Penganiayaan ART di Batam

Konselor Ungkap Kondisi Intan, ART Korban Penganiayaan di Batam Kerap Menangis dan Mimpi Buruk

Pendamping psikologis Shelter St. Theresia, Pankrasia Nasrani Halawa, S.Psi, mengungkapkan kondisi terkini Intan, ART korban penganiayaan di Batam.

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Ucik Suwaibah
SIDANG PENGANIAYAAN ARTI DI BATAM - Pendamping psikologis Shelter St. Theresia, Pankrasia Nasrani Halawa, S.Psi mendampingi Intan sebagai saksi korban dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Batam, Kamis (13/11/2025). Tampak Roslina, majikan Intan sekaligus terdakwa dalam perkara ini. 

Meski begitu, ia memastikan Intan sudah dipersiapkan secara matang sebelum menghadapi ruang sidang dan ingatan yang kembali muncul.

"Sebelum sidang, kami sudah mempersiapkan Intan ke Lembaga Psikologi Terapan Persona. Di sana Intan dilatih bagaimana meregulasi emosi, menstabilkan emosi ketika ingatan itu datang," tambah Nanas, sapaannya.

Ia menyebut ada banyak pemicu kecil yang bisa mengembalikan Intan pada situasi kekerasan.

"Teriakan itu salah satu pemicu. Di sidang kemarin saya berkali-kali meminta agar pengunjung tidak berteriak. Meski bukan pelaku, teriakan itu bisa menstimulus dia kembali," katanya.

Ia menuturkan ketika trauma muncul, respons Intan bisa bermacam-macam seperti menangis, berteriak atau diam seharian. 

Gangguan tidur disebut masih terus muncul.

Baca juga: Romo Paschal Kritisi Soal Pertanyaan Berulang Kepada ART Korban Penganiayaan Saat Sidang

Intan sering mengalami mimpi buruk hingga terbangun dengan keringat bercucuran.

"Kadang dia menangis atau berteriak saat tidur. Itu tanda kecemasan. Dari psikolog memang dijelaskan ia mengalami gangguan tidur," ungkapnya.

Untuk mengurangi perasaan cemas itu, di shelter tim pendamping memberikan teknik stabilisasi emosi.

Seperti latihan pernapasan, meditasi hingga kegiatan rekreasi kecil.

"Kami berikan teknik pernapasan tertentu atau aktivitas lain agar perasaan cemas, takut bisa turun," kata Nanas.

Pada awal dibawa dari rumah Roslina, Intan sempat mendapat obat antidepresan dan pernah didiagnoda gejala halusinasi. 

Namun kini kondisinya jauh lebih baik dibandingkan bulan-bulan pertama.

Baca juga: Kesaksikan Intan ART Korban Kekerasan Majikan di Batam: Anjing Berantem Pun Saya yang Disalahkan

Bahkan komentar ringan bisa ia terjemahkan sebagai bentuk penghinaan.

"Satu bulan pertama itu misal ada yang bercanda ‘belum mandi ya’, dia langsung merasa dirinya kotor. Karena dia terbiasa menerima kalimat negatif,” katanya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved