BATAM TERKINI
Kisah Pencari Kerja di Batam, Rutin Datangi CC Batamindo Berharap Bisa Merubah Nasib
Kisah pilu mencari kerja di Kota Industri Batam pun menjadi cerita perjuangan diantara mereka. Berharap Bisa memulihkan Ekonomi keluarga
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Maksud hati mencari kerja namun peluang berkata lain. Tak kunjung lamaran diterima, para pencari kerja (Pencaker) ini tak henti mendatangi Comunity Center (CC) Batamindo, Muka Kuning setiap harinya.
Meski tak ada lowongan kerja yang buka, para Pencaker dari berbagai daerah terus berkumpul dan bercerita bersama layaknya tongkrongan umum.
Gedung CC itu seolah jadi terminal umum, pertemuan para Pencaker dari berbagai penjuru. Mereka saling bertukar informasi lowongan pekerjaan hingga cari teman baru alias gebetan.
Kisah pilu mencari kerja di Kota Industri Batam pun menjadi cerita perjuangan diantara mereka.
Hal itulah yang dirasakan Putra, seorang pencari kerja asal Sumut, Balige ini. Ia mengaku sulit untuk mendapatkan pekerjaan di Batam, apalagi masuk perusahaan.
Baca juga: Angka Pencaker di Batam Meningkat, Disnaker Minta Perusahaan Prioritaskan Anak Tempatan
Siang itu, Putra tampak lesu. Ia merasa capek berburu lapangan kerja yang tak kunjung didapat. Dengan menyandang tas ranselnya ia pun rehat duduk sejenak di lesehan lantai keramik CC Batamindo.
Kepada Tribun, Putra bercerita tentang perjalanannya mencari kerja di Batam. Ia mengaku lelah. Lamaran kerja di berbagai perusahaan telah ia masukkan namun tak kunjung dipanggil. Jika sampai akhir tahun tak ada panggilan, Ia bahkan berniat pulang kampung.
“Sudah 5 bulan di Batam dan sudah ada 12 lamaran yang saya masukkan namun tak kunjung dipanggil bang,” ucap Putra, Kamis (16/5).
Lima bulan di Batam bukanlah waktu yang singkat bagi Putra, ia harus membayar uang kost, biaya makan dan lainnya.
Selama di Batam, Putra mengaku belum dapat hidup mandiri lantaran punya pekerjaan.
Sementara uang yang dikirim orang tua dari kampung sudah mau habis. Coba Abang bayangkan, kata Putra bercerita sudah 8 lamaran saya kirim via pos, 4 lamaran saya antar langsung ke PT, sekali kirim Rp.15.000 ditambah lagi harus datang ke Comunity Center (CC) Batamindo ini untuk mencari loker, ongkos angkot dan makan siang menjadi pengeluaran.
Sembari duduk bersantai di lesehan Comunity Center, Putra menceritakan pengalaman sebelum ia menginjakkan kaki di Batam.
Baca juga: Siasat Licik Pria Tipu Pencari Kerja PT di Batam Hingga Rp18 Juta
Saya kan sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) setahun yang lalu, dalam setahun itu saya ikut berkebun dengan orang tua. Menanam sayur dan buah-buahan menjadi kebiasaan kami sehari hari hingga petang hari.
"Mulai bosan di kampung halaman, saya pun putuskan untuk merantau dan orang tua pun setuju, saya mencari kerja di Batam," ucap Putra.
Bagi Putra Batam adalah tempat mengadu nasib, selain Upah Minumum Kerja (UMK) yang tinggi ia belajar hidup mandiri.
| Polairud Polresta Barelang Tangkap Kapal Pompong Bawa Narkoba dan Mikol, Pelaku Berlayar Tanpa Lampu |
|
|---|
| Disparbud Gandeng Heritage Malang, Lahirkan Kampung Pariwisata Madani |
|
|---|
| Pakai Kotak Rokok dan Bungkus Snack, 3 Pengedar Sabu Jaringan Sagulung Ditangkap Subdit 3 Narkoba |
|
|---|
| Anak-Anak TK Islam Plus Gembira Keliling Mapolda Kepri Naik Mobil Polisi |
|
|---|
| Gembok Merah Bea Cukai Terpasang di Puluhan Kontainer Diduga Berisi Limbah Elektronik di Batam |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.