Dijuluki The Smiling General, Pengawal Bongkar Cara SOEHARTO Hadapi Momen Diincar Penembak Jitu

Mantan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden, Sjafrie Sjamsoeddin mengisahkan kunjungan Soeharto enggan memakai rompi antipeluru ke negara konflik

kolase TribunJatim.com, Intisari
Dijuluki The Smiling General, Pengawal Bongkar Cara SOEHARTO Hadapi Momen Diincar Penembak Jitu 

TRIBUNBATAM.id - Dijuluki The Smiling General, Pengawal Bongkar Cara Soeharto Hadapi Momen Diincar Penembak Jitu.

Nama Soeharto mungkin tak asing untuk sebagian besar masyarakat Indonesia.

Ia merupakan penguasa Orde Baru, yakni Presiden Kedua Republik Indonesia.

Dikenal sebagai Bapak Pembangunan, masa pimpinannya Soeharto banyak mengunjungi negara lain.

Salah satu kunjungannya yang terkenal yakni saat ia ke Sarajevo, Bosnia.

Baca juga: Indonesia 2020 Pernah Diramal Soeharto, 25 Tahun Lalu Bicara Liberalisasi Ekonomi, Terbukti Benar?

Baca juga: Adu Gaya Keluarga Cendana, Khirani Trihatmodjo vs Gayanti Hutami, 2 Cucu Soeharto yang Style Hits

Baca juga: Misteri Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Alasan Mengapa Soeharto Memilih Tinggal di Jalan Cendana

Mantan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden, Sjafrie Sjamsoeddin, dalam buku Pak Harto, The Untold Stories mengisahkan kunjungan itu dilakukan Soeharto pada tahun 1995.

Mantan Presiden Soeharto
Mantan Presiden Soeharto (Aljazeera.com)

Kunjungan ke Sarajevo itu dilakukan Soeharto usai mengunjungi Kroasia.

Sjafrie mengatakan, dia mendapatkan kabar saat itu baru saja ada pesawat yang ditembaki di sekitar tempat itu.

Pesawat tersebut mengangkut utusan khusus PBB, Yasushi Akashi saat hendak ke Bosnia.

Baca juga: Teka-teki G30S/PKI, Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh?

Baca juga: Perjalanan Panjang Batik hingga Diakui Dunia, Dikenalkan oleh Soeharto saat Konferensi PBB

Baca juga: Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI, Pahlawan Revolusi Dibuang di Lubang Buaya

Beruntung insiden itu tidak memakan korban.

Kondisi Rumah Cendana setelah kepergian Presiden Soeharto
Kondisi Rumah Cendana setelah kepergian Presiden Soeharto (Intisari-online.com/ Ade Sulaeman)

Dalam penerbangan dari Zagreb-Sarajevo, Soeharto sama sekali tidak mengenakan rompi pengaman dan helm.

Padahal, menurut Sjafrie saat itu semua penumpang pesawat sudah mengenakannya.

Namun, Soeharto tiba-tiba saja menanyakan sebuah hal kepada Sjafrie.

Baca juga: Bertahun-tahun Diperdebatkan, Akhirnya Terkuak Kenapa Soeharto Tidak Diculik pada 30 September

Baca juga: Ada Peran Soeharto, Mengapa 2 Oktober Diperingati sebagai Hari Batik Nasional? Begini Sejarahnya

Baca juga: Misteri Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Alasan Mengapa Soeharto Memilih Tinggal di Jalan Cendana

"Ini tempat duduk, di bawahnya sudah dikasih antipeluru, belum"? tanya Soeharto ditirukan Sjafrie.

Soeharto
Soeharto (Kolase Handover dan Tribun Jambi)

Sjafrie kemudian menjawab, semua bagian sudah ditutup dengan bulletproof, termasuk bagian samping.

Melihat Soeharto masih tak mengenakan helm dan rompi pengaman, Sjafrie terus memutar otak.

Akhirnya, Sjafrie pun sengaja duduk di kursi yang terletak di depan Soeharto, sambil memegang rompi dan helm.

Baca juga: Keberadaan Soeharto Saat Peristiwa G30S/PKI Terkuak, Sedang Semedi di Pertemuan 2 Arus Air

Baca juga: Letkol Untung Komandan Pasukan Cakrabirawa, Pimpin Gerakan G30S/PKI, Mantan Anak Buah Soeharto

Baca juga: Biodata Amoroso Katamsi Perwira TNI yang Aktif Bermain Peran, Jadi Sosok Soeharto di Film G30S/PKI

Sjafrie melakukan hal itu agar Soeharto meminta kedua benda itu, dan bersedia mengenakannya.

Namun, harapan Sjafrie justru pupus.

Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998
Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998 (KOMPAS/JB SURATNO)

Bukannya mengenakannya, Soeharto justru melakukan sebaliknya.

"Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini ya! Nanti helmnya masukkan ke (museum) Purna Bhakti," ucap Soeharto saat itu.

Tidak hanya itu, Soeharto juga meminta agar Sjafrie saja yang memegang rompi itu.

Baca juga: 5 Versi Berbeda Terkait Keganasan PKI, Ada yang Sebut Soeharto Lakukan Pembiaran

Baca juga: Sumber-sumber Kekayaan Tommy Soeharto yang Gugat Menkumham Soal Kepengurusan Partai Berkarya

Baca juga: Kemesraan Putra Tommy Soeharto dan Tata Cahyani, Intip Foto Mesra saat Rayakan Anniversary

"Eh, Sjafrie.

Itu, rompi itu cangking (bawa) saja.

Kamu cangking saja," ujar Soeharto.

Mendapatkan permintaan dari Soeharto seperti itu Sjafrie hanya bisa pasrah dan menaatinya.

Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966
Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966 (Kompas.com)

Melewati Sniper Valley

Menjelang pesawat mereka mendarat di Sarajevo, Sjafrie menyaksikan pemandangan dari jendela pesawatnya.

Pemandangan itu berupa adanya senjata laras panjang berpeluru kaliber 12,7 mm.

Baca juga: Pernah Dipensiunkan Dini oleh Soeharto, Berikut Profil Kapolri ke-5 Jenderal Hoegeng Imam Santoso

Baca juga: Yunarto Wijaya Sindir Pernyataan Tommy Soeharto Tentang Pemilu: Zaman Saya Pemenang 1 Orang Saja

Menurut Sjafrie, senjata semacam itu biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang.

Senjata tersebut terus berputar mengikuti pesawat yang ditumpanginya bersama Soeharto.

Soeharto dan para jenderal di masanya
Soeharto dan para jenderal di masanya (IST)

Meski demikian, Sjafrie baru memberitahukan hal itu enam jam kemudian.

Jafrie menyebut kawasan itu memang didiami banyak para sniper.

Sebab, wilayah itu memamg dimiliki oleh kedua belah pihak yang sedang berkonflik.

Baca juga: Jenderal TNI Ini yang Pertama yang Melarang Pemutaran Film G30S/PKI setelah Soeharto Turun Tahta

Baca juga: Sosok Letkol Untung Syamsuri, Tokoh Penting Dibalik Peristiwa G30S PKI, Orang Kepercayaan Soeharto?

Meski demikian, saat turun dari pesawat tersebut Soeharto tetap tenang.

Sikap tenang Soeharto itu juga menular kepada orang sekitarnya.

"Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah?" tulis Sjafrie.

Kisah Sutami, Menteri Termiskin Era Soekarno dan Soeharto, Atap Rumahnya Saja Bocor Tak Sanggup Memperbaiki
Kisah Sutami, Menteri Termiskin Era Soekarno dan Soeharto, Atap Rumahnya Saja Bocor Tak Sanggup Memperbaiki (surya malang)

Selanjutnya, Soeharto dijemput pasukan PBB yang sudah menyiapkan VAB, Panser buatan Prancis.

Begitu kendaraan itu berjalan, Soeharto pun menanyakan sesuatu.

"Sekarang ini kita berada di mana?" tanya Soeharto ke Atase Pertahanan.

Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah Alex Kawilarang Wafat: Prajurit Perintis Kopassus Ini Pernah Tampar Soeharto

Baca juga: Elus-elus Pipi usai Ditampar Alex Kaliwarang Si Pendiri Kopassus, Begini Reaksi Soeharto Muda

Pihak Atase Pertahanan kemudian menjawab mereka sedang berada di Sniper Valley.

Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The Smiling General."

Soeharto
Soeharto (VIK Kompas)

Hal itu karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum dan menunjukkan keramahan.

Meski begitu, dengan berbagai kontroversi yang terjadi dia sering juga disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan dengannya.

Baca juga: Presiden Soeharto Pernah Ragukan Keaslian Bendera Pusaka yang diserahkan Bung Karno, Begini Kisahnya

Baca juga: Profil Carlo Brix Tewu, Jenderal Polisi yang jadi Bos BUMN, Pernah Tangkap Tommy Soeharto

Baca juga: Prajurit Berkaki Satu Ini Selalu Dicari-cari Soeharto, Terkenal Garang Hadapi Musuh Meski Disiksa

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

SUMBER: INTISARI

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved