Lonjakan penumpang terjadi pada 18 Desember; jumlah penumpang yang datang sebanyak 3.869 orang.
Baca juga: Surat Rapid Antigen Tak Wajib Bagi Warga Luar ke Batam, Cukup Rapid Test Antibodi
Pada 19 Desember, penumpang yang datang berjumlah 3.286 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang datang pada 20 Desember sebanyak 3.771 orang.
“Kalau keberangkatan pada 18 Desember, ada 4.836 penumpang. Pada 19 Desember ada 4.809 penumpang yang berangkat.
Sedangkan pada 20 Desember, jumlah penumpang yang berangkat turun lagi sedikit menjadi 4.805 orang," jelas Beny.
“Mayoritas penerbangan bertujuan ke Jawa. Kalau kita lihat grafik dibandingkan tahun 2019 terdapat penurunan sampai hampir 50 persen.
Tahun lalu penumpang datang dan pergi berjumlah 4 juta orang. Sekarang hanya sebanyak 2 juta orang saja," ungkap Plt. Bandara Hang Nadim itu.
Petugas Selalu Konfirmasi RS dan Klinik
KEPALA Dinkes Kepri, Mohammad Bisri menyampaikan penggunaan rapid test anitgen diberlakukan sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 pada masa liburan Natal dan Tahun Baru.
"Daerah Jawa dan Bali itu menerapkan rapid test antigen.
Mereka tidak menggunakan antibodi, malah Bali pakai PCR test. Kalau kita mau ke Jakarta kita gunakan antigen.
Ke depan semua akan pakai antigen," ujar Bisri.
Dia juga menyebutkan Kepri belum menerapkan rapid test antigen.
Namun, kalau ada warga membutuhkan rapid test antigen dari Kepri untuk keluar daerah yang mewajibkan itu, RSUP Kepri sudah menyediakan pelayanan tersebut.
“Warga juga bisa mengambilnya di klinik rumah sakit dan Puskesmas.
Harganya itu sekitar Rp 275 ribu.
Baca juga: Gara-gara Surat Rapid Test Palsu, Satu Keluarga di Batam Gagal Terbang, Seperti Ini Nasibnya
Jadi, rumah sakit atau klinik yang menyediakan itu tidak memerlukan izin khusus. Terpenting ada retigennya," ujar Bisri.
Menurut Bisri, perbedaan antara rapid test dan rapid test antigen hanya terletak pada evektivitasnya saja.
Kalau antibodi itu probalitasnya hanya terbatas pada 50 persen; sedangkan akurasi antigen mencapai 80 persen.
Terkait ditemukan penumpang yang memalsukan surat rapid test saat hendak bepergian melalui Bandara Hang Nadim Batam beberapa waktu lalu, Bisri membenarka hal tersebut.
Dia memastikan petugas Bandara pasti akan mengkonfirmasikan kebenaran surat rapid test itu kepada rumah sakit dan klinik yang menerbitkannya.
"Pada kesempatan ini saya mengharapkan masyarakat tidak manfaatkan situasi seperti itu.
Jangan dipalsukan, pemberlakuan itu untuk kepentingan kita bersama," ujar Bisri.
Bisri memastikan ada kemungkinan peningkatan kasus Covid-19 di Kepri pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
Sebab, ada potensi kerumuman warga baik pada saat melakukan perjalanan maupun ketika mengikuti perayaan keagamaan.
Namun demikian, dia mengingatkan masyarakat untuk tidak memanfaatkan situasi ini untuk mengelabui petugas.
Sebab, petugas memiliki cara tersendiri untuk memastikan surat rapid test itu palsu atau asli.
"Bahkan saat ini di Kepri semuanya sudah bersetatus warna oranye.
Artinya, kasusnya naik; pasien yang meninggal juga naik.
Satu potensial kasus naik karena kerumunan.
Makanya pemerintah melarang perayaan Natal dan Tahun Baru dengan pesta kembang api atau kerumunan.
Dalam menyambut Natal dan Tahun Baru diutamakan ibadahnya," tegas Kepala Dinkes Provinsi Kepri. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Thomm Limahekin/Endra Kaputra)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
--