POLEMIK TEMBESI TOWER BATAM
6 Fakta Penggusuran Warga Tembesi Tower Batam, Nasib Warga Hingga Kata Perusahaan
Tribun Batam merangkum 6 fakta terkait penggusuran warga Tembesi Tower Batam pada Rabu (8/1/2025). Berikut nasib warga hingga kata perusahaan.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tribun Batam menghimpun sejumlah fakta terkait penggusuran warga Tembesi Tower Batam pada Rabu (8/1/2025).
Penggusuran warga Tembesi Tower Batam bahkan sempat viral di medsos.
Sejumlah warga Tembesi Tower Batam yang masih mencoba bertahan, harus kalah dengan tim gabungan hingga rumah tempat mereka berteduh puluhan tahun lamanya rata dengan tanah.
Selain hidup dalam bayang-bayang penggusuran sebelum tanggal 8 Januari 2025, sejumlah warga Tembesi Tower mengalami banjir hingga puluhan kali, setidaknya selama tahun 2024.
Hingga, Jumat (10/1), sedikitnya 207 warga Tembesi Tower Batam sudah mendatangi kantor PT Tanjung Piayu Makmur (TPM), pengembang yang secara hukum mendapat wewenang untuk menggunakan lahan di Tembesi Tower Batam itu.
Kedatangan warga untuk mendapatkan ganti rugi atas rumah mereka yang digusur.
Berikut fakta dari penggusuran warga Tembesi Tower Batam untuk Anda
1. Libatkan Ribuan Personel Gabungan
Pembongkaran bangunan di kawasan Kampung Tembesi Tower, Batam, yang dimulai Rabu (8/1/2025) pagi, melibatkan 1.445 personel gabungan.
Proses penertiban bangunan ini dipimpin oleh Tim Terpadu Batam yang terdiri dari Satpol PP, Ditpam BP Batam, dengan dukungan dari aparat kepolisian, TNI, serta instansi terkait lainnya.
Kegiatan hari ini untuk menertibkan bangunan yang berdiri tanpa izin di kawasan Kampung Tembesi Tower yang terletak di Kecamatan Sagulung.
Sebab pihak perusahaan, PT Tanjung Piayu Makmur (TPM) selaku penerima alokasi lahan dari BP Batam, akan segera melakukan pengembangan di kawasan tersebut.
Baca juga: Rumah di Tembesi Tower Dibongkar Tim Gabungan, Saud Tambunan Pasrah Kini Tak Punya Tempat Tinggal
"Personel gabungan yang dikerahkan dari Kepolisian, TNI, Satpol PP, Brimob, Ditpam dan lainnya ada sekitar 1.445 personel," ujar Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu di lokasi.
Ia sebagai aparat keamanan mengungkap, untuk penertiban pagi ini berjalan kondusif.
"Bagi warga yang masih bertahan, pihak PT tetap membuka pintu apabila ada masyarakat yang mau negosiasi atau bahas ganti rugi," kata Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu.
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>>>>>>>
2. Warga Selamatkan Ternak saat Penggusuran
Wajah cemas dan khawatir terlihat di mata para warga Kampung Tembesi Tower Batam, saat alat berat mulai memasuki pemukiman warga yang tinggal di RT 1,2, dan 3 RW 16 Tembesi Tower, Rabu (8/1/2025).
Warga Tembesi Tower Batam yang masih bertahan akhirnya mulai mengevakuasi dan mengeluarkan barang-barang miliknya dari rumah satu persatu.
Terpantau, berbagai barang penting seperti elektronik, kasur, dan almari mulai dipindahkan oleh pemiliknya.
Selain barang-barang rumah tangga, warga juga terlihat sibuk mengamankan ternak mereka.
Baca juga: Kampung Tembesi Tower Batam Digusur Besok, Lurah Imbau Warga Terima Tawaran TPM
Beberapa unggas, seperti ayam dan bebek, hingga hewan lainnya dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>>>>
3. Warga Nyaris Bentrok dengan Pemulung
Penertiban bangunan di kawasan Tembesi Tower, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) oleh tim terpadu berlanjut.
Memasuki hari kedua, Kamis (9/1/2025), alat berat yang siaga di kawasan Tembesi Tower Batam masih bekerja meratakan bangunan yang tersisa.
Pada hari pertama penggusuran, Rabu (8/1/2025), ratusan rumah telah dirobohkan. Alhasil, banyak sisa bangunan yang tak diurus lagi oleh pemiliknya. Potongan besi, seng atap rumah, dan beberapa plastik perkakas dapur berserakan di lokasi.
Pantauan di lapangan, di tengah hiruk-pikuk penggusuran ada yang meraup keuntungan. Yakni pemulung. Barang-barang itu langsung dikumpulkan, dimasukkan ke dalam kantong dan becak motor.
Baca juga: Hari Terakhir Penertiban Rumah di Tembesi Tower Batam, TPM Kasih Subsidi Rp 1 Juta per KK
Tindakan pemulung itu membuat beragam reaksi petugas hingga warga. Ada yang marah, ada pula yang mengikhlaskan barang-barang tersebut diambil oleh pemulung.
Seperti yang diungkapkan warga, Ricardo Tambunan. Ia mengaku kesal barang-barang miliknya diambil oleh pemulung.
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>>>
4. Penjelasan Kapolresta Barelang
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu buka suara terkait warga yang nyaris bentrok dengan pemulung di lahan Tembesi Tower Batam.
Ia mengatakan tim terpadu telah melakukan pengawasan ketat agar proses evakuasi barang tetap berjalan tertib.
Poses pembongkaran rumah warga di perkampungan Tembesi Tower Batam menarik perhatian banyak pihak, termasuk sejumlah pemulung becak motor yang masuk ke lokasi untuk mengambil barang-barang yang tersisa.
Fenomena ini turut menjadi perhatian serius tim terpadu yang sedang mengawal pembongkaran di lokasi Tembesi Tower.
"Kami dari tim terpadu saling mengawasi. Barang-barang di dalam rumah harus diangkat sendiri oleh pemiliknya untuk mempercepat proses pembongkaran," ujar Heribertus di lokasi, Kamis (9/1/2025).
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>>>>
5. Warga Nekat Tidur di Lokasi Penggusuran
Penggusuran kampung Tembesi Tower Batam di Kecamatan Sagulung, masih menyisakan pilu bagi ratusan warga setempat.
Apalagi bagi mereka yang memilih bertahan di Tembesi Tower, hingga rumahnya rata dengan tanah, namun belum menerima ganti rugi.
Tak ada tempat tinggal, bahkan untuk sekadar memasak makanan pun mereka harus mendirikan tungku dari serpihan puing-puing batu. Kemudian memasak air dengan kayu.
Ditemui di lokasi, Kamis (9/1/2025) pagi, perkampungan Tembesi Tower Batam yang semula tertata rapi kini tampak semrawut. Bangunan yang semula rapi berjejer, tampak rata dengan tanah.
Mereka, warga Tembesi Tower itu kini bak orang linglung. Tak tahu apa yang diperbuat, selain meratapi bangunan dan berupaya mengumpulkan puing-puing material yang masih layak digunakan.
Buntut penggusuran bangunan di Tembesi Tower, Deni dan sang istri kehilangan harapan. Satu-satunya rumah yang dia bangun sejak 15 tahun lalu, kini lenyap begitu saja.
"Tak bisa berbuat apa-apa, bingung. Kami sudah seperti orang terlantar, tak ada lagi harapan mau berbuat apa ke depannya," ungkap Deni.
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>
6. Klaim Perusahaan Nego Warga Tembesi Tower Batam 4 Tahun
Sebelum bangunan di Tembesi Tower Batam ditertibkan, Rabu (8/1/2025), PT Tanjung Piayu Makmur (TPM) menyebut telah melakukan negosiasi secara kekeluargaan dengan warga sejak 2021 lalu.
Dalam kurun waktu itu, dari kurang lebih seribuan kepala keluarga (KK) yang bermukim di Tembesi Tower, yang tersisa di hari terakhir tinggal 184 KK.
Ketua Tim Pembebasan Lahan PT Tanjung Piayu Makmur (TPM), Eka Teguh Kurniawan mengatakan, pihak perusahaan tidak pernah melakukan tindakan yang merugikan masyarakat.
"Selama 4 tahun yakni sejak 2021 lalu, kita melakukan negosiasi secara kekeluargaan, kita datangi masyarakat dengan baik. Bahkan tawaran yang kita berikan kepada masyarakat jauh dari aturan ganti rugi yang ditetapkan sesuai dengan Perka BP Batam," kata Eka, Kamis (9/1/2025).
Baca Berita Selengkapnya >>>>>>>>>>>
(TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang/Ucik Suwaibah/Bereslumbantobing)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Jeritan Anak Warga Tembesi Tower Batam, 'Mengapa Rumah Kita Dihancurkan' |
![]() |
---|
Kondisi Tembesi Tower Batam Pasca Digusur, Lahan Bekas Kampung Mulai Dibersihkan |
![]() |
---|
Update Tembesi Tower Batam Setelah Digusur, Sudah 207 Warga Daftar Dapat Ganti Rugi ke TPM |
![]() |
---|
Kapolresta Barelang Tanggapi Pemulung Masuk Lokasi Penggusuran di Tembesi Tower Batam |
![]() |
---|
Sebelum Ditertibkan, TPM 4 Tahun Nego Warga Tembesi Tower Batam supaya Pindah dari Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.