KESEHATAN

8 Diet Berbahaya Menurut Ahli Gizi, Ada Diet Keto yang Terkenal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gagalnya diet bisa juga disebabkan oleh salah pilih jenis diet. Foto Ilustrasi

TRIBUNBATAM.id - Kamu punya resolusi diet di setiap pergantian tahun?

Mungkin hal ini terdengar usang, sebab dari tahun ke tahun, keinginan diet memang sudah direncanakan. 

Namun apalah daya, kadang godaan makanan lezat bisa membuyarkan semua niat yang ada. 

Gagalnya diet bisa juga disebabkan oleh salah pilih jenis diet. 

Berkaca pada diet ala selebriti populer sekalipun tak selalu jadi jaminan diet bisa berhasil. 

Tak hanya berkonsultasi dengan ahli gizi, orang perlu menghindari beberapa jenis diet yang berbahaya. 

US News merilis jenis-jenis diet mulai dari yang paling sehat dan paling berbahaya. 

Baca juga: 7 Makanan Diet yang Ramah di Kantong, Bantu Menurunkan Berat Badan

Baca juga: 6 Menu Pengganti Nasi Putih untuk Diet, Lebih Sehat dan Rendah Kalori

Penilaian jenis diet ini dilihat dari kemudahan untuk dijalankan, pemenuhan nutrisi, keamanan, efektivitas dalam menurunkan berat badan, dan potensinya untuk melawan diabetes dan penyakit jantung.

1. Diet Asam Alkali

Diet ini bertujuan untuk menyeimbangkan pH tubuh.

pH yang seimbang dipercaya dapat menjadikan tubuh sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Tubuh secara natural mengandung lebih banyak alkali.

Mereka yang menganut diet ini mengklaim, memberikan tubuh asupan asam hanya akan memperburuk kondisi kesehatan.

Tubuh bakal sibuk mengeluarkan asam tersebut.

Aturan diet ini cukup merepotkan.

Orang harus mengonsumsi makanan yang mengandung alkali.

Takarannya 80 persen makanan beralkali dan 20 persen makanan mengandung asam.

Makanan yang mengandung alkali contohnya, sayuran, buah yang tidak diproses, cambah biji-bijian, dan almon.

Meski tampak sehat, diet ini sulit diikuti dan cakupan nutrisinya tidak seimbang.

Selain itu, ia tak memiliki cukup data atau riset yang mendukung efektivitas diet.

2. Diet paleo

Diet paleo berasal dari konsep zaman Paleolitikum.

Masa kini, orang banyak terkena penyakit kronis karena makanan yang diproses juga tingginya karbohidrat yang dikonsumsi.

Diet ini mengajak orang untuk kembali ke masa 10 ribu tahun lalu, saat orang hanya makan apa yang mereka tanam dan tangkap.

Tak ada junk food atau makanan yang diproses sehingga tak ada penyakit modern termasuk diabetes.

Diet paleo mungkin sangat berat dijalankan.

Baca juga: 8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Kaya Nutrisi Cocok untuk Diet

Baca juga: 4 Tips Sederhana Menurunkan Berat Badan dengan Cepat dan Efektif

Mungkin orang tak akan bisa membayangkan makan roti isi alias sandwich tanpa roti.

Aturannya sebenarnya sederhana, jika manusia gua tak memakan makanan tersebut, maka orang yang menjalani diet ini juga sama.

Orang akan disarankan makan ikan, daging, sayuran, dan buah.

Ahli tak menyarankan diet ini karena orang tidak akan mendapat nutrisi secara penuh. 

3. Diet makanan mentah

Tren makan makanan tanpa dimasak pernah populer di era 1800-an.

Seorang dokter, Maximilian Bircher-Benner pernah menyembuhkan penyakit kuning yang menyerang dirinya dengan hanya memakan apel mentah.

Kemudian, hal ini dilanjutkan dengan deretan eksperimen serta diet yang terus berkembang dengan makanan mentah.

Makanan mentah artinya, makanan yang tidak melalui proses apapun, termasuk radiasi, rekayasa genetik, atau terkena pestisida.

Makanan yang telah melalui sekian proses bisa mengakibatkan hilangnya beberapa nutrisi di dalamnya.

Meski terdengar menyehatkan, nyatanya diet ini tak disarankan.

Diet makanan mentah rendah akan kalori, kalsium juga vitamin B-12 dan D.

Untuk keamanannya, para ahli merasa ada risiko makanan yang mengandung racun akibat kontaminasi atau tidak dimasak.

Perlu diingat, diet ini meminta pengikutnya untuk makan segala sesuatunya tanpa diproses, termasuk daging mentah, susu yang tidak pasteurisasi, keju dari susu mentah dan ikan mentah. 

4. Diet puasa

The fast diet atau diet puasa dicetuskan oleh jurnalis sekaligus dokter, Michael Mosley dan Mimi Spencer, jurnalis dan penulis.

