SINGAPURA TANGKAP NELAYAN BATAM

Empat Nelayan Batam Kena Tangkap Singapura Tiba di Bulang, Lurah Sampai Surati KBRI

Lurah Pantai Gelam, Izul lega dengan kepulangan empat nelayan Batam yang telah tiba di Bulang setelah sebelumnya kena tangkap Singapura.

|
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Istimewa
Kolase empat nelayan Batam sempat kena tangkap otoritas keamanan Singapura. Empat nelayan Batam itu kini berada di Pulau Jaloh, Kecamatan Bulang, Jumat (4/10/2024). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepulangan empat nelayan Batam ke Kecamatan Bulang setelah sebelumnya ditangkap otoritas Singapura disambut lega Lurah Pantai Gelam, Izat.

Sebab anggota keluarga empat nelayan Batam itu berulang kali menanyakan kabar kepala keluarga mereka kepadanya.

Kepada TribunBatam.id, Izat sampai membuat surat permohonan kepada KBRI di Singapura.

Harapannya hanya satu, bagaimana agar empat nelayan Batam itu bisa pulang dengan selamat dan bisa berkumpul dengan keluarganya.

"Ada keluarga yang menanyakan, gimna pak tindak lanjut suami kami kenak tangkap di Singapura. Bagaimanalah kalau suami kami ditahan, nanti kami hidup gimana, makan apa, dia tulang punggung keluarga," ujar lurah Izat saat dihubungi TribunBatam.id, Jumat (4/10/2024).

Lurah Pantai Gelam itu mengakui jika empat nelayan Batam itu memang menggantungkan hidup mereka dari hasil laut.

Baca juga: Empat Nelayan Batam Sempat Ditangkap Singapura Tiba di Bulang Menunggu Keluarga

Sehari-hari mereka berprofesi sebagai nelayan.

"Mereka memang nelayan sejati, baik dari aktivitas maupun identitas. Sehari-hari mereka mencari ikan sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupi keluarga. Beberapa dari mereka sudah berkeluarga, sementara lainnya masih bujang," ungkap Izat.

Saat ini, empat nelayan Batam itu kini berada di Pulau Jaloh dan beristirahat di sana.

Para nelayan lokal itu kadang mencari ikan di wilayah perbatasan karena di area tersebut masih banyak ikan, dibandingkan wilayah tangkap lainnya yang hasilnya cenderung menurun. 

Meskipun jaraknya jauh, hasil tangkapan di area perbatasan dianggap mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka.

Baca juga: Ketua HNSI Kepri Sebut Singapura Sudah Pulangkan 4 Nelayan Batam Asal Bulang

"Nelayan-nelayan ini tidak memiliki modal sendiri. Mereka bekerja untuk para pemilik modal atau yang biasa disebut tauke. Alat tangkap dan fasilitas lainnya didanai oleh pemilik modal. Itulah cara mereka bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga," tambahnya.

Izat juga menyampaikan bahwa kasus serupa pernah terjadi sebelumnya.

Dimana nelayan setempat masuk ke wilayah perbatasan negara asing saat mencari ikan. 

Namun, berkat koordinasi yang baik, mereka berhasil kembali dengan selamat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved