Penganiayaan ART di Batam

Tangis Ibunda Intan ART di Batam Kena Siksa Majikan, Sedih Lihat Wajah Anaknya Lebam

Ibunda Intan, art di Batam kena siksa majikan tak pernah membayangkan, wajah cantik putri bungsunya kini berubah menjadi lebam

Kolase Dok Keluarga
ART DI BATAM KENA SIKSA MAJIKAN - Foto Intan, Asisten Rumah Tangga atau ART di Batam korban penganiayaan majikan sewaktu baru tamat SMA di Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (kiri), dan foto Intan setelah kena siksa majikan (kanan). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Soli Ledi langsung menangis ketika mendengar berita pilu dari Batam, Minggu (22/6/2025) siang. Intan (20), putri bungsunya yang bekerja ART di Batam menjadi korban penganiayaan oleh majikan sendiri.

Berita itu membuatnya tidak tenang. Ibunda Intan memikirkan bagaimana kondisi putrinya yang baru setahun silam meninggalkan rumah.

Dia kemudian meminta putranya untuk menelepon kerabatnya di Batam. Dia ingin berbicara sekaligus melihat langsung kondisi tubuh anaknya itu.

“Saya langsung menangis lihat wajah anak saya,” ujar Soli dengan lirih, Selasa (24/6/2025).

Baca juga: Pilu Ayah Intan ART di Batam Kena Siksa Majikan Hingga Babak Belur: Bila Tak Suka, Suruh Pulang Saja

Wanita itu tidak pernah membayangkan, wajah cantik putri bungsunya kini berubah menjadi lebam. Dia juga tidak mengira, rambut anaknya yang dahulu sebatas bahu kini sudah terlihat jarang tumbuh. 

“Untung kejadiannya di Batam. Kalau di sini, sudah lain cerita,” ujar Soli melenguh.

Di hati Soli, Intan merupakan anak kesayangan. Dia tidak pernah memarahi putrinya itu apalagi memukul dan menganiaya sampai sekeji itu.

“Dari dulu saya tidak pernah pukul dia. Makanya saya sedih sekali lihat wajah anak saya,” ucap Soli dengan suara terbata-bata.

Namun demikian, jarak antara Soli di Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terlampau jauh. Dia tidak bisa berbuat banyak untuk anak kesayangannya itu selain menangis dan mendoakan hal terbaik buatnya.

Keluarga Intan di Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Intan, art di Batam jadi korban penganiayaan majikannya
Keluarga Intan di Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Intan, art di Batam jadi korban penganiayaan majikannya (dok.keluarga)


“Saya tidak punya uang untuk pergi melihat anak saya. Makanya saya berharap keluarga di Batam bisa mengurus dia dengan baik,” harap wanita itu dengan nada suara datar.

Intan merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara, buah pernikahan Soli Ledi dan Ngila Leba.

Dia tumbuh dan besar dari keluarga sederhana. Tidak seperti keluarga lain, Soli dan Ngila hanya bertani ladang. Mereka tidak memiliki hewan ternak semisal sapi dan kuda sandalwood.

“Saya juga malah tak punya handphone. Ini saya pakai handphone anak laki-laki saya,” ujar Soli.

Lahir dari keluarga sederhana, mendorong Intan, si putri bungsu itu meminta ibunya untuk merelakan dirinya pergi merantau.

Baca juga: Kasus Majikan Siksa ART di Batam, Polisi Sita Buku Dosa Tersangka Hingga Korban Tak Terima Gaji

Dia tidak hanya sekadar mencari sesuap nasi tetapi lebih dari itu, mengejar cita-citanya.

Dia ingin berkuliah. Namun, dia harus terlebih dahulu mengumpulkan uang. Oleh karena itu, dia berkeinginan besar untuk merantau ke Batam

“Anak saya itu tamat SMA tahun 2024. Dengan berat hati saya lepaskan dia pergi merantau,” ucap Soli mengenang.

Namun, selang satu tahun lebih, cerita pilu dari putri bungsunya itu tiba di telinga. Dia berniat akan membujuk putrinya pulang ke rumah setelah kondisi tubuhnya akibat penganiayaan itu benar-benar pulih.

(TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved