Korban Kaveling Bodong Kirim Surat ke BP Batam, Minta Solusi Atas Nasib Para Korban

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perwakilan para korban Kaveling Bodong di Batam kirim surat ke BP Batam, minta solusi atas nasib 260 korban pembelian Kavling Bodong yang tersebar di tiga titik lokasi di Sagulung dengan total kerugian mencapai Rp 9,8 miliar.

Surat tersebut ditujukan kepada bidang Direktur Lahan BP Batam untuk melakukan pengecekan keabsahan lahan dan solusi atas dugaan penipuan oleh PT Eracipta Karya Sejati.

Perwakilan korban Kavling Bodong Heni kepada Tribun Batam mengatakan kasus yang mereka alami sudah berlangsung lama dan sampai saat ini tidak tahu akan kemana para korban mengadu.

Heni mengatakan mereka juga sudah melaporkan apa yang mereka rasakan kepada Polresta Barelang pada 10 Juli 2025, namun sampai saat ini tidak ada kelanjutan.

"Kami sudah dimintai keterangan, kami juga sudah serahkan semua barang bukti yang kami miliki saat pembelian Kaveling di tiga titik lokasi di Sagulung," kata Heni.

Heni berharap apa yang dirasakan masyarakat bisa mendapat solusi dari BP Batam.

"Kami hanya ingin memiliki rumah yang sah sesuai aturan," kata Heni.

Heni juga mengatakan mereka sejak awal tertarik membeli Kaveling dari PT Eracipta Karya Sejati, karena pihak perusahaan menunjukkan seluruh bukti kepemilikan lahan yang dikeluarkan BP Batam.

"Kami masyarakat yang hanya ingin memiliki rumah, kalau mengenai surat yang dimiliki pengembang, kami tidak paham," kata Heni.

Heni berharap ada solusi dari BP Batam, untuk para korban yang sudah tertipu oleh perusahaan yang menjual Kaveling kepada warga.

Adapun lokasi kavling yang menjadi objek penjualan berada di tiga lokasi, yaitu Kavling Sei Binti, Kavling Bukit Daeng, Kavling SP

Sementara untuk kerugian yang dikumpulkan dari para korban yang dihimpun dari admin PT Eracipta Karya Sejati yakni 

Lokasi Kavling Sei Binti, korban: 260 orang, kerugian Rp 6.4 miliar

Lokasi Bukit Daeng korban 26 orang dengan kerugian Rp 1.4 miliar

Lokasi belakang SP Plaza korban 41 orang dengan kerugian Rp 1,8 miliar.