Gegara Kritik LGBT & Yahudi, Mahathir Mohamad Dicap Lembaga Ini Ekstremis Paling Berbahaya !

Meski dianggap tak bertanggung jawab untuk kekerasan tertentu, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad masuk daftar ekstremis berbahaya di dunia

AFP
Mantan Perdana Menteri Malaysia dan politikus senior Mahathir Mohamad. Gegara Kritik LGBT & Yahudi, Mahathir Mohamad Dicap Lembaga Ini Ekstremis Paling Berbahaya 

TRIBUNBATAM.id - Gegara Kritik LGBT & Yahudi, Mahathir Mohamad Dicap Lembaga Ini Ekstremis Paling Berbahaya !

Meski dianggap tak bertanggung jawab untuk kekerasan tertentu, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad masuk daftar ekstremis berbahaya di dunia.

Namanya bercokol di peringkat 14 bersama dalam daftar 20 besar Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi.

Lembaga yang mengeluarkan daftar itu menyatakan, Mahathir kerap mengkritisi negara Barat, komunitas LGBT dan masyarakat Yahudi.

Baca juga: Bela China Soal Covid-19, Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Sebut Trump Sebagai Bencana

Baca juga: Mahathir Mohamad Singgung Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Mantan PM Malaysia Dukung Joe Biden

Baca juga: Eks PM Malaysia Mahathir Ingatkan Negara di Asia Tenggara Termasuk Indonesia Waspadai Ini

Daftar itu dikeluarkan Counter Extremism Project (CEP), organisasi non-profit yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).

Mantan PM yang akrab dipanggil Dr M itu dianggap sosok kontroversial.

Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia
Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia (twitter/chedetofficial)

Baca juga: Ambisi Politik Mahathir Kandas di Malaysia, Pendaftaran Partai Pejuang Ditolak

Baca juga: Mahathir Mohamad Minta PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur: Anda Tidak Kuat, Mundur Saja Lah

Baca juga: Politikus Gaek Malaysia Mahathir Mohamad Kesepian, Satu Per Satu Kawan Seperjuangan Meninggal Dunia

"Mahathir kerap mengritisi negara Barat, komunitas LGBT dan masyarakat Yahudi," ulas CEP dikutip World of Buzz Senin (11/1/2021).

Mantan Perdana Menteri Malaysia dan politikus senior Mahathir Mohamad
Mantan Perdana Menteri Malaysia dan politikus senior Mahathir Mohamad (AFP)

Organisasi non-profit itu menerangkan, pada 2019, Dr M sempat menyebut ekstremisme bakal menyebar ke Asia Tenggara.

Dia menyebut, skenario itu akan terjadi karena pemerintah gagal membendung gelombang milisi yang berbondong-bondong ke kawasan tersebut.

Baca juga: Mahathir Kecam Mantan PM Malaysia Najib Razak Terkait Kasus Korupsi; Sidang Harus Dilanjutkan

Baca juga: Anwar Ibrahim ke Mahathir Mohamad: Sudah Cukup. Saya Akan Ikut Cara Saya Sendiri

Baca juga: Dengan Percaya Diri Anwar Ibrahim Sebut Mahathir Mohamad Akan Kalah Jika tak Ada Dukungan Darinya

Mereka juga menyoroti pernyataan mantan PM berusia 95 tahun itu saat seorang guru di Perancis dipenggal pada Oktober 2020.

Mahathir Mohamad (kanan) bersama tokoh politik Anwar Ibrahim (tengah) dan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin pada 1 Juni 2018.
Mahathir Mohamad (kanan) bersama tokoh politik Anwar Ibrahim (tengah) dan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin pada 1 Juni 2018. (AFP/MOHD RASFAN)

Guru yang bernama Samuel Paty itu dibunuh Abdoullakh Anzorov, karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.

Saat itu Mahathir Mohamad menyebut, "Muslim berhak marah dan membunuh jutaan orang Perancis untuk pembantaian di masa lalu".

Baca juga: Ulang Tahun ke-95, Mahathir Mohamad Dapat Ucapan Selamat dari Lawan dan Kawan

Baca juga: Mahathir Mohamad Ulang Tahun Ke-95, Mantan PM Malaysia Najib Razak Beri Ucapan Selamat

Baca juga: Kerap Dikritik Mahathir Mohamad, Najib Razak Ungkap Ingin Bersihkan Namanya Dahulu

Selain itu, Dr M juga mengritisi Israel, dugaan dia anti-Semit dan mendukung pemerintahan mandiri di Mindano, Filipina.

CEP menjelaskan, memang mantan PM Malaysia periode 1981-2003 itu tak bertanggung jawab untuk kekerasan tertentu.

PM Mahathir Mohamad dan istrinya, dr Siti Hasmah
PM Mahathir Mohamad dan istrinya, dr Siti Hasmah (Instagram Mahathir Mohamad)

"Namun, opini kontroversialnya menyebabkan kecaman internasional karena diduga dia mendukung kekerasan ekstremis melawan Barat."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved