OKNUM TNI SERANG WARGA

Identitas 11 Korban Penganiayaan Oknum TNI di Sibiru-biru Sumut, 1 Tewas dan 1 Tangan Hampir Putus

Daftar korban tewas dan luka-luka akibat penganiayaan yang diduga dilakukan oknum TNI di Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan

Editor: Khistian Tauqid
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. 

Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.

Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.

Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.

Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul.

Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.

"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.

"Disitu pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli,"sambungnya.

Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan.

Disini dia diperlakukan seperti penjahat.

Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.

"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol."

Siang tadi, sekira pukul 13:30 WIB, suasana kembali memanas ketika ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru beramai-ramai membawa mayat Raden Barus, korban tewas ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 kurang lebih berjarak 3 Kilometer dengan berjalan kaki.

Awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.

Setibanya mobil ambulan, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulan berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.

Mobil ambulan dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki, juga menaiki sepeda motor dari belakang.

Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.

Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulan mogok.

Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.

Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.

Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.

Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.

Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.

Salah satu warga, Herna, mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.

Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.

Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.

"Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,"kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).

DEMO - Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka.
DEMO - Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Baca juga: Tersangka Penganiayaan di Batam Nekat Seberangi Dam Sei Ladi, Berakhir di Rumah Mertua

Herna mengungkap, sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.

Ada belasan korban luka, tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.

Dari tujuh orang itu, satu diantaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.

Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dinihari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.

Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas.

Bahkan, mereka nekat mendobrak pintu rumah warga, lalu menyeret dan menghajarnya.

"Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang,"ungkapnya.

"Siapa yang buka pintu "tek!" tanpa tanya. 

kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed."

Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.

"Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja."

Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul setelah sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.

Ia muncul dan menemui ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed sambil membawa mayat Raden Barus, 60 tahun, korban tewas diduga ulah anak buahnya.

Naik, lalu berdiri ke atas truk pengangkut personel, Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan.

Bahkan, di depan ratusan masa ia akan mempertaruhkan jabatan dan pangkatnya.

Sehingga ia akan memproses secara hukum personel TNI yang terlibat penyerangan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.

"Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum,"kata Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul "Daftar Lengkap 11 Orang Korban Pembantaian Oknum TNI di Kecamatan Sibiru-biru, Ada yang Tewas"

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved