BINTAN TERKINI

Santriwati di Bintan Diduga Dianiaya Oknum Gurunya, DPRD Datangi Pondok Pesantren

Sejumlah anggota DPRD Bintan datangi Ponpes Madani Tebuireng terkait kabar ada santriwati diduga dianiaya gurunya hingga alami trauma

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Istimewa
Komisi III DPRD Bintan bersama Wakil Ketua I DPRD Bintan Fiven Sumanti saat turun ke Ponpes Madani Tebuireng ditemui langsung oleh Kepala Ponpes Madani Tebuireng, Lukman, belum lama ini. Kedatangan anggota DPRD Bintan ini sikapi kabar santriwati diduga dianiaya oknum gurunya 

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Kasus dugaan penganiayaan terhadap santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Madani Tebuireng di Jalan Tata Bumi, Ceruk Ijuk, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan kini jadi perhatian publik.

Baru-baru ini, Komisi III DPRD Bintan turun ke pondok pesantren tersebut. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Komisi III DPRD Bintan, Bani Suparti.

Ia mengatakan pihaknya sudah turun ke pondok untuk mengklarifikasi kabar beredar, terkait seorang santriwati diduga menjadi korban kekerasan salah satu guru tersebut.

"Komisi III dan Wakil Ketua I sudah ke sana untuk mendengarkan langsung dari pihak pondok," ujar Bani, Senin (29/7/2024).

Baca juga: Anak yang Aniaya Ibunya di Batam Dipulangkan ke Rumah, Ini Alasan Polisi

Setelah mendengarkan penjelasan pengasuh pondok, lanjutnya, ada perselisihan antara santriwati dan guru. Namun tidak sampai menimbulkan luka.

"Tidak sampai luka-luka, hanya pakai tempat pensil kain saja, pukulnya," kata dia.

Kejadian ini bermula setelah guru yang bersangkutan menemukan grup WhatsApp beranggotakan lima orang santriwati.

"Obrolan dalam grup itu, santriwati berkata-kata tak baik," ungkapnya.

Selanjutnya, komunikasi antara guru dan lima orang santriwati itu telah membaik. Tak lama kemudian, seorang santriwati tiba-tiba diduga mengalami depresi.

Pihak pondok dan keluarga kemudian membawa santriwati tersebut ke Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat (RSJKO) Engku Haji Daud (EHD) Provinsi Kepri di Tanjunguban.

"Sebab kenapa dia trauma kami belum tahu, apa dari kejadian itu atau punya riwayat dengan keluarganya. Masih diselidiki. Tunggu santriwati itu membaik terlebih dahulu," tuturnya.

Baca juga: Dugaan Penganiayaan di Bintan Hingga Santriwati 14 Tahun Trauma, Keluarga Mohon Doa

Perkembangan terbaru, kondisi santriwati tersebut kini telah berangsur membaik.

"Kondisinya sudah membaik, santriwati itu sudah mau makan. Hasilnya seperti apa, kita tunggu dari rumah sakit," ujarnya.

Dari kejadian ini, Bani menegaskan, tidak boleh ada kekerasan dalam dunia pendidikan.

Karena itu, ia berharap pendidikan dengan pola pendekatan ke peserta didik lebih dikedepankan.

"Kita tidak mau terjadi seperti ini, apalagi pondok Madani Tebuireng ini aset juga dan menjadi kebanggaan Bintan," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Madani Tebuireng, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, diduga dianiaya oleh gurunya sendiri.

Kejadian tersebut terjadi masih di bulan Juli 2024.

Pasca kejadian itu, santriwati yang masih berusia 14 tahun tersebut mengalami traumatis dan harus dirawat Psikiater Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat (RSJKO) Tanjunguban, Kabupaten Bintan.

Kapolsek Gunung Kijang Iptu Jul Ilham melalui Kanit Reskrim, Ipda Mahardika saat dikonfirmasi tidak menampik hal itu.

Baca juga: Ayah dan Anak Terdakwa Asusila Santriwati di Ponpes Lingga Divonis 15 Tahun Bui

"Iya benar kejadiannya belum lama ini. Korban dibawa ke RSJKO untuk mendapat penanganan hingga saat ini," kata Mahardika.

Sejauh ini, keluarga korban, Ponpes dan DP3AKB Bintan sudah berkoordinasi untuk sama-sama menangani korban yang kini mengalami trauma.

"Keluarga korban belum membuat laporan ke polisi," katanya.

Polisi belum mengetahui secara pasti kronologinya. Sebab korban belum bisa dimintai keterangan.

"Korban tadi pagi dibawa ke RSJKO lagi. Langkah ini dilakukan untuk antisipasi takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.

Sementara itu berdasarkan kesaksian keluarga korban, kondisi psikis remaja itu tidak stabil beberapa hari terakhir.

"Kami belum pikir hal lain, selain fokus kesembuhan anak kami," ucap keluarga korban tanpa menyebutkan identitasnya.

Keluarga korban kini waswas takutnya korban lepas pengawasan. Sehingga bersama pihak ponpes dan dinas terkait, mereka masih fokus untuk penyembuhan sang anak terlebih dahulu.

"Mohon doa untuk kesembuhan anak kami ya," harapnya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved