PETAKA Belajar Daring untuk KELUARGA MISKIN, Tak Mampu Beli Kuota Internet: Katanya Ada Bantuan
Sistem belajar daring yang diterapkan sekolah-sekolah di masa pandemi Covid-19 membawa petaka bagi sejumlah keluarga
Meskipun ada sebagian orangtua yang memasang WiFi karena ada beberapa anak yang sekolah daring, biayanya mencapai Rp 150-250 ribu sebulan.
Sebenarnya jumlah bantuan internet yang ditunggu orangtua ini tidak banyak.
Untuk murid SD, misalnya, dana BOS per siswa per tahun Rp 900 ribu dan jika dibagi per bulan hanya Rp 75 ribu.
Dana itu, sesuai aturan Kemendikbud, setengahnya untuk membantu biaya operasional sekolah seperti biaya listrik, honor guru dan setengahnya untuk kebutuhan siswa.
Itu artinya, hanya sekitar Rp 37.500 saja yang bisa digunakan untuk membantu pulsa siswa dan guru.
Jumlah itu jauh dari kebutuhan pulsa per bulan untuk biaya daring yang menggunakan video.
Johanna mengatakan, ia biasa membeli paket 7 GB dengan harga Rp 45 ribu untuk belajar anaknya.
Ternyata, paket sebesar itu hanya cukup untuk seminggu saja.

"Sebab, mereka kan belajar pakai video dan sebagian lagi melalui YouTube,"kata Johanna yang berencana akan memasang WiFi di rumahnya.
Tunggu Perintah
Masalahnya, saat ini di Kota Batam sendiri beluma ada kejelasan kebijakan bahkan terkesan saling tunggu.
Pihak sekolah mengaku menunggu arahan dari Pemko dan Disdik terkait penggunaan dana BOS untuk internet ini.
"Kita sudah tahu Permendikbud Nomor 19 tahun 2020 itu.
Tetapi Pemko Batam dan Dinas Pendidikan belum memberikan arahan yang bisa menjadi pegangan kepala sekolah untuk mengalokasikan dana BOS untuk bantuan internet," kata seorang kepala sekolah di Sagulung yang tidak mau namanya ditulis, Rabu (5/8/2020).
Kepala sekolah lain mengatakan bahwa mereka takut menyalurkan karena Rencana Anggaran Sekolah (RAS) sudah disusun dan sudah disetujui pemerintah.