Mereka menuangkan pengalaman dietnya dalam buku "The FastDiet".

Diet ini menetapkan aturan 5:2, lima hari makan dengan normal, kemudian dua hari mengurangi jatah kalori normal hingga 25 persen.

Pria normalnya perlu 600 kalori sedangkan wanita 500 kalori.

Baca juga: Rahasia Menurunkan Berat Badan dengan Tepat Menurut Ahli

Baca juga: 4 Kesalahan saat Diet yang Bikin Usaha Menurunkan Berat Badan Selalu Gagal

Mereka yang menjalani diet puasa disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein selama masa puasa, seperti ayam tanpa kulit dan kacang-kacangan untuk mengurangi rasa lapar.

Kebutuhan kalori tak hanya dipenuhi oleh sumber-sumber makanan yang disarankan, tapi juga bisa melalui makanan ringan rendah kalori yang kaya serat dan nutrisi.

Saat tidak berpuasa, tak ada batasan dan larangan apapun, termasuk makan sepotong kue manis.

Keberhasilannya tergantung dari konsumsi harian di luar hari puasa, karena tak ada aturan spesifik.

5. Diet atkins

Diet atkins diklaim mampu menurunkan berat badan hingga 15 pon atau 6,8 kilogram dengan banyak makan makanan berlemak.

Tubuh sejatinya perlu energi.

Energi ini didapat dari pembakaran karbohidrat.

Saat tubuh tak punya cukup karbohidrat, maka tubuh akan membakar cadangan lemak.

Minim karbohidrat dan banyak lemak, para ahli jelas mempertanyakan kepenuhan gizi dan keamanan diet atkins. 

Aturan diet ini jelas, kurangi karbohidrat, sehingga orang harus menjauhkan diri dari gula dan makanan yang mengandung pati atau tepung seperti kentang, roti dan nasi.

Baca juga: 6 Makanan Penyebab Kesemutan dan Kebas, Ada Keripik Kentang hingga Sate Kambing

Baca juga: Cara Jitu Menghilangkan Bau Mulut Akibat Makan Petai dan Jengkol

Makanan yang mengandung protein dan lemak harus diperbanyak seperti ayam, daging dan telur.

6. Diet 'body reset'

Harley Pasternak, fitness trainer jadi orang yang pertama kali mencetuskan ide diet 'body reset'.

Ia yang sudah berpengalaman mendampingi para pesohor seperti Alicia Keys, Lady Gaga, Rihanna dan Kanye West ini mencanangkan diet dengan program 15 hari diet. 

Di fase 5 hari awal, orang harus mengonsumsi jus dan fase berikutnya, jus diganti dengan makanan padat.

Meski terdengar efektif karena tubuh tak menerima kalori berarti, tapi belum ada riset yang mendukung keberhasilan diet.

Belum lagi orang harus berjuang minum jus atau smoothies layaknya bayi selama 5 hari.

7. Diet whole30

Penemunya, pasangan suami istri Dallas dan Mellissa Hartwig, mengklaim whole30 bukanlah diet.

Whole30 dirancang untuk 'mengubah hidup', dengan membatasi nafsu makan, menyeimbangkan hormon, mengatasi masalah pencernaan dan meningkatkan fungsi imun. 

Programnya hanya 30 hari, tapi aturannya benar-benar ketat.

Tak ada gula, alkohol, biji-bijian, kacang-kacangan atau produk susu. Jika melanggar, kendati hanya sedikit, orang harus mengulang dari awal. 

8. Diet keto

Lupakan karbohidrat dan perbanyak asupan lemak jadi prinsip diet keto.

Tubuh akan membakar lemak untuk dijadikan energi.

Berbeda dengan diet rendah karbohidrat, diet keto benar-benar ketat soal asupan karbohidrat ke dalam tubuh.

Dulu, diet keto digunakan sebagai terapi penyakit saraf seperti kejang pada anak-anak.

Bagaimana menerapkan diet keto?

Orang cukup memperbanyak asupan makanan berlemak tinggi, makanan berprotein tak begitu banyak dan sedikit sekali karbohidrat.

Pilih ayam pada bagian yang banyak lemak misalnya paha dan kulit ayam, salmon, bacon, daging sapi.

Sayuran juga disarankan, tapi perlu menghindari sayuran berpati seperti kentang dan wortel.

Diet keto tidak menjamin berat badan bisa turun.

Melihat aturan diet dan asupan nutrisi yang masuk ke tubuh, para ahli tidak menganjurkan orang untuk mempraktikkan diet keto.

Apalagi bagi mereka yang punya masalah dengan ginjal dan hati.

Diet keto lebih punya potensi menimbulkan masalah kesehatan daripada memberikan manfaat bagi tubuh.

(*/TRIBUNBATAM.id)

 

Berita Terkini