PETAKA Belajar Daring untuk KELUARGA MISKIN, Tak Mampu Beli Kuota Internet: Katanya Ada Bantuan

Sistem belajar daring yang diterapkan sekolah-sekolah di masa pandemi Covid-19 membawa petaka bagi sejumlah keluarga

TRIBUN MEDAN
(Ilustrasi) Tasya menjajakan tisu di perempatan traffic light di Kota Medan, Ahad (26/7/2020). Uang penjualan tisu dipakai membeli paket internet untuk pembelajaran daring. 

Editor: Azmi S

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sistem belajar daring yang diterapkan sekolah-sekolah yang berada di zona merah dan zona kuning penyebaran virus corona (Covid-19) membawa petaka untuk sebagian keluarga.

Hidup sulit di masa pandemi mereka, para orangtua, terpaksa mencari uang tambahan untuk membeli kuota internet sang anak mendukung pembelajaran dengan sistem daring.

Di beberapa wilayah, beban membeli kuota internet bukan menjadi masalah utama.

SISWA Batam Belajar Daring, Kini Guru Jadi Youtuber Orangtua Jadi Guru

Kesulitan Mengajar Secara Daring, SMPN 27 Batam Berencana Lakukan Sistem Visit Home

Banyak siswa ternyata tak punya ponsel smartphone untuk mendukung mereka bersekolah dengan cara daring. 

BOS untuk Sistem Daring

Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan orangtua siswa menunjang sistem belajar daring di berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak berjalan seragam.

Beberapa daerah sudah menyalurkan dana BOS membantu pulsa atau biaya internet kebutuhan siswa dan guru.

Namun di Kota Batam pihak sekolah masih menahan dana itu dengan alasan belum ada petunjuk Dinas Pendidikan (Diknas).

BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020).
BELAJAR DARING - Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng WiFi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020). ((Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad))

Di sisi lain, hampir sebulan proses belajar-mengajar sistem daring atau online, banyak orangtua siswa yang mengeluh, terutama dari keluarga tak mampu.

Sebab, pulsa mereka tersedot oleh kegiatan anaknya yang harus belajar dengan sistem daring.

Apalagi biaya pulsa untuk belajar ini sangat besar karena kegiatan belajar-mengajar tersebut menggunakan video yang kuota pemakaiannya sangat besar.

"Katanya ada bantuan pulsa dari pemerintah. Tapi sudah hampir sebulan belajar, tanda-tandanya tak ada," sindir Ardi, orangtua siswa di Sagulung, Kota Batam.

Orangtua lainnya juga banyak mempertanyakan dana BOS untuk tunjangan internet ini.

KISAH MIRIS 4 PELAJAR Masuk Sarang ULAR demi Belajar Daring, Setiap Pagi Jadi Pemburu WiFi

New Normal di Tanjungpinang, Disdik Sebut Siswa Masih Belajar di Rumah, Masih Belajar Daring

Sebab, biaya pulsa ini cukup besar dan membebani orangtua.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved