saya hanya sampai di situ. Saya tak punya wewenang lebih daripada itu. Saya ajak bapak ibu ke dalam, tapi kalau menolak saya tak bisa wewenang. Kita dudukkan di dalam. Ini merupakan proyek strategis nasional. Keputusan di pemerintah pusat," katanya.

Baca juga: Rudi Tinjau Kondisi Kantor BP Batam Setelah Demo Soal Rempang Berujung Ricuh

Di tempat yang sama, Orator Rempang dari mobil komandonya tampak tidak bisa menerima negosiasi yang dilontarkan oleh Rudi.

Pihaknya hanya meminta agar 16 titik kampung tua di Rempang tak direlokasi.

"Kami mau tapi kami semua yang pergi. Bisa diterima atau tidak? Beliau meminta kita ke Jakarta terima atau tidak? Ini proyek strategis nasional kita menolak atau tidak? Tidak! Yang kita tolak adalah kampung tua yang ada di sana direlokasi," katanya.

"Di situlah kenangan kami. Bayangkan kalau tempat tingal bapak digusur gitu saja. Ini bukan persoalan materi atau uang," sesalnya dengan pengeras suara. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved