Batam Terkini
Perjalanan Kau Fanglin, Nelayan Vietnam dan Tangkapannya di Perbatasan Natuna Utara
Dimana kapal nelayan BV 93481 TS (120 GT) yang ia bawa bersama nelayan lainnya tertangkap pada (17/8) di wilayah perbatasan Vietnam dan perairan Natun
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Mengarungi pulau ke pulau mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nekat ia lakukan.
Pria yang merupakan nelayan berkewarganegaraan Vietnam Kau Fanglin (40) bersama 8 ABK lainnya kini harus berurusan dengan aparat penegak hukum Indonesia.
Dimana kapal nelayan BV 93481 TS (120 GT) yang ia bawa bersama nelayan lainnya tertangkap pada (17/8) di wilayah perbatasan Vietnam dan perairan Natuna.
Dibantu penerjemah bahasa, Kau Fanglin mengaku ia sering memcari ikan di laut namun baru sekali mencari ikan hingga ke perbatasan perairan Natuna Utara.
"Saya mengikuti petunjuk GPS dan mengetahui lokasi tersebut merupakan perbatasan," ujar Kau Fanglin, Rabu (21/8/2024)
Dengan waut wajah penuh penyesalan, ia bercerita kapalnya tertangkap saat sedang menarik jaring atau trwal yang berisi ikan kecil-kecil dan cumi.
"Enggak tahu ada nelayan Natuna. Yang saya tahu di perbatasan situ juga ada petugas vietnam. Petugas itu jaga agar nelayan Vietnam itu jangan sampai melewati perbatasan dan masuk di Indonesia," terangnya.
Ditanya berapa harga ikan dan akan dijual kemana ikan itu ia hanya sebagai pencari.
"Harga ikan? Saya tidak tahu harganya berapa, cuma diminta cari dan berikan ikan hasil tangkapan ke pengepul yang ada di salah satu Pelabuhan di Vietnam," sebutnya lagi.
Dari pernyataannya juga, ikan yang ia dapatkan sekali jaring juga bisa mencapai 100 kg.
Pantauan didalam lambung kapal, ikan dari berbagai jenis baik ikan tongkol, ikan petek, hingga jenis cumi-cumi sudah di bungkus rapi disimpan dalam storage kapal.
Ada beberapa penyimpanan dilambung tersebut diperkirakan bisa menampung lebih dari 3 ton ikan dalam kapal.
Sementara dari keterangan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), Dr Pung Nugroho Saksono saat penangkapan, petugas Indonesia menghadapi tantangan.
"Nelayan-nelayan Vietnam biasanya melakukan hit and run. Dalam hal ini mereka datang dan perginya mereka malam hari datang mengambik, pagi2 sudah balik, sehingga aparat kita kan laut luas sekali, gelap. Kita bisa deteksi dengan adanya AIS tapi cilakanya aisnya mati," ucap Pung Nugroho.
Pria yang akrab disapa Ipunk itu juga menyebut meskipun sistem AIS (Automatic Identification System) yang digunakan untuk deteksi kapal mati.
Bahas RKUHAP, DPR RI Kumpulkan Aparat Penegak Hukum di Kepri |
![]() |
---|
Dana Transfer Pusat ke Batam Turun, Sejumlah Kegiatan Terancam Akan Dipangkas |
![]() |
---|
APBD Batam 2026 Bisa Tergerus Dampak TKD Dipangkas, SMN : Semoga PAD Bisa Mengimbangi |
![]() |
---|
Raef, Totalitas Tentara Cilik di Pawai Budaya Sekolah Islam Nabilah Batam |
![]() |
---|
Lima Pengurus BAZNAS Batam Dilantik, Amsakar: Jaga Integritas dan Gali Potensi Zakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.