Kapolsek Bintan Utara Pulangkan Anak Punk Asal Kota Batam, Ini Sebenarnya Asal-usul Anak Punk
Kepolisian Polsek Bintan Utara memulangkan sejumlah anak punk dan gepeng yang kerap merasahkan warga Tanjunguban Kabuapten Bintan, Provinsi Kepri.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Thom Limahekin
Jadi fusi budaya dan ras yang mengilhami gerakan Skinhead pada awalnya, kemudian bertentangan dengan apa yang terjadi setelahnya.
Diakhir tahun 70-an, gerakan Skinhead Neo-nazi menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Utara.
Tapi Utay mengatakan Skinhead Indonesia hampir tidak memiliki kesamaan dengan kelompok-kelompok itu.
“Tidak ada bagusnya menjadi orang rasis. Karena kita manusia adalah setara dan sama menurut agama saya dan juga di mata hukum.”
Skinhead Indonesia menyamakan diri mereka dengan Skinhead gerakan awal, ketika orang-orang Jamaika sangat terlibat di dalamnya.
Dessy adalah orang Indonesia yang menikah dengan seorang Skinhead Kanada dan saat ini berada di Jakarta.
Selama lebih dari satu dekade ia menyebut dirinya seorang Skinhead dan bahkan punya tato ‘skingirl pride’ di dadanya.
“Pertama kali saya bertemu anak Punk saat remaja. Saya bergaul dengan Punk dan juga Skinhead. Lalu saya bertemu seorang pria yang mengajari saya tentang kitab Skinhead dan akhirnya saya memilih Skinhead. Karena Skinhead itu bekerja, tidak malas, bersih, dan cerdas,” kata Dessy.
“Band saya menyuarakan lagu-lagu dengan tema bangga menjadi bangsa Indonesia, persatuan, persaudaraan, dan tentang para pekerja,” kata Utay.
Di Indonesia, komunitas Skinhead memfokuskan diri pada musik dan komunitas mereka.
Jadi jangan takut dengan mereka karena Skinhead di sini hanya untuk bersenang-senang. (TRIBUNBATAM.id/Alfandi Simamora/Tribunnews.com)