BATAM, TRIBUNBATAM.id – Menipisnya areal permakaman di Batam ikut dirasakan oleh beberapa petugas Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Seperti kata seorang penggali kubur di TPU Sambau Nongsa Batam, Udin. Ia mengaku khawatir dengan kondisi lahan di tempatnya biasa mencari rezeki ini.
“Setahu saya, penambahan areal kawasan makam sudah diajukan. Tapi tak tahu kelanjutannya bagaimana,” ujar Udin saat ditanyakan TribunBatam.id belum lama ini.
Setahu Udin, TPU Sambau memiliki luas sekira 4 hektare. Kini, luas itu diperkirakan semakin menipis dan tersisa 2 hektare saja.
“Itu pun sepertinya tak sampai 2 hektare,” katanya lagi.
• Krisis Lahan Permakaman di Batam, Ruslan Ali Wasyim Tinjau Pengajuan Lahan Makam di Kabil
• Lahan Permakaman di Batam Hampir Penuh, Wali Kota Minta Anggota Cari Lokasi Baru
Dengan kondisi ini, Udin berharap Pemerintah Kota Batam dapat memperhatikan ketersediaan lahan di beberapa TPU yang ada.
Bukan tanpa alasan, Udin tak ingin warga Batam kebingungan dan mengalami kesulitan jika sewaktu-waktu areal permakaman mulai habis.
“Seperti satu hari saja, bisa tujuh jenazah yang kami terima. Sementara, kalau tak ada solusi, lahan terus menipis,” ujar Udin.
Senada dengan Udin, kekhawatiran ini turut dirasakan oleh Ibu Mar, seorang penjual bunga makam di TPU Sambau.
“Di sini, ada beberapa blok. Mulai dari blok A sampai G. Cuma blok F tak ada, mungkin belum dibangun,” katanya.
Ia melanjutkan, kini hanya areal blok G saja yang masih tersisa lahan makam cukup banyak.
“Kalau untuk pemasukan kami ya cukup untuk sehari-harinya. Tapi kalau sepi, ya sepi juga,” ujarnya lagi.
Ibu Mar mengungkapkan, untuk satu lubang galian makam, pihaknya mendapatkan Rp 450 ribu. Hasil itu nantinya dibagi untuk empat petugas.
Sedangkan untuk penghasilan tambahan, ia dan suaminya berharap pada penjualan bunga makam yang dikelolanya.
“Tapi ya gitu, tak tetap. Alhamdulillah saja,” pungkasnya.