JEMBATAN BARELANG BATAM VIRAL

Pria Terjun dari Jembatan Barelang Gegara Sulit Dapat Kerja, Osman: Batam Kekurangan 10 Ribu Welder

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WELDER - Foto Yayasan Seniman Api menggelar pelatihan welder pemuda tempatan di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) beberapa waktu lalu. Aksi seorang pria di Batam yang nekat terjun dari Jembatan I Barelang karena sulit mendapat kerja memantik nurani. Sementara Ketua Aliansi Maritim Indonesia (ALMI) Batam, Osman Hasyim menyebut saat ini Batam kekurangan sekitar 10.000 pekerja terampil, khususnya welder atau juru las.

"Tapi Batam masih kekurangan sekitar 10.000 tenaga kerja khususnya welder,” ujarnya di Batam Center melansir Kompas.com, Senin (25/8/2025). 

Ia menjelaskan, tingginya kunjungan kapal juga selaras dengan peningkatan bongkar muat kontainer yang mencapai 359.944 TEUs dengan volume sebanyak 5.427.065. 

Sejak 2024 hingga sekarang, terdapat kontrak pembangunan 400 unit kapal senilai puluhan triliun Rupiah. 

Namun, realisasi kontrak baru mencapai 50 persen. 

“Tahun 2023 kemarin, ekspor kapal dari Batam bahkan sempat meningkat hingga 498 persen,” kata Osman. 

Menurutnya, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu segera meningkatkan pelatihan vokasi untuk tenaga kerja, khususnya welder. 

Ia menambahkan, setiap kedatangan kapal berkontribusi signifikan terhadap perputaran uang di Batam. 

“Setiap kunjungan kapal minimal keluar uang sekitar Rp 500 juta untuk akomodasi kru dan lainnya. Lalu bayar pandu tunda, dan biaya tambat. Berapa sudah triliun uang yang beredar jika dalam setahun ada 50.000 call,” jelasnya. 

Dari sisi regulator, Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat peningkatan kinerja pelabuhan pada semester I/2025. 

Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan BP Batam, Benny Syahroni mengatakan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pelabuhan mencapai Rp 219,75 miliar atau 55 persen dari target tahunan sebesar Rp 401,86 miliar. 

“Hingga akhir Juni 2025, total realisasi penerimaan Direktorat Pengelolaan Kepelabuhanan mencapai Rp 219,75 miliar atau 55 persen dari target tahunan sebesar Rp 401,86 miliar,” ujarnya. 

Jumlah kunjungan kapal barang dan penumpang sepanjang Januari–Juni 2025 tercatat 54.876 call atau naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. 

Secara total, bobot kotor kapal (gross tonnage/GT) yang masuk ke Batam mencapai 34.877.449 GT, naik 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Osman menekankan, faktor keamanan, kenyamanan, kepastian layanan, harga bersaing, dan pelayanan prima menjadi kunci agar Batam tetap kompetitif dalam bisnis maritim. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah/Bereslumbantobing) 

Berita Terkini