Isdianto Prihatin Dua Pelajar di Batam Dikeluarkan dari Sekolah, Singgung Kebiasaan Bermain Gadget

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksana tugas Gubernur Kepri, Isdianto. Isdianto prihatin dengan kabar dua pelajar di SMPN 21 Batam yang terpaksa dikeluarkan dari sekolah karena menolak hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Menyikapi permasalahan yang tengah ada, Kantor Kementerian Agama Kota Batam melalui Kasi Urusan Agama Kristen, Pargaulan Simanjuntak menyebutkan sudah melakukan langkah preventif.

"Walau bagaimanapun kita harus menghargai keyakinan siapa pun, bahwa itu merupakan hak sebagai warga negara dalam memeluk kepercayaan selama itu tidak melanggar Pancasila," ujarnya kepada Tribun, Kamis (28/11/2019).

Dikatakannya, permasalahan itu bukan sesuatu hal yang dinggap anti Pancasila atau makar, jadi jangan diartikan kemana-mana.

"Ini hanyalah sikap dan cara mereka dalam menghormat bendera, hanya saja tidak mengangkat tangan namun posisi mereka siap dan tunduk," ucapnya menerangkan.

Kendati demikian, karena ini terpaut keyakinan, kita tidak semerta-merta menyalahkan sang anak.

"Kami dari Binmas Kristen sudah duduk dan berdiskusi bersama pengurus organisasi gerejawi saksi Yehowa, mereka menyikapi hal itu karena itu keyakinan, jadi mereka akan mencoba menyampaikan hal itu ke jemaatnya," ungkap dia. 

4. Bertentangan batin

Dua pelajar di SMPN 21 Batam dikeluarkan dari sekolah gara-gara menolak hormat bendera.

Selain menolak hormat bendera, 2 pelajar itu juga menolak menyanyikan lagu  Indonesia Raya.

Orangtua pelajar tetap menginginkan anaknya sekolah di SMPN 21 Batam.

"Kami sudah memikirkan tentang masa depan anak kan, pada rapat terakhir dengan guru dan juga Babinsa kita diberikan waktu satu Minggu untuk memikirkan nasib anak kami," kata Herlina Sibuea di rumahnya, Rabu (27/11/2019).

Dia mengatakan, sesuai kesepakatan pada pertemuan dengan Kepala sekolah dan guru di SMPN 21 Batam, Rabu (20/11/2019) lalu, mereka diminta memikirkan masa depan anaknya.

"Jadi kami sudah kirim surat, Sabtu (24/11/2019) yang menyatakan bahwa kami tidak akan memindahkan anak kami," kata Herlina.

Dia juga mengatakan, isi surat tersebut menyatakan mereka mau anak mereka tetap di SMPN 21 Batam.

"Ini sekolah yang dekat dengan rumah," kata Herlina.

Halaman
1234

Berita Terkini